Home Bisnis MARKET ANALIS MARKET (29/9/2021) : IHSG Berpeluang Bergerak Melemah

ANALIS MARKET (29/9/2021) : IHSG Berpeluang Bergerak Melemah

42
0

Beritamu.co.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, pada perdagangan hari Selasa, 28/09/2021 kemarin, IHSG ditutup melemah 9 poin atau 0,15% menjadi 6.113. Sektor transportation, healthcare, financial, dan basic material bergerak melemah dan mendominasi penurunan IHSG kali ini. Investor asing membukukan pembelian bersih sebesar IDR 738 miliar.

“Berdasarkan analisa teknikal, kami melihat saat ini IHSG memiliki peluang bergerak melemah dan ditradingkan pada level 6.060 – 6.139. Kenaikkan imbal hasil US Treasury 10y hingga di atas 1.5% akan memberikan tekanan tersendiri kepada pasar saham dan obligasi pada hari ini,” sebut analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Rabu (29/9/2021).

Adapun cerita hari ini akan kita awali dari;

1.BATU SANDUNGAN

Pasar sedang berada di dalam situasi dan kondisi tertekan pemirsa. Bagaimana tidak, saham global mengalami aksi jual yang akan mempengaruhi pergerakan di saham Asia pada hari ini, dimana penurunan ini merupakan penurunan yang terburuk sejak bulan May silam. Bagi pasar obligasi, kenaikkan imbal hasil US Treasury 10y hingga di atas 1.5%, akan menjadi beban tersendiri bagi pergerakan pasar obligasi hari ini yang kami perkirakan juga akan mengalami kenaikkan imbal hasil yang mendorong harga mengalami penurunan. Kekhawatiran saat ini terfokus terhadap potensi default Pemerintahan Amerika akibat tidak dinaikkannya plafon utang yang memberikan kecemasan kepada investor. Senat Partai Republik pada hari Senin kemarin membatalkan Rancangan Undang Undang yang akan mendanai pemerintah dan memberikan penangguhan plafon utang Amerika, yang dimana hal tersebut berbeda pandangan dengan Demokrat yang mendukung kenaikkan plafon utang tersebut untuk menghindari dampak terhadap perekonomian. RUU tersebut memberikan kenaikkan plafon utang Amerika hingga December 2022 mendatang. Anggota parlement sendiri harus melakukan persetujuan hingga hari Jumat mendatang untuk menghindari terjadinya penutupan, sehingga waktu akan menjadi kunci saat ini. Anggota DPR dari Partai Republik menentang tindakan untuk menaikkan batas atas plafon tersebut, Senat GOP juga menolak untuk membantu Demokrat untuk menaikkan batas utang. Total suaranya adalah 48 – 50, sehingga semua Senator Republik menentang untuk memajukan undang undang tersebut. Posisinya saat ini adalah Demokrat harus menghadapi setiap gejolak yang timbul akibat dari tidak diresmikannya RUU ini, karena apabila batas plafon utang tidak di naikkan, maka yang ada adalah pemulihan ekonomi dapat rusak dan merugikan jutaan masyarakat Amerika yang mendorong masyarakat kehilangan pekerjaan mereka. Schumer mengatakan mereka akan mencoba tindakan lebih lanjut kedepannya untuk mencegah penutupan pemerintah dan default surat utang Amerika, karena pendanaan Pemerintah akan habis jika anggota parlement tidak meloloskan RUU sebelum hari Kamis tengah malam. Menteri Keuangan Janet Yellen sendiri juga mengatakan kepada anggota parlement bahwa Amerika akan kehabisan pendanaan untuk membayar tagihannya yang jatuh pada bulan October, oleh sebab itu pagu utang harus segera di naikkan. Sebagai Informasi, pendanaan pemerintah dan batas utang merupakan 2 masalah yang berbeda lho ya. Kalau menaikkan atau menangguhkan plafon utang, itu artinya akan ada utang baru atau penerbitan utang baru. Berbeda dengan pendanaan pemerintah yang dimana itu artinya memberikan Amerika ruang untuk melakukan pinjaman jangka pendek namun hanya untuk menutupi kewajiban yang ada. Partai Republik berpendapat bahwa mereka harus menolak plafon utang disaat mereka melihat ada potensi stimulus hingga $3.5 triliun di loloskan nantinya. Kemungkinan Pemerintah Amerika gagal bayar pun mendapatkan perhatian dari Yellen dan Powell yang dimana keduanya sedang bertemu pada pertemuan Senat di Amerika. Yellen mengatakan bahwa ada konsekuensi yang serius apabila penangguhan plafon tidak direstui. Disatu sisi, potensi adanya pengurangan stimulus oleh The Fed membuat imbal hasil US Treasury mengalami kenaikkan. US T 10y naik hingga 1.5%, dan US T 20y naik hingga 2%, hal ini yang kami khawatirkan akan mendorong kenaikkan imbal hasil obligasi dalam negeri yang dimana sudah dalam kurun waktu 1 minggu terakhir, harga obligasi mengalami penurunan yang mendorong imbal hasil obligasi 10y menyentuh di atas 6.2%. Ini akan menjadi perhatian, karena rentang aman permainan obligasi akan berada di imbal hasil 6% – 6.3%, sehingga apabila ada pergerakan bagi imbal hasil obligasi di atas 6.3%, ini akan menjadi sebuah tanda pertama bagi pergerakan obligasi. Jadi kita sudah mendapatkan 2 alasan mengapa pasar hari ini berpotensi mengalami penurunan, nomor satu adalah terkait dengan potensi gagal bayar di Amerika, nomor dua adalah terkait dengan kenaikkan imbal hasil US Treasury sebagai bagian reaksi dari pemangkasan stimulus oleh Bank Sentral The Fed. Nah yang nomor 3 adalah, pencalonan ke 2 kalinya Powell mendapatkan pertentangan yang serius dari Elizabeth Warren. Warren menyampaikan suaranya bahwa Warren menentang dengan tegas Powell untuk menduduki masa jabatan kedua bagi Powell. Dalam siding Komite Perbankan tersebut dirinya mengatakan bahwa Warren akan berdiri menentang pencalonan tersebut dan mengatakan bahwa Powell merupakan pria yang berbahaya. Hal ini memberikan sentiment negative secara jangka pendek, karena seperti yang kita ketahui, Powell merupakan salah satu Ketua The Fed paling sukses yang dapat memimpin Bank Sentral Amerika melewati masa masa sulit akibat Covid 19 yang dimana The Fed dapat berbalik mendorong perekonomian Amerika untuk mengalami kebangkitan. Namun kami yakin, Biden pasti memiliki penilaian tersendiri untuk Powell. Kualitas dari kapasitas seseorang, tidak akan dapat dinilai dari cemoohan dan sindirian, namun akan terlihat dari hasil yang diberikan dan dirasakan oleh banyak orang. Dan Powell membuktikan kualitas dari seorang Powell yang memimpin The Fed ditengah masa masa sulitnya. Apalagi pasar sangat menyukai Powell sejauh ini, sehingga Biden harus memilih, pelaku pasar dan investor termasuk Yellen yang mendukung pemilihan Powell, atau justru harus memilih pendapat Warren yang dimana dapat meredakan pergerakan sayap progresif yang berkuasa. Ketika mengkritik Powell, Warren sendiri tidak memberikan calon yang dapat di pilih oleh Biden, namun dukungan terhadap Powell, tidak hanya datang dari pelaku pasar dan investor serta Yellen, namun juga Senator Demokrat. Secara proyeksi, hampir 90% survey mengatakan bahwa Biden akan memilih mempertahankan Powell, yang dimana proyeksi tersebut mengalami kenaikkan sejak June lalu. Kemarahan Warren yang disuarakan melalui penolakan tersebut, membuat pelaku pasar dan investor juga keki sehingga ada kekhawatiran bahwa Powell tidak akan terpilih lagi. People’s champ vs Warren, kira kira siapa yang akan menang ya? Hati hati pada pergerakan pasar hari ini, karena mungkin situasi dan kondisi akan kembali memanas. Perhatikan volatilitas pasar hari ini ya.

Baca Juga :  Tingkatkan Kecerdasan Berinvestasi Bagi Generasi Muda, OJK Gelar ‘OJK Mengajar’ di Universitas Kuningan

2.SEBUAH ANGAN

Pelonggaran kembali aktivitas menjadi harapan pada naiknya serapan belanja pemerintah dari pembangunan. Hal tersebut dinilai dapat menjaga konsumsi dan pertumbuhan ekonomi per daerah dimana naiknya serapan anggaran infrastruktur menjadi penopang naiknya konsumsi dan pertumbuhan ekonomi. Hal tersebut diharapkan dapat menopang pertumbuhan sector terkait seperti serapan semen maupun produktivitas. Berdasarkan data dari Asosiasi Semen Indonesia, total penjualan semen sejak awal tahun tumbuh 10.51% YTD menjadi 48,79 juta ton. Realisasi tersebut disebabkan oleh naiknya tren konsumsi domestic dan ekspor yang dinilai cukup konsisten sepanjang tahun 2021. Berdasarkan data, volume ekspor per Agustus 2021 mencapai sekitar 720.000 ton atau turun hingga 44,8% YoY. Namun jika mengacu sejak awal tahun, ekspor semen masih tercatat tumbuh 46,12% YTD menjadi sekitar 8,3 juta ton. Naiknya kinerja ekspor tersebut berasal dari Banglades, Australia, Filipina, dan China. Jika mengacu pada strategi ekspor, total negara tujuan ekspor semen dari dalam negeri ada delapan negara. Saat ini total negara tujuan ekspor lainnya adalah Taiwan, Timor Leste, Srilangka, dan Mauritius. Sementara itu, total konsumsi semen di dalam negeri per Agustus 2021 mencapai 6,03 juta ton. Dengan kata lain, total produksi penjualan industri semen per Agustus mencapai 6,75 juta ton atau terkoreksi 5,59% YoY. Konsumsi semen diproyeksikan tumbuh 5% menjadi 65,86 juta ton untuk tahun 2021. Sementara itu, target ekspor semen pada tahun ini mencapai 11 juta ton atau naik 18,62% dari realisasi 2020. Jika mengacu pada data tersebut, apabila konsumsi semen dalam negeri dan ekspor tercapai, total penjualan semen dapat mencapai 76,86 juta ton atau tumbuh 6,74% dari realisasi tahun 2020 atau naik 0,54% dari realisasi tahun 2019. Dengan kata lain, penjualan semen di tahun 2021 dapat lebih tinggi selama 5 tahun terakhir.


https://pasardana.id/news/2021/9/29/analis-market-2992021-ihsg-berpeluang-bergerak-melemah/

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here