Jakarta (BeritaMu.co.id) – Presiden Joko Widodo (Jokowi) berharap alih kelola Blok Rokan dari PT Chevron Pacific Indonesia ke PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) dapat meningkatkan produksi minyak Indonesia.
“Dalam pertemuan tadi kami mendapat arahan dan harapan dari Pak Presiden bahwa kami semuanya menjaga dan memastikan produksi bisa ditingkatkan untuk ke depannya untuk Blok Rokan,” kata Principal Expert Upstream Pertamina Hulu Rokan (PHR) Budianto Renyut di lingkungan istana kepresidenan Jakarta, Kamis.
Presiden Jokowi pada Kamis (12/8) bertemu dengan 10 orang perwakilan pegawai PT PHR. Dalam pertemuan itu, Presiden Jokowi juga didampingi Menteri BUMN Erick Thohir dan Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati.
“Peralihannya sangat mulus dan selamat, hal itu dibuktikan dengan misalnya program pengeboran sumur yang bisa dilakukan dan ditingkatkan yang tadinya dua tahun sebelumnya tidak dilaksanakan, dengan kerja sama yang sangat bagus dari transisi,” tambah Budianto.
Budianto mengatakan dengan keberhasilan tersebut dapat meningkatkan produksi minyak.
“Saya dan teman-teman pertama-tama sangat yakin dan bertekad untuk sama-sama terus menjaga dan meningkatkan tingkat produksi,” ungkap Budianto.
Budianto juga menyebut bahwa semua pegawai di Blok Rokan diterima oleh Pertamina sebagai pegawai penuh.
“Harapan kami ke depan, kawan-kawan pun mendapat kesempatan lebih besar karena bergabung dengan perusahaan yang sangat besar, dalam hal ini Pertamina dan BUMN,” kata Budi.
Sementara Senior Manager Well Development PT PHR Lysa Aryanti mengatakan proses peralihan dilakukan secara intens dalam setahun terakhir.
“Ini intens sekali antara pemerintah yang diwakili SKK Migas dan operator PT CPI dan Pertamina Hulu Rokan. Sudah cukup lama, dua tahun, intens pertemuan mingguan untuk membahas ‘progress’ dari 9 program yang kita monitor dimulai tahun lalu,” kata Lysa.
Hal tersebut terlihat ketika hari pertama 9 Agustus pukul 00.00 WIB itu “rack rig driling” tetap bekerja.
“Itu proses yang ‘seamless’ sekali, tidak harus berhenti dulu dan mulai lagi. Benar-benar pada 8 Agustus pukul 23.59 WIB ke 9 Agustus pukul 00.00 semuanya bekerja seperti sebelumnya,” ungkap Lysa.
Selanjutnya Manager Well Development Project PT PHR Pramudya Agus menyelaskan program yang akan dilakukan Pertamina sudah cukup banyak.
“Misalnya tahun ini kita ditargetkan melakukan pengeboran sebanyak 161 sumur, kemudian tahun depan ada 500 sumur untuk dibor lagi, lalu ‘project’ seperti ‘water tank expansion’ itu sudah dicanangkan termasuk juga dari ‘chemical enhance oil recovery’ (EOR) itu sudah mulai dikondisikan untuk dieksekusi,” jelas Pramudya.
Mulai 9 Agustus 2021 pukul 00.01 WIB, operasional Wilayah Kerja (WK) Rokan beralih dari Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) kepada KKS PT Pertamina Hulu Rokan (PHR). Kontrak berlaku sejak 9 Agustus 2021 hingga 20 tahun.
Chevron resmi mengakhiri eksplorasi dan produksi minyak bumi di Blok Rokan yang telah berlangsung selama 97 tahun yaitu sejak 1924 saat masih bernama Standard Oil Company of California (Socal).
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengungkap setelah 8 Agustus 2021 alih kelola Wilayah Kerja Rokan diberikan kepada PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) hingga 20 tahun ke depan dengan “participating interest” 100 persen, namun harus memberikan hak partisipasi sebesar 10 persen kepada Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) sesuai keputusan Kementerian ESDM No 1923 tahun 2018.
Sejak pertama kali diproduksikan pada 1951 hingga 2021, WK Rokan telah menghasilkan 11,69 miliar barel minyak.
Pada akhir Juli 2021, rata-rata produksi WK Rokan sekitar 160,5 ribu barel per hari atau sekitar 24 persen dari produksi nasional, dan 41 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) untuk gas bumi. Blok Rokan sendiri punya potensi cadangan minyak sekitar 1,5 miliar – 2 miliar barel.