Home Bola Olympiakos-Panathinaikos, Permusuhan Abadi Sepakbola Yunani

Olympiakos-Panathinaikos, Permusuhan Abadi Sepakbola Yunani

12
0

BeritaMu.co.id
Foto Source: edition.cnn

Yunani adalah pusat peradaban kuno dunia. Ibukotanya, Athena,
menjadi salah satu tempat bersejarah terpenting di dunia. Dari negara ini
lahir-lahir filsuf-filsuf dunia seperti Sokrates, Plato, dan Aristoteles.
Tetapi Yunani bukan hanya dikenal karena itu. Sepakbola di negara ini juga
terkenal fanatis. Dua klub terbesar di negara ini adalah Olympiakos dan
Panathinaikos. Keduanya dikenal sebagai musuh abadi sehingga pertandingan
keduanya kerap disebut Derby of Eternal Enemies.

Olympiakos dan Panathinaikos bukan sekedar derby sepakbola.
Keduanya juga simbol rivalitas sosial, kultural, dan regional di Yunani.
Olympiakos berasal dari kota pelabuhan bernama Piraeus, oleh karena itu klub
ini dinamakan Olympiakos Piraeus. Sementara Panathinaikos lahir dan bermarkas
di pusat kota Athena.

Secara historis, Piraeus dan Athena adalah dua kota terpenting
dalam sejarah Yunani Kuno. Mulanya dua kota ini terpisah meskipun jaraknya
cukup dekat, hanya sekitar 10 kilometer. Pada tahun 1832, Athena dijadikan
ibukota Yunani modern. Hal itu membuat Piraeus yang sebelumnya merupakan kota
sepi berubah menjadi kota padat penduduk. Bahkan banyak pengungsi yang masuk ke
Piraeus pasca perang Yunani-Turki. Kepadatan penduduk ini lama kelamaan
menyatukan Piraeus dan Athena. Piraeus kini menjadi salah satu distrik di
ibukota Athena.

Panathinaikos lebih dulu berdiri dari Olympiakos. Klub ini
dibentuk oleh Giorgios Kalafatis pada 3 Februari 1908 dan menjadi salah satu klub
tertua di Yunani. Kalafatis membentuk klub tersebut karena di Eropa saat itu
sedang ada tren pembentukan klub baru. Klub ini kemudian identik dengan
masyarakat kelas atas. Pelatihnya didatangkan dari Inggris. Logo klub ini
sendiri menggunakan daun Shamrock dari Irlandia. Hal ini menimbulkan kebencian
dari orang-orang Piraeus karena mereka membanggakan simbol negara lain.

Olympiakos (nama ini diambil dari nama raja sepakbola Yunani)
kemudian dibentuk oleh kelas pekerja. Mereka adalah pekerja-pekerja yang
bekerja di pelabuhan Piraeus. Olympiakos sendiri dibentuk pada tahun 1925.
Tujuan mereka hanya satu: meruntuhkan dominasi Athena.

Perbedaan kelas kemudian berkembang menjadi faktor pemisah
pendukung kedua klub hingga saat ini. Bagi orang-orang Athena, orang-orang
Piraeus adalah anak haram hasil dari pelaut Amerika dan pelacur pelabuhan.
Akibatnya orang-orang Piraeus memendam kebencian pada orang-orang Athena.
Rivalitas mulai sengit ketika tahun 1930 pendukung Panathinaikos membawa peti
mati berlogo Olympiakos di pertandingan final kejuaraan nasional.

Baca Juga :  Solskjaer Akui Pogba Kembali Perkuat United Setelah Natal

Meski Panathinaikos adalah representasi dari masyarakat kelas atas
di Athena, tetapi Olympiakos sedikit lebih sukses dibanding mereka. Kedigdayaan
Olympiakos bagi pendukungnya, yakni masyarakat kelas bawah, dianggap sebagai
simbol ekspresi atas ketidakpuasan mereka karena ketidakadilan sosial dan
politik yang dibuat oleh pendukung-pendukung Panathinaikos di Athena.

Olympiakos hingga kini sudah mengantongi 79 gelar juara, jauh
dibanding Panathinaikos dengan 44 gelar juara. Tetapi Panathinaikos lebih
unggul untuk urusan kompetisi di tingkat Eropa. Panathinaikos sudah pernah
menjuarai Piala UEFA pada tahun 1971 dan dua kali masuk semifinal Liga
Champions pada tahun 1985 dan 1996. Sementara prestasi tertinggi Olympiakos di
tingkat Eropa hanya masuk perempat final Liga Champions pada tahun 1999.

Untuk urusan pertemuan kedua tim, Olympiakos juga lebih bangga.
Klub ini berhasil mengalahkan Panathinaikos sebanyak 81 kali sementara
Panathianikos baru mengalahkan Olympiakos sebanyak 50 kali. Di luar itu, ada 68
pertandingan keduanya yang berakhir imbang.

Panasnya persaingan dua musuh abadi ini tercermin dari berbagai
kekerasan yang pernah mewarnai pertemuan kedua klub. Pada Juni 1964, pendukung
kedua klub berkelahi di Stadion Apostolos Nikolaidis pada pertandingan
semifinal Piala Yunani. Stadion mengalami kerusakan parah sehingga pertandingan
tidak dapat berjalan. Asosiasi sepakbola Yunani kemudian memutuskan tidak
melaksaksanakan pertandingan ulang sehingga gelar juara langsung diberikan
kepada AEK Athena.

Pertemuan pada Maret 2002, pendukung Panathinaikos melukai wasit
Makis Effhimiadis saat memimpin pertandingan. Ketika itu keduanya bermain
imbang dengan skor 1-1. Pada Januari 2008, satu pendukung Olympiakos meninggal
dan satu luka parah ketika merayakan kemenangan Olympiakos setelah mengalahkan
Panathinaikos dengan skor 4-0 di Piala Yunani. Pada Maret 2010, salah seorang
petugas keamanan kehilangan dua jarinya setelah terkena lemparan petasan dari
pendukung Panathinaikos.

Para pemain juga tak luput dari kekerasan. Dua pemain
Panathinaikos, Djibril Cisse dan Sidney Govou pernah diserang dan dipukul
pendukung Olympiakos setelah derby berlangsung di Stadion Karaiskakis.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here