Home Bisnis BKPM Bidik Investasi Senilai Rp2,19 Triliun dari Proyek Sektor Pariwisata

BKPM Bidik Investasi Senilai Rp2,19 Triliun dari Proyek Sektor Pariwisata

11
0
Nelayan melintas saat matahari tenggelam di perairan Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Jumat (12/10/2018). - ANTARA/Indrianto Eko Suwarso

Beritamu.co.id, JAKARTA – Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) membidik potensi investasi sebesar US$151,03 juta atau Rp2,19 triliun (kurs Rp14.500 per dolar AS) dari proyek investasi pariwisata.

Proyek investasi prospektif dari sektor pariwisata tersebut merupakan bagian dari 32 proyek prospektif yang akan ditawarkan Indonesia kepada investor. Total nilai investasi dari seluruh proyek prospektif mencapai US$10,4 miliar atau Rp150,55 triliun.

Sesuai kesiapan investasi, proyek-proyek tersebut terbagi menjadi 2 (dua) kategori yaitu prastudi kelayakan atau prefeasibility study (Pre-FS), serta proyek investasi yang siap ditawarkan atau investment project ready to offer (IPRO).

Deputi Perencanaan Investasi Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Nurul Ichwan mengatakan bahwa proyek investasi di sektor pariwisata merupakan proyek prefeasibility study.

“Pada 2020, kami sudah melakukan prefeasibility study [prastudi kelayakan], yang terdiri dari sektor pariwisata dengan 6 proyek. Sementara sektor lainnya yaitu taman industri, Kawasan Ekonomi Khusus dengan Kawasan Industri, serta infrastruktur berjumlah 15 proyek,” kata Nurul pada Investment Webinar Series 2021, Rabu (29/9/2021).

Secara rinci, enam proyek investasi prospektif di sektor pariwisata tersebar di enam lokasi. Pertama, proyek pengembangan area di Likupang, Sulawesi Utara.

Nilai dari investasi mencapai US$64 miliar atau Rp929,5 miliar. Sementara, proyek pariwisata ini memiliki net point value (NPV) sebesar US$2,073 juta/Rp30,06 miliar; internal rate of return (IRR) sebesar 10,81 persen; benefit/cost (B/C) ratio 1,18; dan payback period 5,67 tahun.

Baca Juga :  Berbalik Arah di Sesi II, IHSG Gak Kuat Tembus 6.600

Proyek pembangunan penginapan (cottage) di Wakatobi Sulawesi Tenggara. Nilai investasi seebsar US$3,4 juta/Rp50 miliar; NPV US$3,335 juta/Rp48,37 miliar; IRR 13,09 persen; B/C ratio 1,96; dan payback period 5,01 tahun.

Selanjutnya, proyek hotel dan villa di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT). Nilai investasi US$28,7 juta/Rp417 miliar; NPV US$45,296 juta/Rp656,8 miliar; IRR 12,82 persen; B/C ratio 2,67; payback period 7,77 tahun.

Proyek hotel dan resor di Mandalika, Nusa Tenggara Barat (NTB). Nilai investasi US$32 juta/Rp468,7 miliar; NPV US$4,072 juta/Rp59,1 miliar; IRR19,71 persen; dan payback period 5,85 tahun.

Lalu, proyek live on board atau menginap di atas kapal di Raja Ampat, Papua Barat. Nilai investasi US$1,9 juta/Rp27,7 miliar; NPV US$2,965 juta/Rp43 miliar; IRR 13,84 persen; B/C ratio 2,21; dan payback period 9,2 tahun.

Terakhir, proyek hotel dan MICE (Meeting, Incentive, Convention, Exhibition) di Borobudur, Jawa Tengah. Nilai investasi US$20,5 juta/Rp298,5 miliar; NPV US$4,8 juta/Rp70 miliar; IRR 17,4 persen; B/C ratio 1,5; dan payback periode 8 tahun.

.
. :

.
Beritamu.co.id . Follow sosial media kami
.

sumber : https://ekonomi.bisnis.com/read/20210929/9/1448327/bkpm-bidik-investasi-senilai-rp219-triliun-dari-proyek-sektor-pariwisata

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here