Jakarta, BeritaMu.co.id – Sehari sebelum libur Hari Kemerdekaan Indonesia kemarin, nilai tukar rupiah sukses menguat 0,1% melawan dolar Amerika Serikat (AS) ke Rp 14.370/US$. Penguatan tersebut menjadi yang pertama dalam 7 hari perdagangan terakhir.
Kemudian di pasar obligasi, yield Surat Berharga Negara (SBN) tenor 1 tahun mengalami kenaikan, sementara tenor 3 dan 5 tahun stagnan. Tenor 10 tahun ke atas semuanya mengalami penurunan.
Pergerakan yield berbanding terbalik dengan harga obligasi. Ketika yield turun maka harganya naik, artinya mayoritas SBN di awal pekan ini mengalami penguatan.
Hanya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang merosot 0,84% ke 6.087,913. Meski demikian, investor asing melakukan aksi beli bersih (net buy) sebesar Rp 429 miliar di pasar reguler, jika digabungkan dengan pasar nego dan tunai total net buy sebesar Rp 555 miliar.
Sementara pada perdagangan hari ini, Rabu (18/8/2021), IHSG, rupiah hingga SBN berisiko berguguran, sebab banyak sentimen negatif datang dari luar negeri, misalnya lonjakan kasus penyakit akibat virus corona (Covid-19) yang membuat pelaku pasar ngeri. Faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan hari ini akan dibahas pada halaman 3 dan 4.
Di awal pekan lalu, pelaku pasar menanti kejelasan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 4 apakah diperpanjang, diperpanjang dengan pelonggaran atau disetop.
Selain itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan Pidato dalam Rangka HUT ke-76 RI di Gedung MPR/DPR juga menjadi perhatian.
Jokowi di awal pidato hari ini menggarisbawahi soal krisis hingga pandemi.
“Krisis, resesi, dan pandemi itu seperti api. Kalau bisa, kita hindari, tetapi jika hal itu tetap terjadi, banyak hal yang bisa kita pelajari,” kata Jokowi.
“Api memang membakar, tetapi juga sekaligus menerangi. Kalau terkendali, dia menginspirasi dan memotivasi. Dia menyakitkan, tetapi sekaligus juga menguatkan,” imbuhnya.
Jokowi berharap pandemi yang terjadi ini dapat menerangi bangsa. Terutama agar mawas diri, memperbaiki diri, dan menguatkan diri. “Dalam menghadapi tantangan masa depan.”
Jokowi juga menjelaskan, resesi dan krisis yang datang bertubi-tubi dalam perjalanan setelah Indonesia merdeka, juga berhasil dilampaui.
“Setiap ujian memperkokoh fondasi sosial, fondasi politik, dan fondasi ekonomi bangsa Indonesia. Setiap etape memberikan pembelajaran dan sekaligus juga membawa perbaikan dalam kehidupan kita,” katanya.
Di kesempatan yang sama pemerintah telah mengajukan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2022 kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Dalam asumsi dasar ekonomi makro, pertumbuhan ekonomi dipatok 5-5,5%.
Demikianlah dikutip BeritaMu.co.id dari Buka Nota Keuangan 2022 yang dikeluarkan Kementerian Keuangan, Senin (16/8/2021).
“Tahun 2022, perekonomian Indonesia melanjutkan arah pemulihan seiring pandemi Covid-19 yang sudah lebih terkendali dengan berbagai langkah penanganan sistematis dan program vaksinasi yang sudah menjangkau populasi di seluruh wilayah Indonesia. Perekonomian nasional diperkirakan sudah mampu keluar dari bayang-bayang krisis dan menjalankan proses normalisasi secara bertahap,” tulis dokumen tersebut.
Pemerintah juga terus mewaspadai kemunculan varian baru Covid-19 yang bisa mengganggu perekonomian untuk pulih.
“Potensi kemunculan pandemi dari virus varian baru tetap menjadi faktor utama risiko yang harus terus diantisipasi oleh masyarakat. Kemampuan adaptasi masyarakat untuk terus menerapkan disiplin protokol kesehatan akan menjadi fitur penting dalam memitigasi risiko dimaksud. Secara keseluruhan, perekonomian Indonesia di tahun 2022 diproyeksi mampu tumbuh pada kisaran 5,0 – 5,5%,” jelasnya.
HALAMAN SELANJUTNYA >>> Corona Delta Bikin Wall Street Tumbang
Demikian berita mengenai Ngeri di Sana-sini, Awas IHSG, Rupiah hingga SBN Berguguran! , ikuti terus update berita dari kami
Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20210817171333-17-269115/ngeri-di-sana-sini-awas-ihsg-rupiah-hingga-sbn-berguguran