Home Bisnis MARKET ANALIS MARKET (27/8/2021) : Pasar Obligasi Diproyeksi Bergerak Variatif, Aksi ‘Wait and...

ANALIS MARKET (27/8/2021) : Pasar Obligasi Diproyeksi Bergerak Variatif, Aksi ‘Wait and See’ Direkomendasikan

23
0

Beritamu.co.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, menjelang pertemuan The Fed di Jackson Hole, tampaknya pasar obligasi agak minder, sehingga pada perdagangan obligasi kemarin (26/8), beberapa harga obligasi acuan justru mengalami penurunan.

Hal ini tentu merupakan sesuatu yang wajar, karena volatilitas tentu akan meningkat seiring dengan hasil pertemuan dari The Fed di Jackson Hole, apalagi saat ini ketegangan geopolitik semakin kian terasa.

Nah, ditengah situasi dan kondisi gegap gempita karena adanya potensi Taper Tantrum, saat ini muncul lagi sesuatu yang menarik pemirsa. Yaitu, Bank Sentral Korea Selatan pada akhirnya secara resmi menaikkan tingkat suku bunganya sebanyak 25 bps.

Pada akhirnya, apa yang dulu kita pernah bahas, akhirnya terwujud juga. Bank Sentral Korea Selatan, telah secara resmi menjadi negara maju pertama yang menaikkan tingkat suku bunganya. Sebuah langkah yang mengagetkan kami sebetulnya, namun apa sih yang bisa kita tilik dari sana?

Kenaikkan tingkat suku bunga Bank Sentral Korea Selatan pada akhirnya menunjukkan keinginan lebih besar untuk mengurangi stimulus, meskipun itu artinya bahwa Korea Selatan juga ingin mengurangi risiko dari meningkatnya utang.

Sejauh ini, kami melihat bahwa kenaikkan tingkat suku bunga Bank Sentral Korea Selatan, juga merupakan suatu langkah antisipasi ketika The Fed juga melakukan Taper Tantrum hingga menaikkan tingkat suku bunga pada tahun 2022 mendatang.

Namun yang harus menjadi perhatian adalah, bahwa kenaikkan tingkat suku bunga Bank Sentral Korea Selatan ini merupakan sebuah langkah awal, dan tidak menutup kemungkinan pada tahun 2022 mendatang, Bank Sentral Korea Selatan akan kembali menaikkan tingkat suku bunga ditengah situasi dan kondisi perekonomian yang mulai stabil.

Oleh sebab itu, kami juga penasaran sebetulnya dengan langkah selanjutnya dari Selandia Baru yang konon katanya akan mengikuti jejak yang sama. Ketika di berbagai negara mulai menaikkan tingkat suku bunga, bagaimana reaksi kita kedepannya? Apakah benar masih akan ada pemangkasan 25 bps lagi kedepannya? Atau justru malah menaikkan tingkat suku bunga Bank Indonesia? Ini sesuatu yang harus kita nantikan.

“Pagi ini pasar obligasi diperkirakan akan dibuka bervariatif dengan rentang pergerakan 35 – 75 bps. Kehati hatian merupakan point penting saat ini. Kami merekomendasikan wait and see,” sebut analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Jumat (27/8/2021).

Adapun cerita di akhir pekan ini, akan kita awali dari;

1.GOSIP VS REALITA

Pada malam sebelum acara pertemuan di Jackson Hole yang akan berlangsung pada hari ini pemirsa, tampaknya 3 dari pejabat The Fed mulai mendesak kepada para pembuat kebijakan untuk dapat bergerak lebih cepat untuk mulai melakukan pengurangan pembelian obligasi di pasar, meskipun ada potensi resiko dari Covid 19 yang juga mulai menyebar di Amerika. Ke 3 orang tersebut adalah, Presiden Fed Bank of Dallas, Robert Kaplan, Presiden Fed Kansas City, Ester George, dan St. Louis, James Bullard. Dirinya mengatakan bahwa Kaplan lebih suka kalau The Fed melakukan pengumuman pengurangan pembelian obligasi di pasar pada pertemuan The Fed pada bulan September mendatang, dan mengimplementasikannya pada bulan October. Wow! Begitupun juga dengan James Bullard, dari St. Louis yang meminta untuk dilakukannya pada musim gugur atau selesai kuartal pertama tahun 2022 mendatang. Tambahan personil terakhir adalah Presiden Fed dari Kansas City, Ester George yang juga ikutan mendesak agar pengurangan pertama dilakukan pada tahun ini. Namun yang menariknya adalah, ke 3 orang ini tidak memiliki hak suara untuk melakukan vote pada kebijakan tahun 2021 ini. George mengatakan bahwa dirinya melihat sangat penting untuk memulai, oleh karena itu saya kurang tertarik apabila keputusan pengurangan pembelian obligasi tersebut ditunda. Bullard menambahkan bahwa memang angka Covid 19 tengah mengalami kenaikkan, namun yang pasti dalam beberapa titik, ketika Covid 19 akan mengalami kenaikkan, perekonomian telah belajar dan beradaptasi dengan pandemi ini. Terus terang, meskipun ke 3 orang ini tidak memiliki vote untuk melakukan kebijakan tahun ini, namun yang jelas komentar mereka telah membuat pasar Amerika mengalami penurunan. George dan Bullard sendiri merupakan pejabat yang lebih hawkish terhadap sebuah kebijakan, ditambah dengan data ketenagakerjaan yang lebih kuat. Keduanya juga sudah mendapatkan hak suara pada tahun 2022 mendatang, ketika The Fed akan menetapkan sebuah kebijakan. Namun masalah ketok palu, tentu Om Powell akan menyampaikan sesuatu sesuai dengan pandangan dari dirinya. Entah kita akan mendengarkan hal yang sama terkait dengan substantial? Ataukah justru kita akan mendengarkan sesuatu yang baru dari Powell pada pertemuan di Jackson Hole ini. George sendiri melihat bahwa melihat lebih banyak terhadap fleksibilitas terkait dengan pengurangan pembelian obligasi di pasar, namun yang jelas The Fed harus memulai di tahun ini untuk dapat mengurangi jumlah pembelian obligasi. George menambahkan bahwa perekonomian terus tumbuh pada tingkat yang lebih kuat, namun memang risiko terkait dengan kenaikkan Covid dapat memperlambat pemulihan ekonomi, khususnya dalam sector ketenagakerjaan. Namun George sendiri menyakini bahwa pada titik tersebut, kenaikkan Covid 19 tidak akan merusak perekonomian yang sudah ada saat ini. Sejauh ini sebagian besar pejabat The Fed memang setuju pada bulan lalu untuk mulai memperlambat pembelian obligai meskipun “kapannya itu” menjadi sebuah tanda tanya besar untuk dilakukan. Bullard mengatakan bahwa dirinya lebih suka memulai untuk pengurangan pembelian obligasi pada musim gugur dan menyelesaikan proses pertama pada akhir kuartal pertama, sehingga memberikan kesempatan bagi The Fed untuk melakukan kenaikkan tingkat suku bunga pada awal 2022 apabila diperlukan. Bullard mengatakan ini bukan tanpa sebab pemirsa, karena dirinya khawatir bahwa The Fed akan melakukan lebih banyak kerusakan daripada membantu perekonomian karena khawatir akan ada buble terkait dengan perumahan di Amerika. Kami sudah cukup banyak mendapatkan masalah pada tahun 2000an imbuhnya, karena terlalu berpuas diri dengan sector perumahan. Well, hari ini mungkin pergerakan pasar akan menjadi tidak menentu, baik bagi obligasi dan saham. Volatilitas kemungkinan akan meningkat, sehingga membuat pelaku pasar menjadi wait and see untuk saat ini, meskipun tidak mengurangi animo yang ada saat ini. Ketegangan geopolitik juga akan mencuri perhatian saat ini, jadi tetap hati hati, dan cermati setiap situasi dan kondisi yang ada.

Baca Juga :  ANALIS MARKET (19/6/2024) : IHSG Berpeluang Technical Rebound

 


https://pasardana.id/news/2021/8/27/analis-market-2782021-pasar-obligasi-diproyeksi-bergerak-variatif-aksi-wait-and-see-direkomendasikan/

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here