Home Bisnis Tersengat Sentimen Negatif Regional, IHSG Dibuka Merah

Tersengat Sentimen Negatif Regional, IHSG Dibuka Merah

20
0

Jakarta, BeritaMu.co.idIndeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pembukaan perdagangan sesi pertama Senin (13/9/2021) dibuka menguat 0,18% ke level 6.083,93. Selang 5 menit, pelemahan IHSG makin membesar, yakni melemah 0,45% ke level 6.067,38.

Data perdagangan mencatat, investor asing melakukan aksi jual bersih sebanyak Rp 6,25 miliar di pasar reguler hari ini dengan nilai transaksi hari ini menyentuh Rp 514 miliar.

Tercatat asing melakukan jual bersih (net sell) di saham PT Bank Jago Tbk (ARTO) sebesar Rp 7,3 miliar dan di PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) senilai Rp 1,5 miliar.

Asing juga melakukan beli bersih (net buy) di Saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) sebesar Rp 10,5 miliar dan di PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) senilai Rp 4 miliar.

Kabar kurang baik datang dari Asia, di mana pasar saham Asia terpantau melemah pada perdagangan hari ini.

Pada pukul 08:51 WIB, indeks Nikkei Jepang melemah 0,26%, Hang Seng Hong Kong ambruk 1,74%, Straits Times Singapura merosot 0,85%, dan KOSPI Korea Selatan terdepresiasi 0,22%.

Namun untuk indeks Shanghai Composite China berhasil menguat tipis 0,09%, setelah sebelumnya sempat dibuka melemah 0,15%.

Pelemahan bursa Asia pada pagi hari ini cenderung mengikuti pergerakan bursa saham AS, Wall Street yang kembali ditutup di zona merah pada perdagangan Jumat (10/9/2021) pekan lalu.

Tiga indeks utama di bursa saham New York ditutup melemah. Dow Jones Industrial Average (DJIA) terkoreksi 0,78% ke level 34.607,72, S&P 500 merosot 0,77% ke 4.458,58, dan Nasdaq Composite minus 0,87% ke posisi 15.115,49.

Koreksi ini menambah kinerja buruk Wall Street sepanjang pekan lalu, karena secara mingguan tiga indeks tersebut mengalami penurunan yang signifikan. DJIA, S&P 500, dan Nasdaq anjlok masing-masing 1,7%, 2,15%, dan 1,61% sepanjang pekan ini.

Hal ini terjadi setelah dirilisnya data inflasi Negeri Paman Sam pada periode Agustus 2021. Kementerian Ketenagakerjaan AS melaporkan, inflasi di level produsen (producers price index/PPI) pada Agustus 2021 mencapai 8,3% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).

Angka ini lebih tinggi dibandingkan konsensus pasar yang dihimpun Reuters dengan perkiraan 8,2% sekaligus menjadi laju tercepat sejak November 2010.

Baca Juga :  Kripto On Fire! Harga Bitcoin Tembus Rp 670 juta

Data inflasi ini kian menegaskan keyakinan pasar bahwa bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) bisa saja melakukan pengetatan kebijakan atau tapering off pada tahun ini.

Tapering akan dimulai dengan mengurangi pembelian surat berharga (quantitative easing/QE) dan puncaknya adalah menaikkan suku bunga acuan.

Pada Agustus 2021, perekonomian AS menciptakan 235.000 lapangan kerja. Ini adalah yang terendah sejak Januari 2021.

Sejak masa pandemi virus corona (Covid-19), The Fed ‘mengguyur’ likuiditas di perekonomian melalui QE senilai US$ 120 miliar per bulan. Dana sebanyak itu membuat pasar berpesta-pora dan menciptakan mentalitas ‘beli, beli, beli’.

Jika tapering mulai diterapkan, maka gelontoran likuditas ini akan berkurang. Likuiditas akan mulai ketat, dan pelaku pasar bakal lebih mempertimbangkan risiko (risk-on) sebelum membeli aset.

Namun kabar baik juga datang dari dalam negeri, di mana perkembangan pandemi virus corona (Covid-19) di Indonesia juga terus membaik.

Pada 12 September 2021, Kementerian Kesehatan melaporkan pasien positif Covid-19 bertambah 3.779 orang dari hari sebelumnya. Ini adalah tambahan kasus harian terendah sejak 16 Mei 2021.

Puncak kasus positif terjadi pada 15 Juli 2021, di mana kala itu penambahan pasien mencapai 56.757 orang. Jadi sejak puncak itu hingga kemarin, kasus positif Covid-19 di Tanah Air sudah turun 93,34%.

Dalam sepekan terakhir, rata-rata pasien positif bertambah 5.499 orang per hari. Turun drastis dibandingkan rerata tujuh hari sebelumnya yaitu 7.884 orang per hari.

Penurunan laju pasien baru dan semakin banyak yang sembuh membuat kasus aktif di Indonesia berkurang drastis. Kasus aktif adalah jumlah pasien yang masih dalam perawatan, baik di fasilitas kesehatan maupun secara mandiri. Data ini berguna untuk mengukur seberapa berat beban yang ditanggung oleh sistem pelayanan kesehatan sebuah negara.

Pada hari ini pula, investor menanti pengumuman Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang seharusnya berakhir pada hari ini.

Update Terus berita terkini di BertaiMU.co.id

[]

(chd/chd)

Demikian berita mengenai Tersengat Sentimen Negatif Regional, IHSG Dibuka Merah, ikuti terus update berita dari kami

Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20210913085615-17-275685/tersengat-sentimen-negatif-regional-ihsg-dibuka-merah

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here