Jakarta (BeritaMu.co.id) – Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan akan menggunakan teknologi digital untuk mengembangkan layanan kesehatan yang berkaitan dengan data, aplikasi, dan ekosistem kesehatan.
Ide ini ia dapat setelah mempelajari bagaimana di Amerika Serikat bermunculan perusahaan rintisan di bidang bioteknologi yang menggunakan big data dan Internet of Things (IoT) untuk menciptakan vaksin dan obat terbaru.
“Big data dan IoT ini akan mengubah bentang lahan layanan kesehatan. Inisiatif kita bisa dikelompokkan ke dalam beberapa hal, pertama, data kesehatan, kedua, aplikasi, dan ketiga, ekosistemnya,” kata Budi dalam sambutan saat peluncuran virtual World Bank Indonesia Digital Report secara virtual di Jakarta, Kamis.
Terkait data, ia mengatakan akan mengintegrasikan data cek kesehatan rutin masyarakat di rumah sakit maupun platform pengobatan digital, obat-obatan yang biasa dikonsumsi, dan kegiatan kesehatan yang tercatat oleh jam tangan pintar.
“Jadi rencana yang kita lakukan dari regulasi ini adalah kita tetapkan bagaimana data-data yang tadi saya sebutkan bisa dimiliki secara legal oleh dua pihak. Pertama, fasilitas kesehatan dalam jaringan dan offline seperti rumah sakit atau apotek, dan oleh individu itu sendiri,” imbuhnya.
Menurutnya, pemerintah sedang membuat standar persyaratan agar data tersebut bisa diakses oleh pihak-pihak yang berkepentingan.
“Kalau masyarakat ingin pergi ke dokter, sistem yang kita bangun tadi akan bisa memberikan hak bagi dokter untuk mengakses data saya yang tersimpan di jam tangan, apotek, dan rumah sakit secara instan,” imbuhnya.
Namun demikian, pemerintah akan meminta izin untuk menggunakan data tersebut dari individu yang bersangkutan terlebih dahulu. Dengan ini, tenaga kesehatan akan memiliki akses sepenuhnya terhadap data kesehatan individu.
“Dengan ini kita bisa memanfaatkan kecerdasan buatan untuk membuat mekanisme penjagaan atau sandbox dimana ada 200 juta lebih data masyarakat Indonesia,” ucapnya
Data tersebut kemudian dapat digunakan untuk melakukan diagnosa bagaimana pemerintah bisa meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat.
“Saat ini ada 11 start up telemedis yang melayani konsultasi kesehatan jarak jauh. Kami sudah mengidentifikasi bagaimana mereka melakukan diagnosa secara daring terkait resiko kesehatan pengguna yang diidentifikasi dari hasil pemeriksaan laboratorium pasien, serta pembicaraan melalui whatsapp dan facebook,” katanya.