Home Bisnis PPKM (Pasti) Diperpanjang, tapi Bakal Makin Longgar?

PPKM (Pasti) Diperpanjang, tapi Bakal Makin Longgar?

17
0
PPKM (Pasti) Diperpanjang, tapi Bakal Makin Longgar?

Jakarta, BeritaMu.co.idSepanjang pekan lalu bursa saham dan pasar uang menguat, sementara imbal hasil (yield) obligasi tertekan yang mengindikasikan bahwa pelaku pasar kian optimistis dengan prospek ekonomi ke depan. Hari ini, fokus pasar kembali ke Tanah Air.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat melesat 1,42% pekan lalu dengan koreksi hanya pada perdagangan Rabu (1/9/2021) dan Kamis (2/9/2021). Pada perdagangan Jumat (3/9/2021), IHSG ditutup melesat 0,8% ke level 6.126,92.

Koreksi IHSG pada Rabu pekan lalu menjadi yang terbesar, nyaris 1%, setelah rilis data aktivitas manufaktur. Aktivitas manufaktur Indonesia pada Agustus 2021 cenderung membaik dibandingkan bulan sebelumnya, tapi belum cukup untuk membawanya ke zona ekspansi.

IHS Markit melaporkan aktivitas manufaktur Indonesia yang diukur dengan Indeks Manajer Pembelian (Purchasing Managers’ Index/PMI) per Agustus 2021 tercatat di angka 43,7 atau naik dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 40,1.

PMI menggunakan angka 50 sebagai batas. Kalau masih di bawah 50, maka dunia usaha masih dalam mode kontraksi. Artinya, sektor industri nasional masih belum berekspansi dan dalam tekanan akibat efek pandemi.

Selama sepekan lalu, nilai transaksi IHSG mencapai Rp 55,4 triliun dan investor melakukan aksi beli bersih (net buy) di pasar reguler sebesar Rp 1,6 triliun sepanjang pekan ini. Aksi beli yang besar ini menandakan dalam jangka pendek tak ada efek kebijakan tapering (pengurangan pembelian obligasi bank sentral Amerika Serikat/AS di pasar) terhadap Indonesia.

Tidak heran, rupiah melesat 1,08% secara point-to-point ke Rp 14.260/US$. Pada perdagangan Jumat (3/9/2021) kemarin, Mata Uang Garuda ditutup menguat tipis sebesar 0,07% terhadap dolar AS.

Baca Juga :  Opini: Membidik Peluang e-Commerce 2022

Reli rupiah terjadi di tengah tekanan yang menimpa Greenback. Indeks dolar AS turun selama 5 hari perdagangan beruntun. Bahkan jika melihat jauh lebih ke belakangan, dalam 10 hari perdagangan, indeks nilai tukar dolar AS terhadap enam mitra dagang utamanya itu turun 9 kali.

Sementara itu, di pasar obligasi terjadi aksi beli sehingga menggerus imbal hasil (yield) surat berharga negara (SBN). Selama sepekan, imbal hasil SBN bertenor 10 tahun-yang menjadi acuan pasar-melemah 3,4 basis poin (bp) menjadi 6,132%.

Hal ini terjadi di tengah inflasi yang terjaga di dalam negeri dan pelemahan yield SBN AS (US Treasury). Inflasi yang landai membuat imbal hasil surat utang kian menarik sehingga memicu aksi beli yang mendongkrak harganya (dan menekan yield).

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan data laju inflasi Indonesia periode Agustus 2021. Hasilnya tidak jauh dari ekspektasi, laju inflasi masih lambat yang mengindikasikan belum ada tarikan dari sisi permintaan.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto melaporkan inflasi Agustus 2021 adalah 0,03% secara bulanan, dengan laju inflasi tahunan sebesar 1,59%. Capaian itu tak jauh berbeda dari proyeksi analis dan ekonom yang dirangkum dalam polling BeritaMu.co.id.

Demikian berita mengenai PPKM (Pasti) Diperpanjang, tapi Bakal Makin Longgar?, ikuti terus update berita dari kami

Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20210906061902-17-273819/ppkm–pasti–diperpanjang-tapi-bakal-makin-longgar

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here