Jakarta, BeritaMu.co.id – Rencana pengambilalihan saham PT Supra Boga Lestari Tbk (RANC) oleh perusahaan e-commerce, PT Global Digital Niaga atau lebih dikenal dengan Blibli dari Grup Djarum disebut-sebut sebagai langkah untuk backdoor listing atau menjadi pengendali perusahaan terbuka tanpa melalui penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO).
Setelah sebelumnya perusahaan dikabarkan akan melakukan IPO, tahun depan. Bahkan disebut Blibli telah bekerjasama dengan Credit Suisse Group AG dan Morgan Stanley untuk menjajaki proses penawaran umum perdana saham ini.
Namun demikian, kabar ini berubah haluan setelah munculnya rencana pengambilalihan 51% saham pengelola supermarket oleh Blibli. Rencana ini disebut sebagai upaya perusahaan untuk mengembangkan ekosistem bisnisnya.
Saat ini, e-commerce dari Grup Djarum ini dalam proses negosiasi untuk mengakuisisi perusahaan pengelola supermarket tersebut.
Dalam keterangan resmi perusahaan di media massa, dipublikasikan Kamis ini (16/9/2021), Blibli mengakuisisi kepemilikan dari 7 entitas pemegang sahamnya.
Adapun tujuh pemegang saham tersebut yakni:
PT Wijaya Sumber Sejahtera
PT Prima Rasa Inti
PT Gunaprima Karyaperkasa
PT Ekaputri Mandiri
Dr David Kusumodjojo
Suharno Kusumodjojo
Harman Siswanto
Jumlah saham yang akan diambilalih rencananya sebanyak 797.888.628 saham atau setara dengan 51% dari total modal ditempatkan dan modal disetor RANC yang dimiliki oleh para penjual.
Hal ini juga langsung direspons oleh Bursa Efek Indonesia.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna Setia menyampaikan, terkait dengan adanya informasi rencana Blibli untuk melakukan pengambilalihan atas perusahaan tercatat, BEI meyakini, bahwa hal tersebut merupakan keputusan bisnis para pihak yang tentunya sudah melewati pertimbangan matang.
“Harapan kami tentunya, corporate action tersebut dapat memberi dampak baik bagi peningkatan value perusahaan dan juga bagi perkembangan pasar modal Indonesia,” kata Nyoman, kepada awak media, Jumat (17/9/2021).
Menanggapi hal terseut, pihak Blibli menyatakan tidak menanggapi rumor maupun spekulasi apapun yang berkembang di pasar. Namun demikian, perusahaan tetap terbuka dengan opsi yang dapat mempercepat pengembangan ekosistem perusahaan.
“Kami tidak dapat mengomentari rumor dan spekulasi yang beredar,” kata Yolanda Nainggolan, VP Public Relations Blibli, kepada BeritaMu.co.id, Jumat (17/9/2021).
“Tentunya Blibli sangat terbuka dengan opsi terbaik yang dapat mempercepat pengembangan ekosistem dalam memberikan solusi inovasi kepada pelanggan kami. Bagi Blibli, yang terpenting adalah proses yang berkelanjutan, agar tidak hanya bertahan, tapi juga terus berkembang dan memberikan dampak positif bagi pelanggan, mitra bisnis dan Indonesia. Untuk itu, hingga kini, kami masih beroperasi dengan model pendanaan yang ada,” ungkapnya.
Sebelumnya, pihak Blibli menyebutkan rencana akuisisi ini dilakukan guna mempercepat pengembangan ekosistem bisnisnya yang sudah ada saat ini.
Rencana strategis ini sejalan dengan langkah perusahaan untuk menumbuhkan bisnis yang sudah solid dengan menjadi solusi bagi seluruh pemangku kepentingan yang ada di dalam ekosistem bisnisnya.
“Untuk itu, sebagai bentuk komitmen Blibli dalam mempercepat pengembangan dan perluasan ekosistem bisnis sebagai salah satu perusahaan e-commerce terkemuka di Indonesia, kami telah melakukan penandatanganan Perjanjian Pengikatan Pembelian Saham (PPPS) dalam PT Supra Boga Lestari Tbk.,” kata Kusumo Martanto, CEO sekaligus Co-Founder Blibli kepada BeritaMu.co.id, Kamis (16/9/2021).
Bila ini terealisasi, maka besar kemungkinan rencana IPO ini dilakukan melalui backdoor listing dengan membeli sebanyak 51% saham RANC.
Nilai akuisisi ini diperkirakan mencapai Rp 1,76 triliun jika mengacu pada harga pasar RANC pada penutupan perdagangan Rabu kemarin di level Rp 2.200 per saham.
[]
(hps/hps)
Demikian berita mengenai Mau Masuk Bursa, Blibli Pilih IPO atau Backdoor Listing?, ikuti terus update berita dari kami
Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20210917155230-17-277191/mau-masuk-bursa-blibli-pilih-ipo-atau-backdoor-listing