Jakarta (BeritaMu.co.id) – Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) Sunarso mengatakan pembentukan Holding Ultra Mikro (UMi) antara BRI, Pegadaian, dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) berpotensi meningkatkan aset perseroan dari Rp1.411 triliun menjadi Rp1.515 triliun.
“Pembentukan Holding Ultra Mikro akan berdampak antara lain kepada peningkatan total aset perseroan Rp1.411 triliun menjadi Rp1.515 triliun,” kata Sunarso dalam konferensi pers virtual terkait hasil RUPSLB BRI di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, total liabilitas BRI juga berpotensi meningkat dari Rp1.216 triliun menjadi Rp1.289 triliun, pendapatan meningkat dari Rp40 triliun menjadi Rp47 triliun, dan laba bersih BRI meningkat dari Rp7 triliun menjadi Rp8 triliun.
Sebelumnya, BRI akan melakukan rights issue 28 miliar lembar saham dengan mekanisme Penambahan Modal Dengan Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) sebagai tambahan modal.
Aksi korporasi ini dilakukan sehubungan dengan rencana pemerintah membentuk Holding Ultra Mikro antara BRI, Pegadaian, dan PNM dengan BRI sebagai perusahaan induk.
Sunarso menjelaskan bahwa Holding Ultra Mikro ini tidak saja memberikan manfaat bagi ketiga Perseroan, tetapi juga bagi pelaku usaha ultra mikro dan perekonomian nasional.
“PNM akan berperan di fase empowerment. Pinjaman kelompok yang disalurkan PNM selain bernilai sebagai pembiayaan, juga berfungsi dalam pemberian asistensi dan peningkatan kapabilitas,” tambah Sunarso.
Kemudian, lanjut dia, di fase integration, BRI dan Pegadaian dapat membantu pelaku usaha di segmen tersebut dengan berbagai produk gadai maupun Kredit Usaha Rakyat (KUR).
“Selanjutnya, pada tahap terakhir adalah pada fase upgrade, Holding Ultra Mikro memungkinkan pelaku usaha Ultra Mikro naik kelas menjadi nasabah Mikro BRI yang berbasis komersial. Proses dimaksud akan terjadi dalam satu ekosistem sehingga lebih efektif dan efisien,” kata Sunarso.
Sementara itu, Direktur Keuangan BRI Viviana Dyah mengatakan pembentukan holding ini akan mempercepat target BRI terkait nasabah Mikro yang mencapai 45 persen dari total nasabah pada 2025.
Selain itu, melalui holding tersebut, ketiga perseroan berharap dapat menyediakan layanan keuangan kepada pengusaha ultra mikro dengan lebih terintegrasi.
“Dengan adanya ekosistem ultra mikro bersama dengan PNM dan Pegadaian, target komposisi nasabah ini berpotensi kami capai dengan lebih cepat,” kata Vivi dalam kesempatan yang sama.
Ia pun meyakini langkah ini akan berdampak positif terhadap harga saham BRI terutama dalam jangka panjang. Peningkatan harga saham ini pun akan meningkatkan kapitalisasi pasar BRI.