Home Bisnis Saham-saham Paling Tekor Sebulan, Masih Ada 5 yang Tercuan!

Saham-saham Paling Tekor Sebulan, Masih Ada 5 yang Tercuan!

98
0
Saham Hak Suara Multipel buat Unicorn Digodok, Ini Aturannya!

Jakarta, BeritaMu.co.id – Saham-saham bank mini (bank dengan modal inti Rp 2-5 triliun) masuk dalam deretan saham top gainers dalam sebulan terakhir, Juli lalu, di tengah ekspektasi bank digital dan aksi penambahan modal demi memenuhi ketentuan modal inti dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Tahun ini bank umum ditargetkan punya modal inti minimal Rp 2 triliun dan tahun depan wajib Rp 3 triliun sesuai dengan Peraturan OJK Nomor 12/POJK.03/2020 tentang Konsolidasi Bank Umum. Bank-bank mini juga dalam proses melakukan penerbitan saham baru dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue.

Data Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, saham top gainers dipimpin oleh Bank Ganesha dengan kenaikan mencapai 125,42% dalam sebulan terakhir. 

Dalam keterbukaan informasi di BEI, Sekretaris Perusahaan BGTG Febrina Kenya Savitri mengatakan bahwa pada 22 Juli lalu, PT Equity Development Investment Tbk (GSMF) selaku pemegang saham pengendali perseroan telah melakukan keterbukaan informasi mengenai rencana penambahan modal dengan HMETD, sebagaimana diatur dalam POJK.

“Penggunaan dananya salah satunya adalah untuk meningkatkan investasi saham dalam perseroan. Perseroan menunggu pelaksanaan PMHMETD tersebut yang harus memperoleh persetujuan terlebih dahulu dalam RUPS yang rencananya akan diselenggarakan pada 30 Agustus 2021, untuk memperoleh informasi dan komitmen lebih lanjut,” kata Febrina, dikutip Senin (2/8).

Berikut jajaran top gainers dan top losers dalam sebulan terakhir, sepanjang Juli 2021.

Top Gainers Sebulan, Juli 2021

1. Bank Ganesha (BGTG), saham +125,42% Rp 266, transaksi Rp 2,5 T

2. Bank Neo Commercer (BBYB), +112,12% Rp 840, transaksi Rp 2,4 T

3. Digital Mediatama (DMMX), +94,43% Rp 3.140, transaksi Rp 2,7 T

4. Mahaka Radio (MARI), +49,68% Rp 464, transaksi Rp 1,5 T

5. Borneo Olah Sarana (BOSS), +42,31% Rp 74, transaksi Rp 194 M

Selain lima saham di atas, kategori bank bank mini yang akan menjadi bank digital lainnya yang masuk top gainers (kendati tak masuk lima besar) di antaranya PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk (AGRO) +33,69% di Rp 2.500, lalu PT Bank Jago Tbk (ARTO) +32,72% di Rp 17.950, dan PT Bank MNC Internasional Tbk (BCAP) +31,62% di Rp 358/saham.

Top Losers Sebulan, Juli 2021

1. Gudang Garam (GGRM), saham -25,79% di Rp 32.8000, transaksi Rp 2 T

2. Medco Energi (MEDC), -21,29% Rp 488, transaksi Rp 517 M

3. Kimia Farma (KAEF), -21,07% Rp 2.660, transaksi Rp 965 M

4. Unilever Indonesia (UNVR), -19,23% Rp 4.220, transaksi Rp 2,5 T

5. Dianos Laboratorium (DGNS), -19,07% Rp 1.040, transaksi Rp 813 M

Saham terlemah sebulan terakhir yakni Gudang Garan. Melemahnya saham GGRM terjadi seiring dengan Gudang Garam yang baru saja melaporkan kinerja keuangan yang kurang memuaskan sepanjang semester I tahun ini.

Laba bersih Gudang Garam turun 39,53% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp 2,31 triliun per akhir Juni 2021 dari posisi tahun sebelumnya sebesar Rp 3,82 triliun.

Baca Juga :  Bos Bukalapak Blak-blakan Penyebab Harga Saham Anjlok Terus

Kendati laba bersih terkoreksi, pendapatan dan penjualan usaha mengalami kenaikan sebesar 12,92% dari posisi semester I 2020 mencapai Rp 53,65 triliun menjadi Rp 60,59 triliun pada periode yang sama tahun ini.

Adapun saham emiten konsumer Unilever Indonesia juga melorot. Laba bersih UNVR per Juni tercatat Rp 3,05 triliun, turun 15,75% dari periode yang sama tahun lalu Rp 3,62 triliun.

Riset PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia memprediksi kinerja keuangan UNVR sepanjang tahun ini masih akan tertekan dari tahun sebelumnya.

“Jelas pencapaian laba ini jauh di bawah ekspektasi Mirae Asset. Kami mencatat bahwa terakhir kali UNVR membukukan laba bersih triwulanan di bawah Rp 1,5 triliun adalah pada Q2-2016,” tulis analis riset Mirae Asset Mimi Halimin, dalam riset terbaru 26 Juli, dikutip BeritaMu.co.id.

“Ke depan, kami khawatir jika pemberlakuan pembatasan sosial yang lebih ketat di Q3-21 akan mengganggu kegiatan ekonomi, yang dapat menyebabkan daya beli konsumen melemah. Dengan demikian, kami berpendapat bahwa Q3-21 mungkin masih menjadi waktu yang menantang bagi UNVR,” kata Mimi.

Dia menjelaskan, kenaikan harga komoditas juga dapat terus menekan margin kotor perseroan. “Kami memperkirakan margin kotor full year-21 UNVR akan mencapai 50,3%, versus 52,3% di FY-20. Sementara itu, kami memperkirakan bahwa total biaya periklanan, riset pasar, dan promosi UNVR FY21 akan turun sekitar 2,1% YoY,” katanya.

Sebab itu, Mirae Asset memangkas perkiraan pendapatan dan laba bersih di UNVR. “Kami merevisi perkiraan pendapatan dan laba bersih UNVR, sebagian besar karena penyesuaian penurunan kami terhadap estimasi pertumbuhan penjualan divisi HPC dan F&R UNVR.”

“Kami memperkirakan penjualan segmen HPC akan turun sekitar 10,0% YoY di FY21, versus perkiraan pertumbuhan kami sebelumnya sebesar 0,5% YoY, dan penjualan segmen F&R turun sekitar 0,6% YoY di FY21, versus perkiraan pertumbuhan kami sebelumnya sebesar 4,7% YoY,” kata Mimi.

Pihaknya memperkirakan UNVR akan membukukan pendapatan FY21 dan FY22 masing-masing sebesar Rp 39,9triliun (-7,2% YoY) dan Rp 41,5 triliun (+3,9% YoY).

Sebab itu Mirae mengubah rekomedasinya. “Kami menurunkan rekomendasi kami pada UNVR menjadi Sell dengan target price lebih rendah dari Rp 4.300 dari sebelumnya Rp 5.400). Kami menurunkan harga target kami dengan menerapkan target P/E [price earnings] sebesar 26,2 kali, mendekati -4,2 SD [standar deviasi] dari P/E rata-rata 5 tahun sebesar 44,6 kali, ke EPS 2021F kami,” tulis Mimi.

NEXT: Fakta-fakta Kinerja Bursa Saham RI

Demikian berita mengenai Saham-saham Paling Tekor Sebulan, Masih Ada 5 yang Tercuan!, ikuti terus update berita dari kami

Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20210801225015-17-265260/saham-saham-paling-tekor-sebulan-masih-ada-5-yang-tercuan

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here