BeritaMu.co.id –
Football Soccer – Manchester City v Real Madrid – UEFA Champions League Semi Final First Leg – Etihad Stadium, Manchester, England – 26/4/16
UEFA Champions League trophy inside the stadium before the game
Action Images via Reuters / Jason Cairnduff
Livepic
EDITORIAL USE ONLY.
Liga Champions adalah kompetisi kasta tertinggi klub-klub Eropa, tidak hanya pemain, namun pelatih juga ingin menjadi juara dalam kompetisi paling bergengsi ini. Dari maestro Italia hingga pelatih jenius dari Prancis, ini adalah 5 manajer top yang belum pernah meraih gelar Liga Champions.
ANTONIO CONTE
Conte dipandang sebagai salah satu manajer terbaik di benua Eropa, namun gagal berbuat banyak di kompetisi Eropa. Perempat final di 2012/13 dengan Juventus menjadi perjalanan terjauh yang pernah dilaluinya di Liga Champions, kendati trofi domestik Conte sama berlimpah seperti rambutnya yang berkilau.
Setelah memenangkan Serie B bersama Bari, Conte memulai dominasi Juventus saat ini di Serie A dengan hat-trick gelar liga, diikuti dengan gelar Liga Premier dan Piala FA bersama Chelsea.
Setelah absen setahun dalam melatih, Conte akan kembali merasakan kompetisi Liga Champions bersama Inter Milan pada musim ini. Dengan perekrutan yang memecahkan rekor transfer klub yaitu Romelu Lukaku, Conte tentu ingin membantu Inter meraih kejayaan di kompetisi elit Eropa.
MASSIMILIANO ALLEGRI
Penunjukan Allegri disambut dengan rasa pesimis ketika ia diberi pekerjaan oleh Juventus pada tahun 2014. Meskipun kariernya di Milan dimulai dengan menjadi juara Serie A pada tahun 2011, tetapi akhirnya ia dipecat juga. Sekarang, Allegri telah memperpanjang dominasi domestik Juve sambil menjadikan mereka kekuatan Eropa.
Dia memimpin tim Nyonya Tua ke dua final Liga Champions pada 2015 dan 2017, meskipun keduanya menelan kekalahan. Kedatangan Cristiano Ronaldo di Juventus diharapkan dapat mengantarkan trofi yang diidam-idamkan itu pada musim lalu, namun semuanya gagal terjadi.
Allegri gagal menghapus namanya dari daftar ini dan juga kehilangan pekerjaannya di Juventus sebagai manajer, di mana tim Nyonya Tua menunjuk Maurizio Sarri sebagai pelatih mereka.
DIEGO SIMEONE
Simeone dinilai sebagai manjer yang paling dekat untuk memenangkan Liga Champions dan ia menempati urutan teratas dalam daftar ini.
Simeone hampir dua kali memenangkan hadiah utama kompetisi elit Eropa. Pada 2014, Atletico unggul 1-0 atas Real Madrid, sebelum Sergio Ramos menyamakan kedudukan tiga menit memasuki injury time. Atletico lalu dihukum di waktu tambahan waktu.
Los Colchoneros lebih dekat lagi dua tahun kemudian, lagi-lagi mereka kalah dari Madrid, kali ini dalam drama adu penalti. Menyedihkan memang, namun Simeone telah membuktikan bahwa dia bukan pelatih biasa. Ia mengalahkan Madrid di final Copa del Rey 2013, kemudian mematahkan dominasi Barcelona dan El Real dengan menjadi juara La Liga pada 2014.
Simeone kini memiliki musim baru bersama Atletico untuk menghapus catatan buruknya di Liga Champions, dengan beberapa perekrutan mahal seperti Joao Felix, meski mereka harus ditinggal Antoine Griezmann yang memutuskan pindah ke Barcelona.
UNAI EMERY
Emery mungkin memiliki rekor mengesankan di kompetisi Eropa dengan PSG setelah mengalahkan Barcelona 6-1. Namun, pelatih asal Spanyol yang sekarang melatih Arsenal itu belum meraih kesuksesan.
Di Sevilla, Emery memenangkan Liga Europa tiga kali berturut-turut, mengalahkan Liverpool yang dilatih Jurgen Klopp pada 2016. Namun, keberuntungan Emery di Liga Champions masih belum berubah.
Emery musim ini harus kembali absen di kompetisi Liga Champions setelah Arsenal gagal masuk empat besar Liga Premier pada musim lalu dan kalah di final Liga Europa dari Chelsea yang membuat The Gunners harus puas kembali bermain di Liga Europa.
ARSENE WENGER
Wenger menjadi manajer non-Inggris pertama yang memenangkan gelar Liga Inggris pada tahun 1997/98 dan hanya ada satu manajer non-Inggris (United bersama Sir Alex Ferguson) yang memenangkannya sejak saat itu.
Kekalahan 2-1 Arsenal dari Barcelona di final Liga Champions UEFA menyelesaikan treble yang tidak menguntungkan bagi Wenger, ia adalah satu-satunya pelatih yang menelan kekalahan di tiga final kompetisi elit UEFA, setelah kekalahan Piala Winners bersama Monaco (1992) dan Piala UEFA bersama The Gunners (2000).
Di bawah Wenger, Arsenal bermain di 19 musim di Liga Champions UEFA berturut-turut dari 1998/99 hingga 2016/17, hanya Real Madrid yang lebih baik dari catatan itu. Wenger kemungkinan harus mengubur impiannya untuk menjadi juara Liga Champions karena hingga saat ini, pelatih asal Prancis ini masih belum memiliki pekerjaan.