Jakarta, BeritaMu.co.id – Rupiah sukses mempertahankan penguatan melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Selasa (21/9). Mata Uang Garuda pun mendapat 2 jempol, sebab mampu menguat saat sentimen pelaku pasar yang sedang memburuk. Situasi yang tidak menguntungkan bagi rupiah yang merupakan mata uang emerging market.
Melansir data Refinitiv, rupiah membuka perdagangan dengan stagnan di Rp 14.240/US$, melansir data Refinitiv. Setelahnya, rupiah kemudian melemah 0,07%, sebelum berbalik menguat 0,04% ke Rp 14.235/US$ dan sukses dipertahankan hingga penutupan perdagangan, meski beberapa kali sempat kembali ke zona merah.
Sejak Senin kemarin, sentimen pelaku pasar memang sedang memburuk akibat kasus Evergrande Group. Raksasa properti asal China yang nyaris gagal bayar (default). Perusahaan ini disebut memiliki kewajiban mencapai US$ 305 miliar atau setara dengan Rp 4.361 triliun (kurs Rp 14.300/US$). Jika tidak ada solusi, dikhawatirkan menjadi risiko sistemik di sektor keuangan China.
Hal tersebut membuat sentimen pelaku pasar memburuk, aksi jual pun melanda bursa saham global, termasuk Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang melemah 0,25%, bahkan sempat ambrol lebih dari 1% di awal sesi. IHSG menyusul jebloknya bursa saham AS (Wall Street) awal pekan kemarin, dan mengikuti beberapa bursa Asia.
Investor asing tercatat melakukan jual bersih senilai Rp 427 miliar, yang memperkuat indikasi memburuknya sentimen pelaku pasar.
Saat sentimen memburuk, rupiah yang merupakan mata uang emerging market cenderung dihindari, sementara dolar AS sebagai aset safe haven menjadi buruan.
Dari dalam negeri, ada sedikit kabar baik. Untuk wilayah Jawa-Bali sudah tidak ada lagi yang masuk Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 4. Hal tersebut disampaikan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, yang juga memperpanjang PPKM Jawa-Bali hingga 4 Oktober mendatang.
Pemerintah juga melakukan penyesuaian aktivitas masyarakat dalam ketentuan terbaru PPKM yang berlaku hingga dua pekan depan. Salah satunya adalah uji coba pembukaan pusat perbelanjaan/mal bagi anak-anak di bawah 12 tahun.
“Akan dilakukan uji coba pembukaan pusat perbelanjaan mal bagi anak-anak di bawah usia kurang dari usia 12 tahun dengan pengawasan dan pendampingan orang tua,” ujar Luhut dalam keterangan pers, Senin (20/9/2021).
Menurut dia, kebijakan itu akan diterapkan di wilayah Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, dan Surabaya. Jika berjalan lancar, pelonggaran yang dilakukan pemerintah tentunya bisa memutar roda bisnis lebih kencang.
Selain itu, Bank Indonesia (BI) hari ini hari ini mempertahankan suku bunga acuannya sebesar 3,5%, sesuai dengan konsensus yang dihimpun BeritaMu.co.id.
“Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 20-21 September 2021 memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 3,5%, suku bunga Deposit Facility sebesar 2,75%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 4,25%,” kata Perry Warjiyo, Gubernur BI, dalam konferensi pers usai RDG, Selasa (12/9/2021).
BI 7 Day Reverse Repo Rate tidak berubah sejak Februari 2021. Artinya, suku bunga acuan sudah bertahan selama tujuh bulan beruntun.
“Mempertahankan suku bunga adalah keputusan yang tepat untuk menjaga stabilitas di tengah hawa normalisasi kebijakan moneter global. Pada saat yang sama, BI tetap mendorong pertumbuhan ekonomi saat tekanan inflasi masih rendah,” papar Tirta Citradi, Ekonom MNC Sekuritas dalam risetnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[]
(pap/pap)
Demikian berita mengenai Dua Jempol! Rupiah Sukses Menguat Saat Sentimen Memburuk, ikuti terus update berita dari kami
Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20210921150152-17-277995/dua-jempol-rupiah-sukses-menguat-saat-sentimen-memburuk