Jakarta, CNBC Indonesia – Harga obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) ditutup beragam pada perdagangan Jumat (20/8/2021) akhir pekan ini, setelah Bank Indonesia (BI) merilis data Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal II-2021.
Sikap investor cenderung beragam di pasar SBN pada hari ini, ditandai juga dengan beragamnya pergerakan imbal hasil (yield) SBN acuan.
SBN bertenor 1, 3, 20, dan 25 tahun ramai dikoleksi oleh investor, ditandai dengan penguatan harga dan pelemahan yield-nya. Sebaliknya, SBN berjatuh tempo 5, 10, 15, dan 30 tahun cenderung dilepas oleh investor, ditandai dengan pelemahan harga dan penguatan yield.
Dari SBN yang mengalami pelemahan yield, SBN bertenor 1 tahun menjadi yang terbesar penurunan yield-nya, yakni 2,9 basis poin (bp) ke level 3,164%. Sedangkan SBN berjatuh tempo 25 tahun menjadi yang terkecil penurunan yield-nya, yakni 0,3 bp ke 7,301%.
Sementara dari SBN yang mengalami penguatan yield, SBN acuan pemerintah bertenor 10 tahun menjadi yang terbesar penguatan yield-nya, yakni 2,2 bp ke level 6,347%. Sedangkan SBN berjatuh tempo 30 thaun menjadi yang terkecil penguatan yield-nya, yakni 0,2 bp ke 6,886%.
Yield berlawanan arah dari harga, sehingga naiknya yield menunjukkan harga obligasi yang sedang melemah, demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%.
Dari dalam negeri, BI melaporkan NPI pada kuartal II-2021 berada di posisi defisit US$ 450 juta. Memburuk dibandingkan kuartal sebelumnya yang surplus luar biasa hingga mencapai US$ 4,06 miliar. NPI terdiri dari dua pos besar yaitu transaksi berjalan (current account) serta transaksi modal dan finansial.
Transaksi berjalan menggambarkan arus masuk-keluar devisa yang datang dari ekspor-impor barang dan jasa, pendapatan primer, serta serta pendapatan sekunder. Keluar masuk devisa di pos ini lebih stabil ketimbang pos transaksi modal dan finansial yang cepat datang dan pergi.
Sehingga transaksi berjalan akan memberikan dampak yang cukup besar ke pergerakan rupiah. Defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) yang besar tidak mampu ditutup oleh pos transaksi modal dan finansial yang surplus US$ 1,92 miliar pada kuartal II-2021.
Sementara transaksi berjalan mengalami defisit US$ 2,23 miliar atau 0,77% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Lebih dalam dibandingkan kuartal sebelumnya yang minus US$ 1,06 miliar (0,38% PDB).
BI kemarin memutuskan untuk tetap mempertahankan suku bunga acuannya di level 3,5%. Langkah ini sesuai dengan ekspektasi pasar. Selain itu itu guna meredam dampak tapering, Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan sudah punya strategi bahkan sudah dilakukan sejak Februari lalu.
“(Tapering) akan menaikkan suku bunga pasar dan yield (imbal hasil) US Treasury Bond. Pada Februari yield sudah naik dan mempengaruhi appetite investor global di negara-negara berkembang, pada akhirnya itu juga mempengaruhi kita,” kata Perry dalam konferensi pers usai Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode Agustus 2021.
Selain itu, tambah Perry, BI tetap menjaga daya tarik pasar keuangan Indonesia. Ini dilakukan dengan menjaga selisih (spread) yield antara SBN dan obligasi pemerintah di luar negeri, terutama Amerika Serikat (AS).
Beralih ke AS, yield surat utang pemerintah Negeri Paman Sam bertenor 10 tahun kembali mengalami pelemahan, di tengah berlanjutnya kekhawatiran tentang penyebaran virus corona (Covid-19) varian delta dan diskusi dari bank sentral AS tentang pengurangan pembelian obligasi atau tapering.
Dilansir data dari CNBC International, yield Treasury acuan bertenor 10 tahun turun 1,2 bp ke level 1,23% pada pukul 07:15 pagi waktu AS, dari sebelumnya pada penutupan Kamis (19/8/2021) kemarin di level 1,242%.
Imbal hasil Treasury surut lebih rendah, meskipun risalah pertemuan terbaru dari bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang dirilis pada Rabu (18/8/2021) menunjukkan bahwa The Fed berencana untuk mengurangi pembelian obligasi sebelum akhir tahun ini.
Selain itu, kekhawatiran tentang penyebaran Covid-19 varian Delta terus membebani sentimen pasar keuangan AS. Namun hal ini menjadi sentimen positif bagi pasar obligasi pemerintah AS.
Update Terus berita terkini di BertaiMU.co.id
[]
(chd/chd)
Demikian berita mengenai Transaksi Berjalan RI Defisit, Yield SBN Ditutup Beragam, ikuti terus update berita dari kami
Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20210820184017-17-270036/transaksi-berjalan-ri-defisit-yield-sbn-ditutup-beragam