Jakarta (BeritaMu.co.id) – Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis sore ditutup stagnan, seiring melandainya jumlah kasus harian COVID-19 domestik.
Rupiah ditutup stagnan atau sama dibandingkan posisi penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.383 per dolar AS.
“Penurunan kasus COVID-19 cukup membantu rupiah dan pelemahan dolar AS disebabkan oleh data inflasi AS yang tidak setinggi harapan,” kata Analis Valbury Asia Futures Lukman Leong saat dihubungi di Jakarta, Kamis.
Jumlah kasus harian COVID-19 di Tanah Air pada Rabu (11/8) mencapai 30.625 kasus sehingga total jumlah kasus terkonfirmasi positif COVID-19 mencapai 3,75 juta kasus.
Sedangkan jumlah kasus meninggal akibat terpapar COVID-19 bertambah 1.579 kasus sehingga totalnya mencapai 112.198 kasus. Sementara itu, sebanyak 3,21 juta orang telah dinyatakan sembuh sehingga total kasus aktif COVID-19 mencapai 426.170 kasus.
Dari AS, Departemen Tenaga Kerja melaporkan Consumer Price Index (CPI) atau Indeks Harga Konsumen (IHK) AS yang menjadi ukuran utama inflasi naik 0,5 persen pada Juli atau naik 5,4 persen (yoy).
IHK inti yang tidak termasuk sektor energi dan makanan naik 0,3 persen pada Juli atau naik 4,3 persen (yoy).
“Laporan CPI dan core CPI AS yang dipandang belum menunjukkan laju naik inflasi secara signifikan di AS, menepis harapan tapering stimulus moneter The Fed dalam waktu dekat,” tulis Tim Riset Monex Investindo Futures dalam kajiannya.
Meski demikian outlook pemulihan ekonomi dan rencana pendanaan infrastruktur AS yang sudah disetujui oleh Senat AS pada Selasa (10/8) masih berpeluang menopang dolar AS.
Rupiah pada pagi hari dibuka melemah ke posisi Rp14.395 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp14.378 per dolar AS hingga Rp14.395 per dolar AS.
Sementara itu, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Kamis menguat ke posisi Rp14.389 per dolar AS dibandingkan posisi hari sebelumnya Rp14.397 per dolar AS.