Home Bisnis Untung Libur, Rupiah Bisa Melemah Lagi Hari Ini

Untung Libur, Rupiah Bisa Melemah Lagi Hari Ini

24
0

Jakarta, BeritaMu.co.id Hari ini, pasar keuangan Indonesia libur memperingati Tahun Baru Islam 1 Muharram 1443 Hijriah, yang jatuh pada Selasa (10/8/2021). Dengan demikian, rupiah tidak diperdagangkan di pasar spot.

Kendati demikian, rupiah tetap diperdagangkan di pasar Non-Deliverable Forwards (NDF). Nah, bagaimana pergerakan rupiah di pasar NDF pagi ini?

Apabila menilik data Refinitiv, rupiah cenderung melemah di pasar NDF. Dengan ini, andai pasar spot dibuka hari ini, kemungkinan besar rupiah akan ‘loyo’ di hadapan dolar Amerika Serikat (AS). Alhasil, rupiah berpotensi melemah selama 5 hari beruntun.

Berikut kurs dolar AS di pasar NDF beberapa saat setelah penutupan perdagangan pasar spot kemarin dibandingkan hari ini, Rabu (11/8/2021), mengutip data Refinitiv:

Periode

Kurs 10 Agustus (14:54 WIB)

Kurs 11 Agustus (07:33 WIB)

1 Pekan

Rp 14.394,1

Rp 14.395,5

1 Bulan

Rp 14.445,3

Rp 14.442,0

2 Bulan

Rp 14.491,5

Rp 14.492,5

3 Bulan

Rp 14.548,8

Rp 14.551,5

6 Bulan

Rp 14.699,3

Rp 14.712,0

9 Bulan

Rp 14.846,7

Rp 14.862,0

1 Tahun

Rp 15.006,7

Rp 15.024,5

2 Tahun

Rp 15.665,7

Rp 15.661,0

NDF adalah instrumen yang memperdagangkan mata uang dalam jangka waktu tertentu dengan patokan kurs tertentu pula. Sebelumnya pasar NDF belum ada di Indonesia, hanya tersedia di pusat-pusat keuangan internasional seperti Singapura, Hong Kong, New York, atau London.

Pasar NDF seringkali mempengaruhi psikologis pembentukan harga di pasar spot. Oleh karena itu, kurs di NDF tidak jarang diikuti oleh pasar spot. Padahal NDF sebelumnya murni dimainkan oleh investor asing, yang mungkin kurang mendalami kondisi fundamental perekonomian Indonesia.

Bank Indonesia (BI) pun kemudian membentuk pasar DNDF. Meski tenor yang disediakan belum lengkap, tetapi ke depan diharapkan terus bertambah.

Dengan begitu, psikologis yang membentuk rupiah di pasar spot diharapkan bisa lebih rasional karena instrumen NDF berada di dalam negeri. Rupiah di pasar spot tidak perlu selalu membebek pasar NDF yang sepenuhnya dibentuk oleh pasar asing.

Sementara, selama sepekan terakhir, isutapering(pengurangan pembelian aset oleh bank sentral AS, The Fed) masih membuat rupiah kesulitan untuk menguat.

Melansir data Refinitiv, pada Selasa (10/8) kemarin, di akhir perdagangan, rupiah berada di Rp 14.380/US$, melemah 0,14% di pasar spot. Pada Senin (9/8), rupiah melemah 0,07%.

Pelemahan rupiah terjadi lantaran dolar AS yang masih kuat ditopang spekulasi tapering atau pengurangan program pembelian aset (quantitative easing/QE) di tahun ini oleh bank sentra AS (The Fed).

Baca Juga :  Rupiah ditutup melemah tipis, pelaku pasar cermati data inflasi AS

Wakil ketua The Fed, Richard Clarida, pada pekan lalu mengindikasikantaperingbisa dilakukan di tahun ini, dan suku bunga akan dinaikkan pada awal 2023.

“Anda duduk di sini dan melihat inflasi sudah jauh di atas target dan pasar ketenagakerjaan terus membaik menuju level pra-pandemi. Menurut saya, ini terdengar seperti kami harus bersiap (melakukantapering),” kata Richard Clarida, Wakil Ketua The Fed, dalam wawancara bersama Washington Post.

Sejak saat itu, rupiah terus mengalami pelemahan hingga 4 hari berturut-turut.

Pernyataan Clarida kemudian didukung rilis data tenaga kerja AS yang menunjukkan perbaikan lebih lanjut. Departemen Tenaga Kerja AS Jumat lalu melaporkan sepanjang bulan Juli perekonomian AS mampu menyerap tenaga kerja di luar sektor pertanian (non-farm payrolls/NFP) sebanyak 943.000 orang, lebih tinggi dari hasil polling Reuters 880.000 orang.

Sementara tingkat pengangguran juga turun menjadi 5,4% dari bulan Juni 5,9%, dan lebih tajam dari prediksi 5,7%. Selain itu, rata-rata upah per jam juga mencatat pertumbuhan 0,4% dari bulan sebelumnya.

Kemarin, giliran Presiden The Fed Atalanta, Raphael Bostic mengatakan ia melihat kemungkinantaperingdilakukan di kuartal IV-2020 atau sekitar bulan Oktober-Desember.

Tetapi Bostic juga tidak menutup kemungkinan tapering terjadi lebih cepat jika data tenaga kerja AS menunjukkan kemajuan seperti di bulan Juli yang berkelanjutan.

Meski demikian, dolar AS juga masih belum mampu melaju kencang, sebab kasus penyakit akibat virus corona (Covid-19) kembali menanjak di Amerika Serikat.

Penambahan kasus harian dan tingkat keterisian rumah sakit di AS kini naik ke level tertinggi dalam 6 bulan terakhir. Virus corona varian delta menjadi pemicu peningkatan tersebut.

Alhasil, laju kenaikan dolar AS tidak sebesar Kamis lalu, dan melemah tipis-tipis di pekan ini.

“Pasar sedang melihat dua hal, pasar tenaga kerja yang membaik, dan kenaikan virus corona varian delta,” kata Adam Button, kepala analis valuta asing di Forexlive di Toronto, sebagaimana dilansir CNBC International, Senin (9/8/2021).

“Saya akan mengatakan pasar kin menahan diri dan melihat seberapa cepat corona delta mampu diredam,” tambahnya.

TIM RISET CNBCINDONESIA

[]

(adf/adf)

Demikian berita mengenai Untung Libur, Rupiah Bisa Melemah Lagi Hari Ini , ikuti terus update berita dari kami

Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20210811074501-17-267686/untung-libur-rupiah-bisa-melemah-lagi-hari-ini

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here