Jakarta, BeritaMu.co.id – Nilai tukar rupiah tertahan di zona merah melawan dolar Amerika Serikat (AS) hingga pertengahan perdagangan Kamis (26/8/2021), sehari menjelang pertemuan Jackson Hole.
Melansir data Refinitiv, rupiah membuka perdagangan dengan melemah 0,1%, dan sempat membengkak hingga 0,21% ke Rp 14.425/US$. Rupiah setelahnya sempat memangkas pelemahan hingga tersisa 0,03% saja, tetapi pada pukul 12:00 WIB melemah lagi ke Rp 14.415/US$ pada pukul 12:00 WIB.
Di sisa perdagangan hari ini, rupiah masih memiliki peluang bangkit melihat pergerakannnya di pasar non-deliverable forward (NDF) yang sedikit lebih kuat siang ini ketimbang beberapa saat sebelum pembukaan perdagangan pagi tadi.
Periode
Kurs Pukul 8:54 WIB
Kurs Pukul 11:54 WIB
1 Pekan
Rp14.403,40
Rp14.399,6
1 Bulan
Rp14.457,00
Rp14.456,0
2 Bulan
Rp14.494,00
Rp14.491,9
3 Bulan
Rp14.541,50
Rp14.547,2
6 Bulan
Rp14.694,50
Rp14.697,5
9 Bulan
Rp14.854,70
Rp14.844,1
1 Tahun
Rp15.012,90
Rp15.002,0
2 Tahun
Rp15.655,10
Rp15.685,2
NDF adalah instrumen yang memperdagangkan mata uang dalam jangka waktu tertentu dengan patokan kurs tertentu pula. Sebelumnya pasar NDF belum ada di Indonesia, hanya tersedia di pusat-pusat keuangan internasional seperti Singapura, Hong Kong, New York, atau London.
Pasar NDF seringkali mempengaruhi psikologis pembentukan harga di pasar spot. Oleh karena itu, kurs di NDF tidak jarang diikuti oleh pasar spot.
Pertemuan Jackson Hole di Amerika Serikat yang akan diadakan pada Jumat nanti menjadi perhatian pelaku pasar sebab ketua The Fed, Jerome Powell, diperkirakan akan memberikan detail kapan dan bagaimana akan dilakukan.
“Kami pikir investor akan menunggu untuk mendengar tapering dari Jerome Powell pada hari Jumat, sebelum kembali masuk ke aset-aset berisiko lagi, dan menjual dolar AS,” tulis ahli strategi dari ING dalam catatan kepada nasabahnya yang dikutip CNBC International, Selasa (24/8/2021).
Meski demikian, tetap saja ada peluang Powell menyampaikan tapering di tahun ini, yang membuat investor berhati-hati memegang rupiah. Maklum saja, saat tapering di tahun 2013 terjadi, aliran modal keluar dari Indonesia dan kembali ke Amerika Serikat, nilai tukar rupiah pun terpuruk.
Menguatnya isu tapering membuat Bank Indonesia melakukan stress test dengan menyiapkan sejumlah kebijakan, guna memitigasi adanya tekanan potensi di pasar keuangan tanah air. Hal tersebut diungkapkan Deputi Gubernur Senior BI, Destry Damayanti.
“Ke depan ada risiko rencana kebijakan pengurangan stimulus atau tapering oleh The Fed. Kita sepakat akan melakukan stress test simulasi antisipasi tapering,” ujarnya dalam rapat bersama Banggar DPR, Rabu (25/8/2021).
Selain risiko tapering tersebut, stress test yang akan dilakukan oleh BI juga untuk mengantisipasi peningkatan varian Delta Covid-19 yang bisa memicu penurunan kepercayaan para investor.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[]
(pap/pap)
Demikian berita mengenai Tertahan di Zona Merah, Rupiah Ada Peluang Balik Menguat, ikuti terus update berita dari kami
Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20210826124647-17-271443/tertahan-di-zona-merah-rupiah-ada-peluang-balik-menguat