Jakarta, BeritaMu.co.id – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah pada penutupan perdagangan Senin (13/9/2021), di tengah tren koreksi bursa saham global.
Indeks saham acuan Tanah Air tersebut ditutup melemah 0,11% ke level 6.088,16. Sejak pembukaan hingga penutupan perdagangan hari ini, IHSG bergerak di zona merah.
Data perdagangan mencatat nilai transaksi hari ini kembali turun menjadi Rp 9,2 triliun. Sebanyak 233 saham menguat, 259 saham melemah dan 167 lainnya mendatar.
Terpantau investor asing melakukan aksi jual bersih (net sell) sebesar Rp 141 miliar di pasar reguler. Namun di pasar tunai dan negosiasi, asing tercatat melakukan pembelian bersih sebesar Rp 179 miliar.
Investor asing melakukan penjualan bersih di saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) sebesar Rp 88 miliar. Selain di saham BMRI, asing juga tercatat melepas saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) sebesar Rp 52 miliar.
Dari pergerakan sahamnya, saham BMRI ditutup melemah 0,81% ke level harga Rp 6.150/unit, sedangkan saham BBRI berakhir merosot 2,12% ke posisi harga Rp 3.700/unit.
Sementara pembelian bersih dilakukan asing di saham PT Astra International Tbk (ASII) yang dikoleksi sebesar Rp 52 miliar dan di saham PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) sebesar Rp 42 miliar.
Saham ASII ditutup menguat 0,46% ke level Rp 5.450/unit, sedangkan saham BUKA ditutup stagnan di posisi Rp 845/unit pada hari ini.
Koreksi IHSG terjadi mengikuti tren global yang diawali dari pasar Amerika Serikat (AS) dengan koreksi di Wall Street pada Jumat (10/9/2021) pekan lalu. Aksi jual saham terjadi setelah inflasi Negeri Sam per Agustus melonjak melampaui ekspektasi pasar.
Kementerian Ketenagakerjaan AS melaporkan inflasi di level produsen (producer price index/PPI) pada Agustus mencapai 8,3% secara tahunan (year-on-year/yoy) yang merupakan laju tercepat sejak November 2010. Padahal, konsensus pasar yang dihimpun Reuters memperkirakan angka 8,2%.
Inflasi yang tinggi memicu keyakinan bahwa bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) bakal melakukan pengetatan kebijakan ekstra longgar dengan tapering (pengurangan pembelian obligasi di pasar) lebih cepat tahun ini.
Bahkan sebelum The Fed, bank sentral Inggris, Australia, dan Eropa sudah mengurangi nilai pembelian asetnya. Bank sentral Korea Selatan bahkan sudah menaikkan suku bunga.
Artinya, arah kebijakan moneter global kini mulai mengetat. Tetapi di sisi lain, kasus penyakit akibat virus corona (Covid-19) masih terus menanjak di AS dan negara-negara lain yang sudah melakukan vaksinasi masif.
Ada kecemasan saat dukungan moneter berkurang, kemudian kasus Covid-19 kembali menanjak, perekonomian global bisa kembali terpuruk.
Jika ini terkonfirmasi, likuiditas di pasar global berkurang dan berpotensi menekan pasar saham emerging market, termasuk Indonesia.
Update Terus berita terkini di BertaiMU.co.id
[]
(chd/chd)
Demikian berita mengenai Gegara Global, IHSG Ditutup Nyaris di Bawah 6.000!, ikuti terus update berita dari kami
Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20210913152911-17-275849/gegara-global-ihsg-ditutup-nyaris-di-bawah-6000