Home Bisnis MARKET ANALIS MARKET (01/10/2021) : IHSG Berpeluang Bergerak Menguat Terbatas

ANALIS MARKET (01/10/2021) : IHSG Berpeluang Bergerak Menguat Terbatas

36
0

Beritamu.co.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, pada perdagangan hari Kamis, 30/09/2021 kemarin, IHSG ditutup menguat 124 poin atau 2,02% menjadi 6.286. Sektor energy, financial, industrials, infrastruktur, healthcare, properties & real estate, consumer non cyclicals, transportation & logistic, consumer cyclicals, dan basic materials bergerak positif dan mendominasi kenaikan IHSG kali ini. Investor asing membukukan penjualan bersih sebesar IDR3.853 miliar.

“Berdasarkan analisa teknikal, kami melihat saat ini IHSG memiliki peluang bergerak menguat terbatas dan ditradingkan pada level 6.222 – 6.343. Begitu banyak situasi dan kondisi ketidakpastian yang membebani pasar, mulai dari kekhawatiran mengenai China terkait dengan krisis energi, pandemic lanjutan, masalah plafon utang dan undang undang pajak di Amerika masih menghantui pelaku pasar dan investor. Namun kita harus memilah mana yang memberikan dampak volatilitas terhadap pasar dan yang tidak. Hati Hati karena rawan terkoreksi,” sebut analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Jumat (01/10/2021).

Adapun cerita hari ini akan kita awali dari;

1.SEBUAH DAMPAK

China tampak kian semakin terpuruk pemirsa, bagaimana tidak, seperti yang sudah pernah kita bahas dalam beberapa episode sebelumnya, China sedang dalam krisis energi, dimana listrik menjadi salah satu perhatian utama. Dampak dari pembatasan penggunaan listrik telah mendorong harga komoditas mengalami kenaikkan, mulai dari pupuk hingga silicon. Produksi logam dari aluminium hingga baja telah tersendat dalam kurun beberapa bulan terakhir, didorong oleh dampak dari pembatasan listrik yang kian intensif di provinsi provinsi industry utama. Saat ini pabrik pabrik yang memproduksi barang kelas atas juga mulai merasakan kesulitan, sehingga menciptakan risiko yang kian semakin besar terhadap pertumbuhan ekonomi di China. Dan yang paling mengkhawatirkan adalah potensi krisis yang kian menyebar ke arah pangan. China memastikan bahwa penduduknya 1.4 miliar masyarakat China memiliki makanan yang cukup menjadi prioritas utama nasional. Krisis listrik juga mendorong kerugian produksi di pabrik peleburan dan perakitan dalam beberapa bulan terakhir sehingga mendorong penurunan pasokan. Hal tersebut mendorong harga logam mengalami kenaikkan ke level tertinggi sejak 2008. Proses pembatasan penggunaan listrik tersebut juga kian semakin memberikan tekanan karena musim dingin juga sudah hampir tiba. Tidak hanya itu pemirsa, situasi dan kondisi kian semakin pelik, pasalnya pabrik baja juga terkena pembatasan listrik sehingga membuat harga bijih besi mengalami kenaikkan dalam beberapa bulan terakhir. Aluminium sudah, baja sudah, sekarang lanjut kepada harga silicon yang juga mengalami kenaikkan ke rekor tertingginya setelah China juga memiliki keterbatasan dalam hal pasokan. Nah tapi jangan khawatir pemirsa, karena China sudah memerintahkan perusahaan energi milik negara mulai dari batu bara, listrik, dan minyak untuk dapat mengamankan pasokan untuk memasuki musim dingin di negara tersebut. Perintah ini datang langsung dari Wakil Perdana Menteri Han Zheng yang turut mengawasi sector energi negara, dan produksi industry. Hal ini disampaikan Han Zheng setelah mereka melakukan pertemuan darurat sejak awal minggu ini untuk mengatur dan merencanakan bagaimana cara menghadapi situasi dan kondisi saat ini. Pertemuan darurat tersebut memberikan sebuah gambaran bahwa situasi dan kondisi terkait dengan krisis energi kian terjadi di China, yang dimana sejauh ini telah memberikan dampak terhadap pergerakan harga komoditas secara global. Perdana Menteri Li Keqiang juga berjanji akan mengerahkan segala daya dan upaya untuk dapat mempertahankan pertumbuhan ekonomi. China sendiri akan memastikan kebutuhkan mata pencaharian tetap terpenuhi dan akan menjaga industry dan rantai pasokan tetap stabil. Langkah China untuk mendapatkan dan mengamankan pasokan akan membuat pemerintah dan konsumen di Eropa akan menghadapi persaingan untuk mengamankan pasokan ketika memasuki musim dingin. Ketika China masih berjibaku dan mempertahankan situasi dan kondisi krisis ekonomi, Menteri Keuangan Amerika, Janet Yellen justru masih berjibaku terkait dengan masalah plafon utang di Amerika. Yellen mengatakan bahwa Amerika hanya memiliki beberapa hari tersisa sebelum tanggal 18 October untuk menaikkan plafon batas utang. Tidak akan mungkin menggunakan dana yang tersedia untuk membayar tagihan negara, karena arus kas masih sangat terbatas imbuh Yellen. Yellen mengatakan bahwa dirinya mendukung pencabutan permanent terkait dengan plafon utang. Chuck Schumer, pemimpin partai Demokrat mengatakan bahwa Demokrat akan terus berusaha untuk mencari suara lebih awal secepat mungkin pada minggu depan. Meskipun demikian, Pemimpin GOP Senat, Mitch McConnell berpendapat bahwa Demokrat harus bertanggungjawab sendiri terkait dengan menaikkan batas plafon utang, karena mereka mengejar pajak dan rencana stimulus yang nilainya multi triliun dollar. Setidaknya situasi dan kondisi saat ini terkait dengan krisis China dapat di tangani, karena China juga sudah mulai bergerak untuk mengamankan pasokan, sehingga volatilitas harga komoditas diperkirakan mulai berkurang. Namun masalah plafon utang, masih akan mencuri perhatian. Namun apapun itu, tidak akan menghalangi pasar obligasi dan saham untuk bergoyang hari ini. Cuzzlah!

Baca Juga :  Akibat Krisis Rantai Pasokan, Honda Pangkas Perkiraan Perolehan Laba

2.OPTIMIS TAPI REALISTIS!

Pelaku pasar cukup optimis menjelang rilis data inflasi dan manufaktur bulan September yang dinilai dapat lebih baik dibandingkan bulan Agustus. Pelonggaran aktivitas dinilai dapat menjadi trigger terhadap naiknya produksi manufaktur dimana konsensus memperkirakan PMI Manufaktur berada pada level 49, lebih tinggi dibandingkan pada bulan Agustus yang berada pada level 43.7. Menjelang akhir tahun pelaku usaha mencermati perkembangan dari penyebaran pandemic dan juga pemulihan konsumsi. Hal tersebut dinilai cukup penting bagi upaya manajemen dalam memutuskan ekspansi bisnis. Kinerja manufaktur diproyeksikan dapat menguat Kembali pada kuartal IV seiringan dengan adanya momentum Natal dan Tahun Baru. Ada harapan pelonggaran restriksi terus dilakukan dan pada Desember 2021 konsumsi rumah tangga makin baik, sehingga permintaan produk manufaktur meningkat. Dari luar negeri, permintaan dari negara-negara mitra dagang Indonesia seperti Amerika Serikat dan China juga terus meningkat. Terutama untuk bidang otomotif, tekstil, dan juga makanan. Kami melihat momentum ini perlu di jaga, pemberian insentif pada sektor manufaktur, khususnya yang berorientasi ekspor. Karena inipun nantinya memberikan multiplier effect bagi perkembangan ekonomi yang positif. Pada lain sisi, Inflasi inti secara bulandiperkirakan relatif stabil, hal inil dikarenakan harga emas dan biaya transportasi yang cenderung menurun, sementara indikator permintaan meningkat seiring dengan relaksasi mobilitas. Ada potensi meningkatnya tekanan inflasi dari sisi permintaan di kuartal IV 2021. Hal ini terjadi di tengah pemulihan ekonomi setelah pelonggaran mobilitas pada kuartal III 2021. Namun secara keseluruhan, kami melihat inflasi masih berpotensi terjaga rendah hingga akhir tahun. Hal ini disebabkan adanya pelemahan pada harga emas dan juga risiko global dimana tapering Fed dapat memberikan dampak langsung pada rupiah. Berdasarkan konsensus, Inflasi bulan September diproyeksikan berada pada 1.7% YoY namun diproyeksikan lebih rendah dari bulan Agustus. Jika mengacu pada data dari Bank Indonesia, terdapat penurunan harga yang signifikan pada kelompok makanan sebesar 1% hingga 2% MoM. Penurunan harga pangan ini disebabkan terjaganya pasokan dan factor cuaca. Well, awal bulan penuh dengan makna, yuk kita cari tahu apa yang membuat hari ini berbeda.


https://pasardana.id/news/2021/10/1/analis-market-01102021-ihsg-berpeluang-bergerak-menguat-terbatas/

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here