Jakarta, BeritaMu.co.id – Saham-saham sektor rumah sakit menjadi sorotan investor setelah isu masuknya para taipan atau crazy rich yang mulai melakukan konsolidasi atas bisnis sejumlah rumah sakitnya (RS) hingga mencaplok rumah sakit baru yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Lantas apakah sentimen ini berhasil mengangkat harga saham emiten-emiten yang dimaksud?
Nico Laurens, Head of Research Panin Sekuritas, dalam program InvesTime BeritaMu.co.id mengatakan prospek saham sektor rumah sakit sedang dalam fase terkoreksi meskipun cenderung defensif sehingga koreksi cenderung terbatas.
“Saham rumah sakit sebenarnya marketnya turun, ekspektasi akan lebih positif, ini sektor defensif. Kalau kita lihat 2002, 2008, 2013, ekspektasi under crisis penurunan market, itu biasanya yang lebih defensif, lebih perform, dibanding ikutin growth sisi ekonomi. Saham rumah sakit sebenarnya transpalansi defensif,” ujar Nico, dikutip Jumat ini (17/9).
Ada beberapa faktor yang menurut Nico yang menjadikan saham rumah sakit terlihat seperti begitu-begitu saja. Menurutnya, saham emiten rumah sakit hampir seluruhnya masuk kategori defensif namun ketika pandemi muncul mereka tidak lagi defensif.
Berikut pergerakan harga saham emiten-emiten RS pada perdagangan Kamis kemarin (16/9/2021), mengacu data BEI:
Laju Saham Emiten Rumah Sakit, 16 September
1.Bundamedik (BMHS) +6,60% Rp 1.130, transaksi Rp 94 M, sepekan 7,6%
2.Siloam Hospitals (SILO) +0,58% Rp 8.675, transaksi Rp 513 juta, sepekan +6,12%
3.Sejahteraraya (SRAJ) 0,00 Rp 286, transaksi Rp 122 juta, sepekan -,138%
4. Metro Healthcare (CARE) 0,00% Rp 424, transaksi Rp 203 M, sepekan +0,95%
5.Medikaloka Hermina (HEAL) -0,42% Rp 1.195, transaksi Rp 14,32 M, sepekan -3,25%
6. Sarana Meditama (SAME) -1,82% Rp 540, transaksi Rp 11,02 M, sepekan +0,93%
7. Royal Prima (PRIM) -1,84% Rp 320, transaksi Rp 932 juta, sepekan +2,56%
8. Mitra Keluarga (MIKA) -2,06% Rp 2.380, transaksi Rp 53 M, sepekan +0,42%
9. Kedoya Adyaraya (RSGK) -2,12% Rp 1.850, transaksi Rp 2,19 M, sepekan -9,76%
Sebagai informasi, ramainya berita bisnis rumah sakit para taipan ini terjadi menyusul Grup Emtek milik Keluarga Sariaatmadja, lewat Sarana Meditama Metropolitan (SAME) berencana mencaplok 66% saham pengelola rumah sakit, RS Grha Kedoya, Kedoya Adyaraya (RSGK).
Rencana ini sudah dilakukan Emtek pada 9 September pekan lalu, kendati baru membeli 167.340.000 saham atau 18% saham RSGK di harga Rp 1.720/saham senilai Rp 287,82 miliar.
Si penjual yakni pemegang saham lama RSGK, PT United Gramedo yang dimiliki oleh para dokter.
Emtek atau Elang Mahkota Teknologi (EMTK) yang dipimpin Eddy Kusnadi Sariaatmadja sudah memiliki SAME yang mengelola Omni Hospitals.
“Harga pembelian di Rp 1.720, tanggal transaksi 9 September 2021, status kepemilikan saham langsung,” kata Jusup Halimi, Presdir SAME dan Armen Antonius Djan, Direktur SAME, dalam keterbukaan informasi BEI, Senin (13/9/2021).
Sebelumnya SAME sudah memegang 4.511.000 saham atau 0,49% saham SRGK sehingga dengan pembelian itu maka porsi sahamnya menjadi 171.851.000 saham atau 18,49%.
Rencananya, SAME akan mengakuisisi saham RSGK sebesar 66% dan menjadi pengendali.
Agustus lalu, Grup Emtek juga melakukan konsolidasi bisnis sektor ini dengan mekanisme SAME mengakuisisi entitas afiliasinya yakni PT Elang Medika Corpora (EMC) dengan nilai transaksi Rp 1,35 triliun.
Sebelumnya pada 30 November 2020, EMTK mencaplok 71,88% saham SAME. Grup Emtek membeli 4,24 miliar saham emiten itu senilai RP137 per saham dan total Rp 581,01 miliar.
Rencana Sariaatmadja masuk lagi ke bisnis rumah sakit kian menambah daftar crazy rich RI yang juga melihat prospek cuan di sektor tersebut.
Sebut saja, ada Keluarga Riady pemilik Grup Usaha Lippo dengan RS Siloam yang ada di bawah Grup Lippo yakni Siloam Internasional Hospitals (SILO).
Selanjutnya, ada Dato’ Sri Tahir, pemilik emiten pengelola RS Mayapada, Sejahteraraya Anugrahjaya (SRAJ). Ada juga emiten pengelola RS Mitra Keluarga milik pendiri Kalbe Farma (KLBF) Boenjamin Setiawan, Mitra Keluarga Karyasehat (MIKA).
Selain itu, emiten investasi yang didirikan oleh Edwin Soeryadjaya dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno, PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) juga memiliki portofolio RS, yakni jaringan RS Primaya Hospital.
Primaya Hospital sendiri berada di bawah Awal Bros Group Hospital yang dimiliki oleh pengusaha Arfan Awaloeddin.
Di sisi lain, Kedoya Adyaraya yang bakal dibeli Emtek adalah perusahaan pengelola rumah sakit yang dikendalikan oleh Hungkang Sutedja, anak dari taipan The Ning King.
Satu lagi yakni RS Bunda, yakni Bundamedik (BMHS). Saham BMHS juga ikut dimiliki investor strategis yaitu Northstar Group.
Akasya Investments Limited (AIL), perusahaan investasi milik Grup Northstar yang didirikan Patrick Sugito Walujo dan Glenn Sugita, juga tercatat menggenggam 4,90% saham BMHS.
Mengutip pemberitaan BeritaMu.co.id pada 2 Agustus lalu, AIL masuk ke BMHS lewat konversi obligasi menjadi saham perusahaan.
[]
(…)
Demikian berita mengenai Ramai-ramai Crazy Rich Caplok RS,Bikin Sahamnya Makin Liar?, ikuti terus update berita dari kami
Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20210916203741-17-276953/ramai-ramai-crazy-rich-caplok-rsbikin-sahamnya-makin-liar