BeritaMu.co.id –
Foto Source: halloindo
Nama
Bima Sakti menjadi idola serta panutan bagi para pemain muda di Indonesia.
Kini, Bima menjadi pelatih Tim Nasional U-15 yang sedang berlaga di Piala AFF
U-15 di Thailand. Sebelum menjadi pelatih Garuda Muda, Bima pernah menjadi
asisten pelatih timnas senior saat dipegang Luis Milla.
Memang tak mengherankan bila Bima
menjadi pilihan. Sebab, dalam belantara sepakbola Indonesia, pria dengan nama
lengkap Bima Sakti Tukiman termasuk nama besar. Tapi, siapa nyana di balik
gemerlap kariernya, Bima pernah ditolak karena dianggap tidak kapabel. Namun,
justru itulah yang menjadi resep kesuksesannya.
Bima Sakti lahir di Balikpapan,
Kalimantan Timur, 23 Januari 1976. Sejak kecil, ia sudah tergila-gila main
sepakbola. Ia kemudian mengawali kariernya di kampung halamannya bergabung
dengan klub Ossiana Sakti dan PKT Junior.
Perjananan kariernya tak selancar
sekarang ini. Dia mengalami kegagalan pada saat masih berusia muda. Dulu
ternyata Bima sempat ditolak masuk oleh Persiba Junior. Saat itu, bisa
bergabung dengan tim kebanggaan kota kelahiran menjadi impian Bima. Namun,
harapannya kandas sebelum berkembang.
Akan tetapi, momen inilah yang
memperlihatkan bahwa Bima ditakdirkan untuk menjadi pemain sukses. Gagal masuk
Persiba Junior tidak membuatnya lekas putus asa. Bima justru semakin merasa
terpacu untuk meningkatkan kualitasnya. Jadilah hari-hari pada masa kecilnya
dihabiskan dengan berlatih sepak bola. Setiap jam 5 pagi, Bima cilik selalu
bermain bola sendirian di Lapangan Angkatan Udara Balikpapan yang ada di dekat
rumahnya.
Di sana Bima melatih teknik
bermainnya. Ia belajar menggocek, mengoper, hingga menendang. Kegigihannya kala
itu dilihat oleh salah seorang wasit. Bima pun diberi buku panduan bermain
sepak bola yang dipelajarinya.
Bukan hanya itu, gagal menembus
Persiba Junior membuat Bima bisa belajar membuat komitmen. Ia membulatkan tekad
dan menulisnya di kertas buku hariannya. Di situ ia menyatakan bahwa ada masa
depan ia ingin menjadi pemain sepak bola, memberangkatkan orang tua naik haji,
dan membanggakan mereka.
Kerja keras tidak pernah sia-sia.
Bima akhirnya dipercaya untuk menembus tim PON Kalimantan Timur pada 1989.
Sejak saat itu, bakatnya mulai tercium. Terbukti dua tahun setelahnya Bima
masuk ke Persisam Samarinda U-15.
Sesudahnya, karier Bima melesat mulus
hingga dipercaya sebagai salah satu anggota tim Primavera yang bermain di
Italia pada 1993. Hal itu membuat pintu sepak bola profesional terbuka baginya.
Begitu pula dengan kesempatan untuk
membela timnas Indonesia. Bima pun berkembang menjadi salah satu gelandang
terbaik yang pernah dimiliki skuat Garuda dengan spesialisasi tendangan bebas
mautnya.
Bakat dan potensi yang dimilikinya
ternyata menarik perhatian tim pencari bakat PSSI. Bima Sakti lalu menjadi
salah satu pemain Indonesia yang menimba ilmu di Italia saat usianya menginjak
17 tahun.
Pada 1993, ia bersama Kurniawan dan
Kurnia Sandy terpilih untuk mewakili Indonesia berlatih bersama Sampdoria
Primavera. Tak lama ia bergabung bersama klub asal Swedia, Helsingborg IF. Di sana
Bima Sakti hanya bertahan kurang lebih setahun.
Tidak lama berkarier di Eropa, ia
balik lagi ke Indonesia kemudian bergabung dengan PKT Bontang dan Pelita Jaya.
Dengan kepiawaiannya bermain di lini tengah, membuat PSM Makassar merekrutnya
musim 1999. Ia turut andil membawa PSM Juara Liga Indonesia, sekaligus menjadi
Pemain terbaik Liga Indonesia.
Setelah membawa PSM Juara, pemilik
tendangan keras dan akurat ini malang melintang dengan memperkuat beberapa klub
Indonesia, seperti PSPS Pekanbaru, Persiba Balikpapan, Persema Malang, Mitra
Kukar, hingga Persegres Gresik.
Sementara karier bersama Timnas
Indonesia sudah dimulai sejak usianya menginjak 19 tahun. Ia termasuk pemain
yang selalu dipanggil Timnas pada masanya. Ia juga mencatatkan rekor 55 kali
penampilang bersama Timnas Indonesia dan dipercaya menjadi kapten tim.
Dengan fisik yang selalu prima, Bima
Sakti menjadi salah satu pemain Indonesia yang bermain hingga menginjak usia 40
tahun dibandingkan dengan pemain seangkatan dia yang sudah pensiun terlebih
dahulu. Pada tahun 2016, Bima pensiun sebagai pemain dari Persiba Balikpapan
yang saat itu ia juga menjadi asisten pelatih.
Pada awal tahun 2017, Bima Sakti,
yang sudah mengantongi lisensi B AFC, resmi ditunjuk PSSI untuk menjadi Asisten
Pelatih Timnas Indonesia mendampingi Luis Milla sebagai pelatih Garuda Merah
Putih dan kini Bima Sakti menjadi pelatih Timnas U-15. Selamat!.