Home Bisnis PPKM Level 4 Berakhir Hari Ini, Bagaimana Arah IHSG?

PPKM Level 4 Berakhir Hari Ini, Bagaimana Arah IHSG?

21
0
BEI Susun Ulang Saham di Indeks Acuan Emiten Berkinerja Solid

Jakarta, BeritaMu.co.id – Kinerja pasar keuangan Indonesia pada pekan lalu terbilang cukup menggembirakan, di mana Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), rupiah, dan surat berharga negara (SBN) kompak bergerak positif pada pekan lalu.

IHSG melesat 2,2% secara point-to-point pada pekan lalu. Hanya pada perdagangan akhir pekan lalu yang ditutup melemah, namun pelemahannya hanya tipis-tipis aja, yakni 0,03% ke level 6.203,43 dan masih bertahan di zona psikologis 6.200.

Selama sepekan, nilai transaksi IHSG kembali naik menjadi Rp 75,7 triliun dan investor melakukan aksi beli bersih (net buy) di pasar reguler sebesar Rp 925 miliar sepanjang pekan ini.

Sedangkan kinerja rupiah juga tak kalah menariknya dengan IHSG pada pekan lalu. Rupiah kembali berhasil melakukan ‘buang dolar’ sepanjang pekan lalu

Rupiah menang melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada pekan lalu, yakni melesat 0,76% secara point-to-point. Hanya pada perdagangan dua hari menjelang akhir pekan lalu, yakni Kamis (5/8/2021) dan Jumat (6/8/2021), rupiah sedikit melemah terhadap sang greenback.

Pada perdagangan Jumat lalu, rupiah ditutup melemah tipis 0,07% ke level 14.350.

Sementara itu, pergerakan pasar SBN pada pekan juga tercatat positif, di mana secara mayoritas, imbal hasil (yield) SBN melemah pada pekan lalu.

Mengacu pada data Refinitiv, terlihat bahwa sepanjang pekan ini surat berharga negara (SBN) berjatuh tempo 10 tahun, yang menjadi acuan harga obligasi pemerintah, mencetak penurunan yield sebesar 1,9 basis poin (bp) menjadi 6,307%, dari pekan sebelumnya di level 6,288%

Yield berlawanan dari harga, sehingga kenaikan yield menunjukkan harga obligasi yang melemah, demikian juga sebaliknya.

Pasar keuangan RI yang cukup positif pada pekan lalu terdorong oleh beberapa kabar positif yang mewarnai pasar keuangan dalam negeri. Kabar positif pertama yakni rilis data pertumbuhan ekonomi RI pada kuartal kedua tahun 2021.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal II-2021 melesat 7,07% secara tahunan, atau jauh di atas konsensus ekonom dan analis dalam polling BeritaMu.co.id yang memperkirakan angka 6,505%. Capaian itu juga lebih tinggi dari konsensus pasar versi Reuters yang berujung pada angka 6,57%.

Baca Juga :  Rupiah Berakhir Stagnan di Rp 14.415/US$ Usai Bergerak Liar

Secara kuartalan, ekonomi nasional tumbuh 3,31% atau di atas proyeksi pasar sebesar 2,875%. Namun sepanjang tahun berjalan, ekonomi Indonesia masih terhitung minus, yakni sebesar -0,74%.

Pencapaian ini mengakhiri rentetan pertumbuhan negatif (kontraksi) selama empat kuartal berturut-turut. Artinya, Indonesia merdeka dari resesi ekonomi.

Sementara dari kabar kedua yakni rilis data cadangan devisa pada periode Juli 2021 yang kembali tumbuh, walaupun pertumbuhannya cenderung tipis.

Bank Indonesia (BI) Bank Indonesia (BI) melaporkan cadangan devisa (cadev) RI per akhir Juli 2021 sebesar US$ 137,3 miliar. Naik sekitar US$ 200 juta dibandingkan bulan sebelumnya.

“Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Juli 2021 tercatat sebesar US$ 137,3 miliar. Meningkat dibandingkan dengan posisi pada akhir Juni 2021 sebesar US$ 137,1 miliar,” sebut keterangan tertulis BI yang dirilis Jumat (6/8/2021) kemarin.

Posisi cadangan devisa tersebut, lanjut keterangan BI, setara dengan pembiayaan 8,9 bulan impor atau 8,6 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

“Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan,” lanjut keterangan itu.

Peningkatan posisi cadangan devisa pada Juli 2021 antara lain dipengaruhi oleh penerbitan global bond pemerintah serta penerimaan pajak dan jasa.

“Ke depan, Bank Indonesia memandang cadangan devisa tetap memadai, didukung oleh stabilitas dan prospek ekonomi yang terjaga, seiring dengan berbagai respons kebijakan dalam mendorong pemulihan ekonomi,” pungkas keterangan BI.

Namun untuk pasar obligasi pemerintah RI (SBN), seharusnya kedua sentimen tersebut menyebabkan yield SBN menguat dan harga SBN melemah, tetapi investor di SBN tidak memperdulikan kedua sentimen tersebut dan tetap memburu SBN pada pekan lalu.

Hal ini karena pulihnya ekonomi RI pada kuartal II-2021 dinilai hanya sementara, sedangkan pada kuartal III-2021 berpotensi kembali berkontraksi, seiring dari penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat-Level 4 pada awal Juli hingga kini.

Demikian berita mengenai PPKM Level 4 Berakhir Hari Ini, Bagaimana Arah IHSG? , ikuti terus update berita dari kami

Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20210809045445-17-267064/ppkm-level-4-berakhir-hari-ini-bagaimana-arah-ihsg

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here