BeritaMu.co.id –
Foto Source: citizentv
Showcasing the
stars of tomorrow. Begitulah situs resmi UEFA
(konfederasi asosiasi sepakbola di Eropa) menuliskan judul untuk menjelaskan
artikel sejarah tentang turnamen Piala Eropa U-21. Akar sejarahnya bisa dilacak
sejak tahun 1960-an akhir. Meski formatnya kerap berubah, filosofi turnamen ini
tetap sama, yakni menjadi wadah bagi para pemain muda menunjukkan bakat
terbaiknya. Sehingga turnamen ini menjadi turnamennya para bintang sepakbola di
masa depan.
Awalnya turnamen ini diadakan untuk usia di bawah 23 tahun mulai
1967 hingga 1970-an. Kala itu turnamen ini masih bernama Challenge Cup. Awalnya
hanya ada 17 asosiasi yang mendaftarkan diri untuk berkompetisi. Formatnya
mirip tinju. Sang juara bertahan cukup bertanding melawan serangkaian
penantang. Pertandingan pertama mempertemukan Bulgaria melawan Jerman Timur.
Bulgaria menang, tetapi kemudian ditandukkan oleh Yugoslavia, yang selanjutnya
mendominasi turnamen ini selama beberapa tahun.
Baru pada tahun 1976, kategori usia diturunkan menjadi di bawah 21
tahun dan bertahan hingga kini. Formatnya pun diubah menjadi sistem gugur di
babak kualifikasi dan dimulai dari babak perempat final pada saat putaran final
berlangsung. Tetapi baru pada tahun 1992 pertama kalinya sistem turnamen
tunggal dengan empat tim bertemu di babak semifinal diberlakukan di satu negara
tuan rumah. Perancis menjadi tuan rumah pertama. Kala itu Italia menjadi juara.
Pada tahun 1998 pesertanya ditambah menjadi delapan tim.
Selanjutnya pada tahun 2000, format turnamen ini kembali direvisi.
UEFA memutuskan untuk memberlakukan pertandingan penyisihan grup layaknya
turnamen pada tim nasional senior. Ketika sistem ini mulai diberlakukan, Italia
kembali menjadi juara. Tahun 2017 jumlah perserta ditingkatkan menjadi 12
negara dengan format masih diawali dengan babak penyisihan grup. Format inilah
yang bertahan hingga kini. Terakhir, Spanyol berhasil menjuarai turnamen ini
setelah mengalahkan Jerman di babak final yang diselenggarakan di Stadion Dacia
Arena, Udine, Italia.
Untuk menentukan 12 negara yang berpartisipasi pada fase grup,
UEFA mengadakan kualifikasi terbuka untuk semua asosiasi sepakbola negara di
bawah UEFA. Keseluruh negara dibagi menjadi 9 grup, dimana tiap juara grup akan
bergabung bersama tim tuan rumah sebagai kontestan yang lolos ke fase grup.
Sementara empat runner up grup
terbaik di babak kualifikasi memperebutkan dua tiket tersisa. Penyelenggaran
tahun ini diadakan pada tahun ganjil, 2011, 2013, 2015, dan seterusnya. Dimana
setiap sekali dalam dua penyelenggaran, hasil turnamen ini digunakan untuk
babak kualifikasi Olimpiade Musim Panas. Sebagai contoh hasil Euro U-21 tahun
ini akan sekaligus menjadi babak kualifikasi di Olimpiade Tokyo tahun 2020.
Dari total 22 kali penyelenggaraan, sudah ada 10 negara yang
pernah mencicipi gelar juara. Spanyol dan Italia menjadi tim tersukses dengan
meraih masing-masing lima gelar juara. Raihan mereka jauh di atas urutan
berikutnya dimana Jerman, Inggris, Belanda, dan Rusia masing-masing sudah juara
dua kali. Sementara Serbia, Perancis, Swedia, dan Republik Ceko masing-masing
meraih satu gelar juara. Dalam lima penyelenggaraan terakhir para pemain
Spanyol mendominasi dimana empat diantaranya menjadi penyumbang pemain terbaik
Mereka adalah Juan Mata (2011), Thiago Alcantara (2013), Dani Ceballos (2017),
dan Fabian Ruiz (2019). Sementara untuk pencetak gol terbanyak yang pernah
tercipta adalah sebanyak 7 gol yang diraih Marcus Berg (2009) dan Luca
Waldschmidt (2019).
Sebagai turnamen tertinggi di level Eropa yang mempertemukan
pemain-pemain belia, ajang ini menjadi batu loncatan bagi para pemain untuk
masuk ke tim nasional senior. Sebut saja Giogios Karagounis yang pernah ikut
dan kemudian menjadi juara Euro bersama seniornya di tahun 2004. Kemudian ada
Francesco Totti, Fabio Cannavaro, Gianluigi Buffon, Alberto Gilardino, Andrea
Pirlo yang bersama-sama membela Italia U-21 dulu sebelum menjuarai Piala Dunia
2006. Demikian pula Iker Casillas maupun Mesut Oezil yang sama-sama memulai
langkahnya di turnamen ini sebelum menjuarai Piala Dunia pada 2010 dan 2014.
Selain itu pemain-pemain terbaik, peraih Golden Player, juga
biasanya menjadi pemain yang kemudian menjadi bintang di kemudian hari.
Beberapa diantaranya adalah Davor Suker (pemain terbaik Piala Eropa U-21 tahun
1990), Luis Figo (pemain terbaik tahun 1994), Petr Cech (pemain terbaik tahun
2002), hingga Klaas Jan Huntelaar (pemain terbaik tahun 2006).
Sumber : https://bolaterus.com/euro-u-21-turnamen-para-bintang-masa-depan/7489/