Home Bisnis MARKET ANALIS MARKET (30/9/2021) : Pasar Obligasi Berpotensi Melemah Terbatas

ANALIS MARKET (30/9/2021) : Pasar Obligasi Berpotensi Melemah Terbatas

30
0

Beritamu.co.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, pasar obligasi kembali menembus batas bawahnya pemirsa.

Hal ini semakin memberikan indikasi kepada pelaku pasar dan investor bahwa tekanan mulai terasa di pasar obligasi.

Memang tidak sehebat seperti tahun 2013, namun kami melihat bahwa tekanan akan tetap ada.

Keyakinannya adalah selama imbal hasil pasar obligasi masih bermain dalam rentang aman, kita masih tidak terlalu khawatir.

Namun ingat, rambu-rambunya adalah ketika imbal hasil obligasi 10y melewati 6.30% yang dimana itu artinya akumulasi beli bisa dilakukan namun sembari melihat perkembangan situasi dan kondisi yang terjadi di pasar.

Rupiah yang melemah menjadi sebuah tanda bahwa pelaku pasar dan investor mulai sedikit demi sedikit melepas kepemilikan asset berdenominasi Rupiah. Seberapa kuat Rupiah dapat bertahan, sejauh itu pula volatilitas pasar Rupiah terjaga karena adanya intervensi dari Bank Indonesia terhadap Rupiah.

Akhir bulan sebentar lagi, inflasi akan menjadi focus utama untuk esok hari (01/10). Wait and see masih menjadi pilihan, menyimpan amunisi membutuhkan kesabaran untuk dilepaskan pada saat yang tepat.

Selama pergerakan US Treasury masih dalam keadaan volatilitas tinggi di pasar, maka kehati-hatian merupakan salah satu yang penting.

US Treasury 10y berpotensi mengalami kenaikkan dengan tingkat potensi 78% dengan target 1.60%. Namun US Treasury 10y berpotensi mengalami pembalikan apabila turun lebih dari 1.3%.

“Pagi ini pasar obligasi akan dibuka melemah dengan potensi melemah terbatas. Kami merekomendasikan jual,” sebut analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Kamis (30/9/2021).

Adapun cerita hari ini akan kita awali dari;

1.FUMIO KISHIDA

Sesuatu yang unik terjadi pemirsa, di tengah pemilihan calon Perdana Menteri oleh partai yang berkuasa di Jepang. Fumio Kishida, seseorang yang tidak diunggulkan dalam urutan pertama dalam pemilihan Perdana Menteri dibandingkan Taro kono, akhirnya berhasil memenangkan pertarungan untuk menjadi Perdana Menteri Jepang berikutnya, tinggal memenangkan para pemilih untuk memilihnya. Fumio Kishida menunjukkan bahwa kedekatannya dengan partai yang berkuasa mampu untuk menciptakan keunggulan tersendiri dalam pemilihan tersebut. Banyak yang mempertanyakan kapasitas dari Fumio Kishida, tentang bagaimana Kishida akan mencoba untuk menjalankan kepemimpinannya ditengah situasi dan kondisi Jepang yang membutuhkan dorongan untuk mampu keluar dari Covid 19. Kishida sendiri berjanji untuk memberikan stimulus untuk mengeluarkan Jepang dari situasi dan kondisi yang terjadi saat ini. Ketika pengumuman Kishida sebagai calon untuk menjadi Perdana Menteri berikutnya, pasar ekuitas Jepang justru mengalami penurunan. Ada rasa kecewa dari pelaku pasar dan investor bahwa Kishida akan memimpin dengan cara yang sama dengan Perdana Menteri sebelumnya, Yoshihide Suga. Kishida harus mempersiapkan diri untuk dapat memenangkan hati pemilih pada bulan November mendatang, dan majelis tinggi tahun depan. Kishida sendiri menyampaikan bahwa Covid 19 telah memecah hati masyarakat Jepang, dan saya akan mengembalikan semangat tersebut sebagai satu team untuk dapat mengatasi krisis nasional ini. Pandemi tidak bisa ditangani tanpa kerja sama dari masyarakat, oleh sebab itu saya juga akan menyusun paket senilai triliunan yen sebelum akhir tahun, untuk dapat menciptakan suasana dimana semua orang dapat bekerja sama. Nomura Securities dari Japan mengatakan bahwa ada kemungkinan paket yang dikeluarkan senilai 30 triliun yen atau $270 miliar. Kishida sendiri berjanji untuk menunjukkan kepemimpinan oleh yang lebih muda serta tetap dapat mempertahankan mayoritas LDP di parlement dengan mitra koalisi mereka Komeito. Kishida sendiri berjanji untuk bersama sama dengan Bank Sentral untuk mendorong inflasi mengalami kenaikkan yang bahkan sudah sampai cukup lama inflasi di Jepang tidak mengalami kenaikkan yang berarti. Rendahnya daya beli masih menjadi salah satu perhatian utama yang tidak pernah kunjung usai. Kishida berjanji untuk memperbaiki hubungannya dengan China, khususnya ditengah memburuknya hubungan keduanya. Well, selamat sekali lagi Kishida, tinggal bagaimana kita melihat pada bulan November mendatang, apakah Kishida mampu memenangkan hati para pemilih? Namun yang jelas, siapapun pemimpinnya, dia harus menjadi seseorang yang di sukai oleh pasar terutama untuk mendorong pemulihan ekonomi dengan memberikan stimulus, tidak hanya dari sisi moneter tapi juga dari sisi fiscal. Yuk kita nantikan perjuangan dari Kishida berikutnya.

Baca Juga :  Komisaris Utama dan Pengendali RAAM Kurangi Porsi Kepemilikan Saham di Perseroan

2.CURHAT BANK SENTRAL

Ketua The Fed, Jerome Powell dan rekan rekan seperjuangannya dari Bank Sentral Eropa, Jepang, dan Inggris, mulai menyampaikan kehati hatiaannya pada tingkat inflasi yang terjadi saat ini di seluruh dunia akibat adanya gangguan rantai pasokan meskipun kenaikkan tersebut hanyalah sementara. Kenaikkan inflasi saat ini merupakan konsekuensi dari terhalangnya pasokan yang dimana permintaan sedang berada di titik tertingginya karena aktivitas perekonomian mulai kembali pulih. Ini merupakan sebuah proses dari awal, pertengahan, hingga akhir. Powell mengatakan sangat sulit untuk mengukur seberapa besar efek sementara yang ditimbulkan oleh kenaikkan inflasi, namun Powell percaya bahwa hal tersebut dapat dilewati dengan baik. Lagarde pun menyampaikan sesuatu yang sama terkait dengan inflasi, Lagarde pun mengatakan bahwa inflasi saat ini terjadi karena adanya pembukaan kembali aktivitas perekonomian, oleh sebab itu tidak ada alasan untuk tidak percaya hal ini akan bersifat sementara di masa depan. Bank Sentral di seluruh dunia mulai berfikir dan bersiap untuk melakukan normalisasi kebijakan moneter setelah mendorong stimulus yang begitu luar biasa pada tahun 2020 untuk menopang perekonomian dengan mengeluarkan stimulus hingga saat ini. Tantangan terbesar pelbagai Bank Sentral saat ini adalah bagaimana mengatasi pertumbuhan yang tidak merata, terlebih lagi karena ketidakseimbangan antara penawaran dan permintaan. Ketidakseimbangan antara penawaran dan permintaan itulah yang membuat inflasi mengalami kenaikkan secara konsisten, apalagi saat ini perekonomian mulai kembali di buka yang dimana akan mendorong permintaan secara konsisten terus menerus terjadi. Dukungan stimulus fiscal juga telah membuat rumah tangga di Amerika memiliki uang cash yang lebih dari cukup untuk di belanjakan ketika perekonomian dibuka sepenuhnya. Beberapa pertanyaan justru menjurus juga terjadi pada pertemuan berbagai Bank Sentral kemarin, termasuk apakah stimulus yang di keluarkan terlihat berlebihan dalam menangani pandemic? Powell menjawab hal tersebut dengan mengatakan bahwa pada akhirnya kita bisa keluar dari lingkaran Covid 19 sehingga memberikan ruangan yang terus bertumbuh. Powell mengatakan biasanya sejarah selalu mengatakan bahwa kita terlalu meremehkan tindakan kita ketika kita diharuskan berbuat sesuatu dalam menghadapi situasi dan kondisi, namun kali ini hal itu tidak terjadi. Oleh sebab itu kami juga menilai apa yang dilakukan oleh The Fed sudah tepat, meksipun banyak orang yang mencibir bahwa stimulus harus segera di hentikan. Sikap Powell yang terlihat berhati hati menunjukkan sebuah kapasitas kepemimpinan sebelum membuat keputusan. Hal ini yang memberikan sebuah gambaran besar bahwa Bank Sentral beraksi tidak hanya berdasarkan satu sisi, namun juga berdasarkan data yang ada di atas kertas untuk membuat keputusan sehingga stimulus dapat terukur.


https://pasardana.id/news/2021/9/30/analis-market-3092021-pasar-obligasi-berpotensi-melemah-terbatas/

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here