Jakarta, BeritaMu.co.id– Induk usaha Kredivo, FinAccel bakal menjadi perusahaan terbuka dengan mencatatkan sahamnya di bursa saham Amerika Serikat (AS). Caranya, mereka akan merger dengan VPC Impact Aquisition Holdings II, sebuah perusahaan cangkang (Special Purpose Acquisition Company/SPAC) yang terdaftar di bursa Nasdaq, AS.
Hal ini menyebabkan saham perbankan yang dimiliki oleh FinAccel Indonesia, PT Bank Bisnis Internasional Tbk (BBSI) melesat ke level tertinggi harian alias Auto Reject Atas (ARA, kenaikan 25% dalam sehari).
Data BEI mencatat, saham yang dikuasai 24% oleh PT Finaccel Teknologi Indonesia per 30 Juni ini berhasil terbang 24,72% ke level Rp 5.500/unit, meskipun perdagangan tergolong sepi karena nilai transaksi hanya sebesar Rp 1,2 miliar dengan kapitalisasi pasar Rp 16,65 triliun.
Saham BBSI juga sudah terbang tinggi dalam beberapa periode terakhir dimana sepekan terakhir sudah terbang 31,89%, sebulan sudah naik 79%, dan sejak awal tahun sudah naik 562%.
Dari posisi aset tercatat adanya kenaikan aset tipis 0,2% dari posisi akhir 2020 di mana total aset BBSI saat ini mencapai Rp 1,4 triliun.
Sementara itu, tercatat simpanan di BBSI hanya berada di kisaran Rp 405 miliar sehingga total liabilitas tidak begitu besar yakni Rp 423 miliar sehingga total ekuitas BBSI berada di angka Rp 1,02 triliun tak berubah banyak dari posisi akhir tahun pasca perseroan melaksanakan aksi korporasi Rights Issue.
Sesuai dengan POJK mengenai konsolidasi perbankan, mengingat modal inti BBSI masih berada di bawah Rp 2 triliun maka perseroan wajib menaikan modal intinya dengan tenggat waktu hingga akhir tahun ini sementara untuk akhir tahun depan BBSI sudah haru bermodal inti Rp 3 triliun.
Secara kinerja keuangan sejatinya BBSI berhasil membukukan kinerja positif di kuartal pertama 2021 dengan membukukan laba bersih senilai Rp 12,6 miliar.
Angka ini naik 54% dari posisi kuartal pertama tahun 2020 dimana BBSI hanya mampu membukukan laba bersih Rp 8,2 miliar. Kenaikan terjadi utamanya karena pendapatan bunga yang naik dari Rp 12 miliar menjadi Rp 21 miliar.
Sebelumnya diberitakan, FinAccel dan SPAC VPC Impact sudah memasuki tahap perjanjian definitif untuk menggabungkan bisnis dan aksi korporasi ini ditargetkan rampung kuartal I-2022. Pasca-merger FinAccel akan memiliki valuasi mencapai US$2,5 miliar.
Transaksi ini juga diharapkan akan menghasilkan dana tunai lebih dari US$ 430 juta pada neraca keuangan gabungan perusahaan.
“Dana ini akan digunakan untuk mengembangkan produk, ekspansi usaha ke negara lain di Asia Tenggara, dan Lini bisnis baru,” ujar Co-Founder dan CEO FinAccel, Akshay Garg, dalam keterangan resminya, Selasa (3/8/2021).
Kredivo merupakan platform fintech paylater dengan jumlah pengguna hampir 4 juta. Kredivo berencana untuk melakukan ekspansi ke beberapa negara seperti Vietnam dan Thailand dalam waktu dekat.
Adapun VPC bukan investor baru bagi Kredivo. Sebelumnya, firma investasi global asal Chicago, AS ini menyediakan fasilitas kredit sebesar US$100 juta kepada Kredivo pada Juli 2020 dan menambahkannya menjadi US$200 juta pada bulan Juni 2021.
Lebih lanjut, VPC dan beberapa partner-nya berinvestasi paling tidak US$30 juta ke dalam Private Investment in Public Equity (PIPE) dan berkomitmen untuk memegang saham sponsor yang dimiliki selama dua tahun, kecuali jika dipercepat berdasarkan ukuran kinerja perdagangan rata-rata yang dimulai satu tahun setelah penutupan.
VPCB telah menyelesaikan proses IPO (Initial Public Offering) pada bulan Maret 2021 lalu di bursa Nasdaq AS, salah satu dari dua bursa Wall Street (satunya lagi New York Stock Exchange/NYSE).
TIM RISET CNBC INDONESIA
[]
(trp/trp)
Demikian berita mengenai Kredivo Mau IPO di Nasdaq, Saham BBSI Terbang! Cek Kinerjanya, ikuti terus update berita dari kami
Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20210803123617-17-265709/kredivo-mau-ipo-di-nasdaq-saham-bbsi-terbang-cek-kinerjanya