
Jakarta, BeritaMu.co.id – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,75% ke level 6.1060,3 pada sesi I perdagangan Rabu (22/09/2021).
Data perdagangan mencatat 297 saham menguat, 197 melemah dan 149 saham stagnan. Nilai transaksi tercatat sebesar Rp 8,47 triliun dengan asing mencatatkan net buy sebesar Rp 306,52 miliar.
Kekhawatiran investor terkait dengan risiko penyebaran virus corona (Covid-19) varian delta yang kian meluas juga mulai berkurang, setelah Johnson & Johnson (J&J) melaporkan bahwa suntikan vaksinnya memiliki efektivitas hingga 94%.
Selain itu, kecemasan investor terkait krisis likuiditas Evergrande Group sepertinya mulai berkurang, ditandai dengan mulai stabilnya pasar saham Asia pada perdagangan kemarin, meskipun indeks Nikkei masih ambruk pada penutupan perdagangan kemarin.
Dari agenda ekonomi penting, bank sentral Jepang dan China akan mengumumkan kebijakan suku bunga acuan terbarunya pada hari ini.
Sementara itu di Eropa, data ekonomi yang akan dirilis pada hari ini adalah data pembacaan awal dari indeks keyakinan konsumen (IKK) Zona Euro pada periode September 2021.
Namun sebagian besar investor global masih memfokuskan perhatiannya ke rapat bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang sudah dimulai pada Selasa malam waktu Asia dan akan diumumkan pada Kamis (23/9/2021) dini hari waktu Asia.
Selain mengumumkan hasil rapat, The Fed juga akan memproyeksikan ekonomi kuartalan mereka yang populer disebut dot plot. Ketua The Fed, Jerome Powell telah mengatakan bahwatapering(pengurangan suntikan likuiditas ke pasar) bisa dimulai tahun ini.
Analisis Teknikal
Foto: Tri Putra/BeritaMu.co.id
BeritaMu.co.id
Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, IHSG berada di atas garis BB 20 tetapi masih di bawah level resistance.
Untuk melanjutkan tren bullish atau penguatan, indeks perlu melewati level resistance terdekat yang berada di area 6.146. Sementara untuk merubah tren bullish menjadi bearish atau penurunan perlu melewati level support yang berada di area 6.082.
Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
Saat ini RSI berada di area 55,95 dan memang belum menunjukkan adanya indikator jenuh beli maupun jenuh jual. Namun indikator RSI menunjukkan adanya penurunan.
Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal maka pergerakan IHSG selanjutnya di sesi II berpotensi mengalami penurunan apresiasi dengan volatilitas yang meningkat terlihat dari pelebaran garis BB.
Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.
Update Terus berita terkini di BertaiMU.co.id
[]
(hps/hps)
Demikian berita mengenai IHSG Boleh Terbang Sesi I, tapi Kudu Hati-hati di Sesi II, ikuti terus update berita dari kami
Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20210922121407-17-278232/ihsg-boleh-terbang-sesi-i-tapi-kudu-hati-hati-di-sesi-ii