Home Bisnis Duh! Ini Alasan Rating Agung Podomoro Dipangkas Jadi CCC

Duh! Ini Alasan Rating Agung Podomoro Dipangkas Jadi CCC

30
0
Likuiditas Seret, Fitch Turunkan Peringkat APLN ke CCC

Jakarta, BeritaMu.co.id – Emiten properti yang didirikan keluarga Trihatma Kusuma Haliman, PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN), kembali memperoleh kabar buruk.

Kabar ini datang dari lembaga pemeringkat internasional, Fitch Ratings menurunkan peringkat perusahaan dan obligasi senior. Sebelumnya, sebulan lalu peringkat utang perusahaan juga telah diturunkan oleh lembaga pemeringkatan lain, Moody’s Investor Service.

Berdasarkan keterbukaan informasi yang dirilis perusahaan di Bursa Efek Indonesia (BEI), pada 13 Agustus, peringkat perusahaan dan Obligasi Senior USD sebesar US$ 300 juta atau setara dengan Rp 4,4 triliun (kurs Rp 14.500/US$) yang diterbitkan APLN diturunkan dari CCC+ menjadi CCC dengan peringkat pemulihan tetap RR4.

“Penurunan peringkat tersebut dikarenakan Fitch berpandangan bahwa likuiditas perseroan berpotensi tidak mampu menutup pembayaran utang yang lebih dari 6 bulan ke depan,” tulis manajemen APLN, dalam surat penjelasan kepada BEI, dikutip Selasa (17/8/2021).

Untuk diketahui, obligasi senior USD yang diterbitkan oleh APLN yang dimaksud yakni yang dijamin dengan jaminan perusahaan dari perseroan dan beberapa entitas anak perseroan, dicatatkan dan diperdagangkan di Singapore Exchange Securities Trading.

APLN sebelumnya menyebutkan, hingga Juni 2021 perusahaan memiliki total utang yang akan jatuh tempo dalam waktu kurang dari 1 tahun mencapai Rp 712,35 miliar.

Utang tersebut terdiri dari utang bank dan surat utang jangka menengah (medium term notes/MTN).

Kondisi tersebut juga merupakan alasan Moody’s memutuskan untuk memangkas peringkat utang APLN menjadi Caa1 dengan outlook negatif (Caa1-).

Peringkat Caa1 APLN mencerminkan ekspektasi bahwa likuiditas perseroan masih lemah pada 2021 dan 2022, karena perusahaan bergantung pada penjualan aset dan pendanaan eksternal untuk memenuhi kebutuhan uang tunai.

Moody’s mengatakan struktur modal APLN juga tidak berkelanjutan, seperti yang ditunjukkan oleh tingkat leverage-nya yang tinggi. Sebab itu, pengelola Senayan City ini diharapkan dapat menyelesaikan penjualan lahan industri dan penjualan sisa sahamnya di Central Park Mall pada tahun 2021.

Lebih lanjut Moody’s menyatakan kondisi ini diperparah oleh ketidakpastian seputar penyelesaian tepat waktu atas kedua penjualan aset tersebut, mengingat penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat, khususnya di kawasan Jawa dan Bali, setelah lonjakan kasus virus corona (Covid-19) terjadi di kedua kawasan tersebut.

Perusahaan mencoba berbagai cara untuk memperbaiki likuiditas, berdasarkan keterbukaan informasi yang dirilis perusahaan di Bursa Efek Indonesia (BEI), utang tersebut merupakan kredit yang digunakan untuk penyelesaian sejumlah proyek milik perusahaan. Penyelesaian utang bank ini ditargetkan akan dapat dibayarkan menggunakan dana operasional perusahaan.

Sedangkan untuk MTN, saat ini sedang dalam proses untuk perpanjangan jangka waktu jatuh tempo. MTN ini menurut jadwal akan jatuh tempo pada 22 Agustus 2021 mendatang.

Selain itu, saat ini perusahaan dalam proses untuk melakukan penjualan aset yang dimiliki oleh anak usahanya, PT Buana Makmur Indah (BMI). Penjualan aset ini dilakukan secara bertahap sesuai dengan kesepakatan perusahaan.

Baca Juga :  Saham Emiten 'Receh' Properti Gerak Liar Lagi, Tanda Apa Ini?

Selain aset berupa bidang tanah, perusahaan juga kan melakukan penjualan kepemilikan saham BMI dalam PT Trans Heksa Karawang sebanyak 7,13 juta atau 6,56%.

Kinerja Keuangan Tertekan

Kinerja paruh pertama perusahaan belum dapat disimak, mengingat laporan keuangan interim terbaru yang telah dipublikasikan perusahaan adalah untuk kuartal pertama yang berakhir pada 31 Maret 2021.

Hingga akhir kuartal pertama perusahaan mencatatkan rugi bersih sebesar Rp 289,79 miliar. Meskipun masih jauh dari kata pulih, kondisi ini sedikit membaik atau turun 35% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2020 yakni rugi bersih Rp 448,57 miliar.

Mengacu laporan keuangan APLN per kuartal I-2021 yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia (BEI), APLN mencatatkan penurunan pendapatan yang sangat signifikan.

Pendapatan APLN tercatat mencapai Rp 485,44 miliar, ambruk 63% dari periode yang sama tahun lalu Rp 1,32 triliun.

Sedangkan beban pokok penjualan dan beban langsung berhasil ditekan menjadi Rp 299,84 miliar dari sebelumnya Rp 772,99 miliar. Akibat turunnya beban pokok penjualan ini, perseroan sebenarnya masih mampu mencetak laba kotor Rp 185,60 miliar dari sebelumnya Rp 548,58 miliar.

Hanya saja penurunan pendapatan ditambah dengan beban perusahaan, beserta rugi kurs membuat APLN masih mengalami kerugian pada tiga bulan awal tahun ini.

Aset perusahaan tercatat naik tipis menjadi Rp 30,49 triliun dari posisi akhir Desember tahun lalu senilai Rp 30,39 triliun. Aset ini terdiri dari aset lancar sejumlah Rp 11,38 triliun dan Rp 19,10 triliun sisanya merupakan aset tidak lancar.

Liabilitas perusahaan tercatat naik tipis dari semula Rp 19,04 triliun kini menjadi Rp 19,46 triliun. Liabilitas ini terdiri dari kewajiban jangka pendek sebesar Rp 6,23 triliun dan kewajiban jangka panjang sebesar Rp 13,24 triliun.

Walaupun di atas kertas, total aset lancar APLN lebih besar dari kewajiban jangka pendek yang harus ditunaikan perusahaan, tetapi yang menjadi catatan penting adalah sebagian besar atau lebih dari setengah aset lancar perusahaan merupakan persediaan aset real estate yang bernilai Rp 7,44 triliun.

Dalam situasi pandemi yang menciptakan ketidakpastian ekonomi, tentu aset real estate buka merupakan incaran utama para investor atau pengusaha kaya raya saat ini.

Persediaan aset real estate perusahaan mencakup bangunan siap dijual sejumlah Rp 1,20 triliun, bangunan dalam penyelesaian Rp 4,21 triliun dan tanah yang sedang dikembangkan senilai Rp 2,03 triliun.

[]

(…)

Demikian berita mengenai Duh! Ini Alasan Rating Agung Podomoro Dipangkas Jadi CCC, ikuti terus update berita dari kami

Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20210818121015-17-269277/duh-ini-alasan-rating-agung-podomoro-dipangkas-jadi-ccc

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here