Akhirnya, misteri motor Honda Beat tak bertuan yang ditemukan di Jembatan Suramadu, Senin (6/9) malam, terungkap. Pengendara motor yang sempat menghilang itu ditemukan tewas terapung di perairan laut sekitar kaki jembatan penghubung Surabaya-Madura, Selasa (7/9) pagi.
Korban diketahui bernama Widodo, warga Perum Cendana 1C, Kamal, Bangkalan, Madura. Pria berusia 53 tahun itu diduga bunuh diri dengan cara melompat dari ketinggian Jembatan Suramadu.
Jenazah pertama kali ditemukan Tim SAR gabungan di perairan laut sekitar Jembatan Suramadu sekitar pukul 09.15. Widodo ditemukan sudah dalam kondisi meninggal. Saat ditemukan korban mengenakan jaket hitam, celana, jam tangan, dan cincin yang masih melekat.
Kasatreskrim Polres Pelabuhan Tanjung Perak AKP Giadi Nugraha membenarkan penemuan mayat tersebut adalah pemilik motor yang terparkir di jalur roda dua Jembatan Suramadu. “Iya benar,” kata Giadi kepada wartawan.
Pihaknya masih mendalami motif meninggalnya pria yang diduga anggota TNI tersebut. “Kami masih mendalami motif dan sebagainya,” katanya.
Sementara itu, Kepala Kantor SAR Surabaya Hari Adi Purnomo mengatakan, jenazah korban ditemukan terapung di perairan dekat Jembatan Suramadu, tepatnya di koordinat 7° 11.068’ S 112° 46.505’ E.
Proses evakuasi jenazah korban dari laut berjalan lancar karena kondisi cuaca di perairan Suramadu cukup bersahabat. Selanjutnya, jenazah korban dibawa melalui Dermaga Distrik Navigasi.
Upaya pencarian korban ini sebelumnya berawal dari informasi yang diterima Kantor SAR Surabaya bahwa ada satu unit sepeda motor tanpa pemilik yang ditinggal di atas Jembatan Suramadu, Senin (6/8) sekitar pukul 20.00.
Segera setelah menerima informasi tersebut, petugas siaga SAR Surabaya berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait di wilayah Tanjung Perak guna tindak lanjut dalam pencarian korban.
“Kami mengerahkan satu tim operasi sebanyak lima personel ABK untuk melakukan mencari keberadaan korban dengan menggunakan satu unit RIB dan didukung dengan sejumlah peralatan pertolongan,” kata Hari.
Sementara itu, petugas juga menemukan secarik surat wasit di sekitar loaksi sepeda terparkir. Dalam surat wasiat tersebut, Widodo meminta maaf kepada istri dan empat anaknya karena belum bisa menjadi suami dan ayah yang baik.
“Papa telah gagal jadi imammu, papa bukan imam yang baik. Jangan sesali semuanya. Aku titip ke 4 anak-anakku, anak-anak kita. Semua ini papa putuskan, karna papa tak pantas mendampingimu dan membesarkan anak-anak kita.
“Papa juga merasakan sebagai seorang istri mama tak total dalam melayaniku, sebagai mama keinginan seorang istri papa pun salah menurut mama! Papa tidak tau, mungkin selama berpuluh-puluh tahun kita hanya bersandiwara,” tulis pelaku bunuh diri itu.
Sumber : https://radarsurabaya.jawapos.com/read/2021/09/08/288013/pelaku-bunuh-diri-di-suramadu-minta-maaf-gagal-jadi-imam-yang-baik