Home Bisnis ‘Jurus’ BI Masih Kalah Dari Isu Tapering, Rupiah Keok Lagi

‘Jurus’ BI Masih Kalah Dari Isu Tapering, Rupiah Keok Lagi

36
0
Rupiah Sukses Menguat, tapi Awas Dolar AS Simpan "Bom Waktu"

Jakarta, BeritaMu.co.id – Nilai tukar rupiah melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Kamis (19/8/2021) hingga kembali ke atas Rp 14.400/US$. Sejak awal perdagangan rupiah langsung masuk ke zona merah akibat kemungkinan bank sentral AS (The Fed) melakukan tapering di tahun ini. Menjelang akhir perdagangan, Bank Indonesia (BI) mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG), tetapi rupiah masih belum mampu bangkit.

Melansir data Refinitiv, rupiah membuka perdagangan dengan melemah tipis 0,07% ke Rp 14.380/US$. Rupiah perlahan-lahan terus melemah hingga menyentuh Rp 14.420/US$. Di akhir perdagangan, rupiah berhasil memangkas pelemahan menjadi Rp 14.400/US$, melemah 0,21% di pasar spot.

Rupiah langsung tertekan merespon rilis risalah rapat kebijakan moneter The Fed edisi Juli yang menunjukkan peluang tapering di tahun ini, sebab inflasi dikatakan sudah mencapai target dan pemulihan pasar tenaga kerja juga hampir sesuai ekspektasi.

“Melihat ke depan, sebagian besar partisipan (Federal Open Market Committee/FOMC) mencatat bahwa selama pemulihan ekonomi secara luas sesuai dengan ekspektasi mereka, maka akan tepat untuk melakukan pengurangan nilai pembelian aset di tahun ini,” tulis risalah tersebut.

Meski demikian, dolar AS tidak serta merta langsung perkasa. Terlihat dari pelemahan rupiah hari ini yang tidak begitu besar. Sebabnya, risalah tersebut juga menunjukkan ‘beberapa’ anggota FOMC memilih untuk melakukan tapering di awal tahun depan.

Tidak ada detail yang menyebutkan ‘beberapa’ itu artinya beberapa orang, tetapi jika melihat pernyataan lainnya ‘sebagian besar partisipan’ bisa diintepretasikan mayoritas anggota FOMC memilih melakukan tapering di tahun ini.

Baca Juga :  Rupiah lanjut menguat, ditopang redanya kekhawatiran Omicron

Selain itu, The Fed juga melihat penyebaran virus corona varian delta sebagai ancaman, meski tetap optimistis terhadap perekonomian. The Fed menyebut “ketidakpastian cukup tinggi” akibat lonjakan kasus penyakit akibat virus corona khususnya varian delta.

Hal tersebut membuat beberapa anggota FOMC melihat risiko inflasi kembali melandai, terutama jika perekonomian kembali terpukul.

Data tenaga kerja bulan Agustus yang akan dirilis awal September kini menjadi krusial untuk menentukan seberapa besar peluang tapering di tahun ini.

Dengan kasus Covid-19 yang sedang terus menanjak, maka masih menjadi pertanyaan apakah pemulihan di pasar tenaga kerja masih terus berlanjut, dan menguatkan sikap mayoritas anggota FOMC untuk melakukan tapering di tahun ini, atau justru malah memburuk, sehingga tapering akan diundur ke tahun depan.

The Fed menetapkan target pasar tenaga kerja full employment, dan saat ini dikatakan belum mencapai “kemajuan substansial lebih lanjut” untuk menaikkan suku bunga.
Tetapi The Fed menggarisbawahi tapering dan suku bunga tidak ada kaitannya. Artinya meski The Fed melakukan tapering hingga menghentikan QE, bukan berarti suku bunga akan langsung dinaikkan.

HALAMAN SELANJUTNYA >>> Demi Rupiah BI Tahan Suku Bunga

Demikian berita mengenai ‘Jurus’ BI Masih Kalah Dari Isu Tapering, Rupiah Keok Lagi, ikuti terus update berita dari kami

Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20210819150607-17-269665/jurus-bi-masih-kalah-dari-isu-tapering-rupiah-keok-lagi

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here