Home Bisnis MARKET ANALIS MARKET (30/8/2021) : Pasar Obligasi Berpotensi Menguat Terbatas

ANALIS MARKET (30/8/2021) : Pasar Obligasi Berpotensi Menguat Terbatas

39
0

Beritamu.co.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, pada akhirnya, pertemuan yang dilakukan oleh The Fed dengan para bankir di Jackson Hole tidak seburuk kelihatannya.

Memang disana ada potensi Taper Tantrum yang akan segera terjadi, namun tentu situasi dan kondisi Taper Tantrum ini, cepat atau lambat, hari ini atau nanti, tentu harus kita hadapi.

Nah oleh sebab itu, Powell kemarin menyampaikan dengan ketenangan dan keyakinan bahwa dirinya melihat Taper Tantrum dapat segera terjadi dalam waktu dekat, setidaknya akhir tahun ini. Namun Powell sendiri mengatakan, bahwa tidak perlu khawatir, karena Taper Tantrum bukan berarti akan ada kenaikkan tingkat suku bunga. Oleh sebab itu, pelaku pasar dan investor tetap menerima pemberitahuan tersebut dengan tenang, yang justru mendorong pasar ekuitas di Amerika mengalami kenaikkan, didukung oleh penurunan imbal hasil. Penurunan imbal hasil ini yang memberikan sebuah potensi besar bahwa pasar obligasi kita juga berpotensi mengalami kenaikkan.

“Menyikapi kondisi tersebut diatas, pagi ini pasar obligasi diperkirakan akan dibuka menguat dengan potensi menguat terbatas. Tapi tetap hati hati, karena respon pelaku pasar and obligasi mungkin berbeda. Kami merekomendasikan beli,” sebut analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Senin (30/8/2021).

Adapun di awal pekan yang cerah ini, akan kita awali cerita dari;

1.DARI OM POWELL UNTUK KITA

Pada akhirnya sebuah pertemuan memberikan sebuah kepastian. Om Powell mengatakan pada pertemuan yang berlangsung di Jackson Hole dengan menyampaikan Bank Sentral sudah dapat memulai untuk melakukan pengurangan pembelian obligasi di pasar pada tahun ini. Meskipun ada potensi Taper Tantrum, namun The Fed tidak akan terburu buru untuk menaikkan tingkat suku bunga. Perekonomian telah melewati ujiannya, dan kemajuan terus terlihat dan berlanjut pada sisi yang lebih substantial, dimana kenaikkan inflasi merupakan salah satu pra syarat untuk mengurangi pembelian obligasi. Apalagi pasar tenaga kerja juga telah membuat kemajuan yang pasti. Pada pertemuan kebijakan The Fed pada bulan July, Powell memiliki pandangan tersebut, dan bahkan hampir sebagian besar peserta mengatakan bahwa perekonomian saat ini sesuai dengan proyeksi, sehingga menjadikan waktu yang tepat untuk mulai melakukan pengurangan pembelian obligasi pada tahun ini. Beberapa waktu, The Fed telah melakukan intervensi dan sejauh ini sudah memberikan lebih banyak kemajuan terhadap perekonomian, khususnya dalam bentuk data tenaga kerja pada bulan July, namun ada kekhawatiran lebih lanjut karena peningkatan Covid 19. Powell berjanji bahwa The Fed akan menilai dengan hati hati data yang masuk dan resiko yang mungkin akan terus berkembang. Alhasil kami melihat bahwa para pembuat kebijakan moneter tampaknya sudah mulai hampir mencapai kata mufakat terkait dengan pengurangan pembelian obligasi sebelum akhir tahun, bahkan beberapa diantara para pejabat mendorong agar pengumuman dapat di sampaikan pada pertemuan The Fed bulan depan. Pembuat kebijakan moneter ingin secepatnya melakukan Taper Tantrum sebelum pada akhirnya mereka menaikkan tingkat suku bunga pada awal 2022. Namun meskipun Powell lebih mengakui potensi pengurangan stimulus itu ada, namun Powell mengingatkan dan menegaskan bahwa langkah langkah untuk mulai mengurangi pembelian obligasi tidak boleh juga ditafsirkan sebagai tanda tanda bahwa kenaikan tingkat suku bunga akan segera terjadi. Hal ini yang akan dicoba oleh Powell sebagai sesuatu untuk menenangkan pasar agar tidak terkesan bahwa sekalipun Taper Tantrum terjadi, namun kenaikkan tingkat suku bunga belum tentu terjadi. Powell juga menyampaikan bahwa terkait masalah waktu dan kecepatan terkait dengan pengurangan pembelian obligasi yang akan datang tidak dimaksudkan untuk memberikan signal secara langsung terhadap kenaikkan tingkat suku bunga, karena The Fed telah mengartikulasikan tes yang berbeda, dan ketat secara substantial. Sejauh ini kami melihat bahwa The Fed akan terus mempertahankan nilai stimulus pada level saat ini hingga perekonomian dapat mencapai situasi dan kondisi yang konsisten dengan lapangan kerja yang maksimum serta didukung oleh inflasi yang telah mencapai 2%, meskipun ada potensi inflasi akan melebihi 2% dalam beberapa kurun waktu mendatang. Terkait dengan data tenaga kerja, masih banyak fondasi yang harus dikerjakan untuk mencapai lapangan kerja maksimum, dan waktu akan memberikan tahu jawabnya, apakah inflasi akan konsisten untuk berada di level 2% secara berkelanjutan atau tidak. Secara proyeksi triwulanan yang terbit pada bulan June lalu, 7 dari 18 peserta FOMC mulai berfikir untuk mulai menaikkan tingkat suku bunganya pada tahun depan, sementara 6 diantaranya melihat kenaikkan akan terjadi pada tahun 2023 mendatang. Berbicara terkait dengan data tenaga kerja, sejauh ini total pekerjaan di Amerika masih sekitar 6 juta pekerjaan di bawah tingkat pra pandemi. June dan July merupakan salah satu moment puncak untuk mendorong peningkatan tenaga kerja, namun penyebaran virus delta diyakini merupakan salah satu factor yang cukup menekan kecepatan dalam pemulihan pasar obligasi. Powell sendiri kembali mengatakan dan mengingatkan, bahwa inflasi kemungkinan akan bersifat sementara, meskipun ada kenaikkan dalam beberapa bulan terakhir. Sejauh ini sebagian besar produk dari kelompok barang dan jasa masih dipengaruhi oleh pandemi secara langsung. Powell juga mengatakan bahwa factor factor disinflasi global saat ini cenderung dapat berkembang dari waktu ke waktu, namun tetap ada alasan untuk inflasi dapat berbalik dan mereda. Sejauh ini pandemi masih akan memberikan tekanan terhadap inflasi. Kami menyakini bahwa pertemuan pada bulan September mendatang pemirsa, ini akan menjadi sebuah tanda, sebuah signal, bahwa saat ini pelaku pasar dan investor akan mulai bersiap untuk mulai menghadapi fase Taper Tantrum. Cepat atau lambat, hari ini atau nanti, kita tentu harus menghadapi hal ini. Belajar dari kesalahan, tentu ini akan menjadi sebuah kesempatan untuk membuktikan bahwa kita mampu bertahan. Secara proyeksi, fundamental ekonomi di Indonesia akan pulih, meskipun membutuhkan waktu untuk mencapai fundamental ekonomi yang solid. Namun kami yakin, prospek perekonomian Indonesia masih cerah, sehingga koreksi seperti apapun akan menjadi salah satu tanda bahwa akumulasi dapat dilakukan. Jangan takut, jangan ragu, yakin terhadap kemampuan kita untuk bertahan. Sebagai informasi, pertemuan di Simposium ini merupakan sebuah retret tingkat tinggi yang dihadiri oleh para Gubernur Bank Sentral dari seluruh dunia, meskipun sebelumnya dijadwalkan dihadiri secara tatap muka, namun tampaknya penyebaran Covid 19 memaksa Simposium ini hadir dalam bentuk virtual. The Fed sendiri tengah menyiapkan kerangka kerja baru untuk dapat memberikan sebuah gambaran bagi para pejabat The Fed untuk melakukan ekspansi ekonomi untuk maju lebih jauh daripada yang terjadi di masa lalu sebelum The Fed melakukan menaikkan tingkat suku bunga, sehingga dapat mendorong angka pengangguran mengalami penurunan lebih cepat. Tidak hanya sampai disitu, tingkat pengangguran yang turun lebih cepat pun juga menjadi salah satu perhatian agar kelompok yang berpenghasilan rendah dapat berbagai manfaat dari perekonomian yang mengalami pemulihan. Well, yuk kita nantikan pertemuan The Fed pada bulan September mendatang. Meksipun Taper Tantrum usai kelak nanti, bukan berarti The Fed akan menaikkan tingkat suku bunga. Namun perekonomian akan pulih, baik hari ini ataupun nanti.

Baca Juga :  ANALIS MARKET (09/9/2021) : Pergerakan IHSG Masih Cenderung Terkonsolidasi


https://pasardana.id/news/2021/8/30/analis-market-3082021-pasar-obligasi-berpotensi-menguat-terbatas/

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here