Pelatih baru PSM Makassar, Bojan Hodak menjelaskan salah satu alasan ia memilih berkarier di Indonesia, yakni adalah fanatisme suporter yang luar biasa.
Bojan pernah menangani Timnas Malaysia U-19 dan cukup akrab dengan fanatisme suporter tim-tim di Asia Tenggara tidak terkecuali Indonesia.
Pengalaman di Malaysia juga akan memudahkan Bojan beradaptasi di Indonesia karena dari cuaca dan bahasa, Indonesia dengan Malaysia cukup mirip, begitu juga dalam persoalan sepakbola.
Sebagai klub tertua di Indonesia, PSM Makassar memiliki suporter yang begitu besar. Stadion Andi Mattalatta, kandang tim Juku Eja selalu dipenuhi ribuan pendukung. Begitupun saat tandang, suporter PSM Makassar tak pernah absen memberi dukungan.
“Atmosfer di liga Indonesia dan Malaysia mirip. Kecintaan terhadap sepak bola sangat kuat. Suporter yang datang memenuhi stadion sangat penting untuk tim,” kata Hodak dikutip dari situs resmi Liga Indonesia.
Pelatih asal Kroasia itu tak butuh waktu lama untuk memutuskan menerima tawaran dari manajemen PSM. Menurut Hodak, negosiasi dengan Munafri Arifuddin, CEO PSM tidak lebih dari lima menit.
“Saya mencoba mencari tim kuat dan saya lihat PSM Makassar adalah lima tim terkuat di Indonesia. Saya ketemu Bapak Munafri untuk melihat target dan visi mereka. Dalam lima menit saya ambil keputusan dan saya percaya saya bisa memberikan sesuatu untuk tim ini,” kata Hodak.
Begitu pun, ketika Munafri menyodorkan nama-nama asistennya. Hodak langsung menyetujui, sebab mereka adalah mantan pemain.
Hodak akan dibantu tiga asisten plus satu pelatih kiper. Mereka adalah Herrie Setyawan, Syafril Usman dan Bahar Muharram. Mantan penjaga gawang timnas dan PSM, Hendro Kartiko juga akan menjadi pelatih kiper.
“Saya langsung setuju karena mereka adalah mantan pemain. Itu syarat utama saya dalam memilih asisten,” ungkapnya.
Sumber : https://Beritamu.co.id/fanatisme-suporter-jadi-alasan-bojan-latih-psm-makassar/12713/