Home Bisnis MARKET ANALIS MARKET (08/9/2021) : Pasar Obligasi Berpotensi Melemah Terbatas

ANALIS MARKET (08/9/2021) : Pasar Obligasi Berpotensi Melemah Terbatas

19
0

Beritamu.co.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, seperti yang kami perkirakan, bahwa lelang obligasi kemarin (07/9), tidak cukup membawa gairah bagi pasar obligasi, selain memang pasarnya sedang kekurangan sentiment, penantian akan pertemuan Bank Sentral Eropa masih menarik perhatian.

Bagi pasar obligasi sendiri, lelang sukuk memang kurang menarik, namun daya tarik untuk melengkapi portfolio yang rendah volatilitas masih akan membuat obligasi ini di cari.

Nah, pada kenyataannya, Bank Sentral Australia menyampaikan sesuatu pemirsa, bahwa mereka juga akan melakukan Taper Tantrum.

Pertanyaannya sederhana, ketika semua melakukan Taper Tantrum, kapan kita mendapatkan momentum untuk melakukan hal yang sama?

Meskipun perekonomian Australia belum membaik, tapi Bank Sentral Australia yakin bahwa pengurangan akan tetap dilakukan. Hal ini yang membuat pelaku pasar dan investor cemas bahwa pada kenyataannya stimulus akan berkurang meskipun Covid 19 masih mengintai. Ingat ini bukan mata-mata lho ya pemirsa!

Nah selain itu, juga yang menjadi perhatian adalah kenaikan imbal hasil obligasi 10y di Amerika, yang ternyata inilah yang kami rasakan bahwa kekhawatiran kami sedari kemarin menjadi kenyataan.

“Aksi jual akan menjadi rekomendasi utama kami hari ini (08/9). Hati hati dan cermati setiap sentiment yang ada di pasar, karena situasi dan kondisi akan berubah dengan cepat. Covid 19 vs potensi pemulihan akan memegang kunci peranan penting dalam menentukan dinamika ekonomi berikutnya. Pagi ini pasar obligasi diperkirakan akan dibuka melemah dengan potensi melemah terbatas,” sebut analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Rabu (08/9/2021).

Adapun cerita hari ini akan kita mulai dari;

1.BANK SENTRAL AUSTRALIA

Ditengah hiruk pikuk akan pertemuan Bank Sentral Eropa pekan ini, Bank Sentral Australia mengawali terlebih dahulu pertemuan pada Selasa kemarin. Bank Sentral Australia mengatakan akan terus mendorong perekonomian untuk bergerak maju sembari dengan sangat hati hati untuk mengurangi program pembelian obligasi di pasar. Hal ini justru memberikan gambaran bahwa Bank Sentral Australia masih cukup khawatir dengan pemulihan ekonomi yang akan berlangsung lebih lama pemirsa, meskipun program pembelian obligasi akan segera di kurangkan. Gubernur Philip Lowe dan dewannya mengatakan bahwa mereka masih akan melakukan pembelian obligasi pemerintah dengan nilai A$4 miliar atau $3 miliar per minggu, atau mengalami penurunan dari A$5 miliar sebelumnya. Penurunan ini akan dilakukan setidaknya hingga pertengahan February. Bank Sentral Australia mengatakan akan meninjau program pada pertengahan November mendatang, namun terkait dengan program pembelian obligasi akan tetap dilakukan karena pemulihan ekonomi masih dalam situasi dan kondisi yang tidak pasti karena meningkatnya Covid 19. Sejauh ini banyak proyeksi yang mengatakan bahwa tingkat suku bunga akan tetap sama di 0.1% dengan tingkat program pembelian obligasi tidak akan berubah meskipun pada kenyataannya Bank Sentral Australia berkata lain. Keputusan Bank Sentral Australia untuk melanjutkan Taper Tantrum sembari memperpanjang durasinya merupakan sebuah keinginan untuk memaksimalkan fleksibilitas dari sebuah stimulus untuk menanggapi dampak ekonomi dari Covid 19 yang dimana pandemic ini lebih sulit untuk dikendalikan. Pergeseran ucapan dari Bank Sentral Australia dari lembut menjadi menjadi lebih keras merupakan salah satu signal yang sama dengan beberapa Bank Sentral di seluruh dunia. Bahkan Bank of Canada telah memimpin pengurangan, Bank Sentral Eropa mungkin akan memberikan pengumuman pada pekan ini, dan ada kemungkinan The Fed akan melakukan hal yang sama pada akhir tahun atau awal tahun 2022 mendatang. Namun siapapun Bank Sentralnya, tampaknya semua Bank Sentral akan tetap melakukan pengurangan secara bertahap dan akan mempertahankan sikap fleksibel terhadap setiap perubahan yang ada untuk dapat mengantisipasi tingkat risiko yang ada. Sejauh ini perekonomian Australia diperkirakan akan mengalami kontraksi yang cukup tajam pada Q3 2021 dimana banyak proyeksi juga yang mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Q4 2021 besar kemungkinan akan mengalami penurunan. Bahkan proyeksi dari Westpac Banking Corp mengatakan bahwa pertumbuhan tahun ini mungkin akan hilang karena Covid 19. Sejauh ini Bank Sentral Australia tahu betul bahwa penguncian masih terjadi di Australia akibat tingginya Covid 19, hanya saja apakah Bank Sentral Australia menutup mata atau tidak untuk melakukan pengurangan stimulus di pasar. Sejauh ini Bank Sentral Australia masih menunjukkan keyakinan dan optimis bahwa ekonomi akan pulih. Lowe mengatakan bahwa kehadiran Covid 19 variant Delta mungkin akan menunda pemulihan, namun tidak akan menggagalkan pemulihan. Kami melihat ada kemungkinan Bank Sentral Australia akan terus bergerak dengan mengurangi pembelian obligasi pada bulan February mendatang, namun potensi tersebut mungkin juga 50 – 50, tergantung sejauh mana Pemerintah Australia dapat mengendalikan Covid 19. Tentu harapannya adalah bahwa Bank Sentral dan pemerintah dapat bersatu padu dalam membuat kebijakan agar tetap dapat menstimulus perekonomian, namun juga tetap dapat menjaga agar kebijakan tidak overdosis. Sejauh ini kami melihat Bank Sentral masih akan mencoba untuk memulai taper tantrum, meskipun tidak dalam jumlah yang besar, tapi setidaknya mereka bisa memulainya secara bertahap. Ditengah gegap gempita pelaku pasar dan investor terkait dengan Taper Tantrum, Kepala Bank Sentral Polandia justru mengatakan apabila kenaikkan tingkat suku bunga terjadi sekarang, maka risikonya pun akan mengalami kenaikkan, meskipun inflasi mengalami kenaikkan dalam kurun 2 dekade terakhir. Gubernur Bank Sentral Polandia, Adam Glapinski mengatakan bahwa Bank Sentral tidak akan mengabaikan pertumbuhan inflasi yang tinggi, dan tidak akan membiarkannya menjadi persisten. Pandemi yang terjadi saat ini masih terus mengaburkan prospek perekonomian, sehingga membuat Bank Sentral menjadi terlalu dini untuk menghapus stimulus. Hal inilah yang di pandang oleh Glapinski dalam menerapkan kebijakan moneter di Polandia. Bagi Glapinski yang paling penting adalah bagaimana situasi ekonomi dapat berkembang tahun depan. Dan jika perekonomian tetap dalam kondisi yang sangat baik, maka situasi di pasar tenaga kerja akan tetap menguntungkan dan inflasi yang melebihi target inflasi bagi Bank Sentral akan membuat Bank Sentral menarik akomodasi moneternya. Sebagai informasi, Polandia saat ini tengah mendapati data inflasi mereka berada di 5.4% YoY pada bulan August lalu, sehingga memberikan potensi kemungkin bahwa tingkat suku bunga akan dinaikkan secara berkala. Glapinski mengatakan bahwa memang benar Bank Sentral akan mengurangi program pembelian obligasi, namun pelonggaran kuantitatif hanya akan berakhir setelah Bank Sentral memutuskan untuk menaikkan tingkat suku bunganya. Oleh sebab itu kami melihat, banyak yang optimis, banyak juga yang realistis, hanya tinggal bagaimana kita menempatkan diri dalam situasi dan kondisi yang tepat dalam membuat kebijakan.

Baca Juga :  Indeks Kospi Terjun 2,28 Persen


https://pasardana.id/news/2021/9/8/analis-market-0892021-pasar-obligasi-berpotensi-melemah-terbatas/

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here