Jakarta, BeritaMu.co.id – Perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan besar mesin dan peralatan teknologi, PT Geoprima Solusi (GSPO), berencana melakukan penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan akan menjadi calon emiten baru di kluster teknologi yang akan meramaikan perdagangan di lantai bursa.
Perseroan akan menawarkan sebanyak-banyaknya 166.666.600 (166,66 juta) saham biasa atau maksimal mewakili 25% dari total modal disetor dan ditempatkan penuh perseroan setelah penawaran umum perdana.
Berdasarkan prospektus perusahaan yang terbit pada Senin (16/8/2021), nilai nominal saham baru tersebut Rp 50 per saham dari modal ditempatkan dan disetor Perseroan setelah IPO.
Sementara, harga penawaran yang ditawarkan dalam IPO saham berkisar antara Rp 175 sampai dengan Rp 180 untuk setiap saham. Dengan demikian, maksimal dana yang bisa dikumpulkan dari IPO saham ini adalah sejumlah Rp 29,99 miliar.
“Jumlah penawaran umum perdana saham adalah sebesar Rp 29.166.655.000 hingga Rp 29.999.988.000,” kata manajemen Geoprima Solusi dikutip BeritaMu.co.id, Senin (16/8).
Dalam IPO ini, Geoprima memberikan mandat kepada PT NH Korindo Sekuritas Indonesia dan PT Surya Fajar Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi.
Geoprima secara bersamaan juga menerbitkan sebanyak-banyaknya 166.666.600 (166,66 juta) waran seri I yang menyertai saham baru perseroan atau sebanyak 33,33% dari total jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh pada saat pernyataan pendaftaran dalam rangka penawaran umum perdana saham ini disampaikan.
Setiap pemegang satu saham Baru Perseroan berhak memperoleh satu waran i dimana setiap satu Waran Seri I memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli satu saham baru perseroan yang dikeluarkan dalam portepel. Waran seri I yang diterbitkan mempunyai jangka waktu pelaksanaan selama satu tahun.
Harga pelaksanaan waran seri I adalah sebesar Rp 250 yang dapat dilakukan selama masa berlakunya pelaksanaan yaitu enam bulan atau lebih sejak efek diterbitkan, yang berlaku mulai tanggal 3 Maret 2022 sampai dengan 2 September 2022. Total hasil pelaksanaan waran seri I adalah sebanyak-banyaknya Rp 41,66 miliar.
Terkait rencana penggunaan dana IPO, pihak manajemen mengatakan bahwa sekitar 30,61% akan digunakan untuk pembelian aset berupa ruko dari pihak terafiliasi perseroan.
Aset yang dimaksud adalah pembelian tanah dan bangunan dengan luas tanah 80 m2 dan luas bangunan 230 m2 yang beralamat di Komplek Rukan Artha Gading Niaga Blok D Kavling 9, Jakarta Utara dari Karnadi Margaka sebagai pihak terafiliasi perseroan, sebesar Rp 7,5 miliar.
Sekitar 36,74% akan digunakan untuk Lidar Optech atau light detection and ranging yang merupakan sebuah teknologi peraba jarak jauh optik yang mengukur dengan cahaya yang tersebar untuk menemukan jarak dan informasi lainnya.
Adapun Lidar yang dipakai untuk pesawat dapat mengukur posisi dan gambar berupa koordinat xyz. Optech adalah salah satu merk dari produk Lidar.
Pembelian Lidar Optech dari pihak ketiga ini akan dilakukan pada tahun 2021. Atas pembelian Lidar ini akan dipergunakan oleh Perseroan sebagai alat utama dalam melakukan kegiatan usaha dalam jasa pengukuran.
Sementara itu, sekitar 20,41% akan digunakan untuk pembelian persediaan yaitu unmanned aerial vehicle (UAV) atau pesawat tanpa awak. Sedangkan Sekitar 12,24% sisanya akan digunakan untuk biaya pemasaran, promosi dan iklan serta sewa kantor perwakilan.
Adapun masa penawaran awal (bookbuilding) pada 9-13 Agustus 2021, perkiraan tanggal efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 25 Agustus, perkiraan masa penawaran umum 27 Agustus-1 September, perkiraan tanggal penjatahan 1 September, tanggal distribusi saham 2 September dan prediksi pencatatan saham di BEI pada 3 September mendatang.
Sedangkan masa perdagangan waran seri I di pasar reguler & negosiasi diperkirakan berlangsung pada 3 September 2021-30 Agustus 2022, sedangkan di pasar tunai pada 3 September 2021-1 September 2022. Periode pelaksanaan waran dijadwalkan pada 3 Maret 2022 – 2 September 2022 dengan akhir masa berlaku waran I pada 2 September 2022.
Saat ini, pemegang saham Geoprima ialah Karnadi Margaka yang menggenggam 70% saham perusahaan, Suriawati Tamin memegang 10% saham, Priscilla Vikananda memegang 10% saham dan Axel Tobias Joel menguasai 10% sisanya.
Setelah IPO, porsi kepemilikan Karnadi di Geoprima menyusut menjadi 52,50%, Suriawati menjadi 7,5%, Priscilia menjadi 7,5%, Axel menjadi 7,5% dan masyarakat 20%.
PT Geoprima Solusi didirikan pada tanggal 6 Maret 1997, melakukan kegiatan usaha utama yaitu bergerak dalam bidang perdagangan besar mesin, peralatan dan perlengkapan lainnya. Termasuk di dalamnya adalah reparasi alat ukur, alat uji dan peralatan navigasi dan pengontrol dan aktivitas konsultasi manajemen lainnya
Geoprima juga menyediakan jasa aktivitas angkutan udara khusus pemotretan, survei dan pemetaan, aktivitas konsultasi bisnis dan broker bisnis serta aktivitas keinsinyuran dan konsultasi pengolahan data.
Situs resminya mencatat Geoprima Solusi juga telah ditunjuk oleh SOUTH group, sebagai wakil di Indonesia.
Laporan keuangan menunjukkan pada kuartal pertama tahun ini, pendapatan Geoprima tercatat sebesar Rp 1,95 miliar. Pendapatan ini turun 55,40% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 4,37 miliar.
Akibat penurunan pendapatan pada kuartal pertama tahun ini perusahaan menderita rugi bersih senilai Rp 242,72 juta dari periode yang sama tahun sebelumnya di mana perusahaan masih memperoleh laba bersih senilai Rp 1,72 miliar.
[]
(…)
Demikian berita mengenai Satu Lagi Calon Emiten Teknologi Mau IPO, Cek Jadwalnya!, ikuti terus update berita dari kami
Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20210816165901-17-268880/satu-lagi-calon-emiten-teknologi-mau-ipo-cek-jadwalnya