Jakarta, BeritaMu.co.id – Mayoritas bursa saham Asia ditutup di zona merah pada perdagangan Senin (16/8/2021), menyusul pelemahan data ekonomi China pada bulan lalu dan karena sikap investor yang masih khawatir dengan perkembangan pandemi virus corona (Covid-19) di Asia.
Indeks Nikkei ditutup ambruk 1,62% ke level 27.523,19. Nikkei juga memimpin pelemahan bursa Asia pada hari ini.
Sedangkan sisanya yakni Hang Seng Hong Kong berakhir terkoreksi 0,8% ke 26.181,46, Straits Times Singapura melemah 0,56% ke 3.145,52, dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot 0,84% ke 6.087,91.
Hanya indeks Shanghai Composite China yang mampu bertahan di zona hijau pada hari ini, itupun juga hanya menguat tipis. Indeks Shanghai ditutup naik tipis 0,03% ke posisi 3.517,34.
Sementara untuk indeks KOSPI Korea Selatan pada hari ini tidak dibuka karena sedang libur nasional dalam rangka Hari Kemerdekaan yang jatuh pada Minggu (15/8/2021) kemarin.
Pasar saham Jepang ditutup ambruk dan memimpin pelemahan bursa Asia pada hari ini, meskipun rilis data ekonomi pada kuartal kedua tahun 2021 menunjukkan pertumbuhan.
Pada hari ini, Jepang melaporkan pertumbuhan ekonomi sebesar 0,3% pada kuartal II-2021. Peningkatan tipis ini terjadi meski negara itu melakukan pembatasan ketat akibat lonjakan infeksi Covid-19.
Mengutip AFP, analis menyebut bahwa pengetatan dilakukan membuat masyarakat menahan belanjanya.
“Output hanya naik tipis pada kuartal kedua dan tidak akan jauh lebih baik pada kuartal ini karena gelombang kelima Covid-19 yang didorong varian Delta menahan belanja konsumen,” tulis Tom Learmouth, dari Capital Economics.
Meski begitu, Learmouth mengaku langkah solid dari program vaksinasi sekarang akan membuat Jepang “ditempatkan dengan baik” untuk rebound yang kuat di kuartal keempat tahun ini.
“Tetapi dengan peluncuran vaksin yang masih bergerak cepat, pemulihan yang kuat di Q4 tetap ada.” tambah Learmouth.
Jepang mencatat pertumbuhan dalam dua kuartal hingga Desember tahun lalu. Tetapi pertumbuhan ini terhenti dengan kebangkitan kasus Covid-19 selama musim dingin yang menyebabkan pemberlakuan keadaan darurat.
Tokyo dan beberapa wilayah lain kini telah menghabiskan sebagian besar tahun 2021 di bawah pembatasan virus. Aturan itu diharapkan dilonggarkan kembali dalam waktu dekat mengingat sekitar sepertiga orang Jepang telah divaksinasi penuh.
Namun, angka infeksi masih berada pada tingkat rekor, dengan kasus harian nasional mencapai 20.000 dalam beberapa hari terakhir. Hingga saat ini, Jepang mencatatkan 1,13 juta kasus infeksi Covid dengan 15.413 kematian.
Sementara itu dari China, data ekonomi periode Juli 2021 yang dirilis pada hari ini cenderung tidak memuaskan. Data per Juli untuk penjualan ritel, produksi industri, dan investasi di aset tak bergerak semuanya berada di bawah ekspektasi pasar.
Otoritas China menyebutkan koreksi terjadi akibat dampak ketakpastian eksternal, memburuknya kembali pandemi Covid-19, dan bencana banjir. Biro Statistik Nasional menambahkan bahwa “pemulihan ekonomi masih tidak stabil dan tak merata.”
Sementara itu, kontrak berjangka (futures) indeks bursa saham Amerika Serikat (AS) juga melemah di sesi awal pra-pembukaan, setelah pekan lalu indeks S&P 500 dan Dow Jones menyentuh rekor tertinggi baru.
Pasar juga memantau perkembangan geopolitik di kawasan Asia Tengah, setelah pemerintahan Afghanistan jatuh dan milisi Taliban berhasil menduduki Ibu Kota Kabul serta mengumumkan berakhirnya perang Afghanistan menyusul mundurnya tentara AS dan sekutunya.
Update Terus berita terkini di BertaiMU.co.id
[]
(chd/chd)
Demikian berita mengenai Bursa Asia Ditutup Berjatuhan, hanya Shanghai yang Selamat!, ikuti terus update berita dari kami
Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20210816164211-17-268873/bursa-asia-ditutup-berjatuhan-hanya-shanghai-yang-selamat