Home Bola Diego Maradona – Lebih Dicintai Dibanding Lionel Messi

Diego Maradona – Lebih Dicintai Dibanding Lionel Messi

16
0

BeritaMu.co.id
Foto Source: epl.srvr360

Diego Armando Maradona, yang lahir tanggal 30 Oktober 1960 di
Buenos Aires adalah pemain yang membawa Argentina menjuarai Piala Dunia tahun
1986. Dalam karirnya, legenda sepakbola Argentina ini berkarir dan memenangkan
gelar untuk level klub di Argentina, Italia, dan Spanyol. Kendati demikian,
karir pemain sensaional ini rusak oleh ketergantungannya terhadap narkoba,
sehingga ia tidak menutup karirnya dengan baik karena berjuang dalam
rehabilitasi.

Maradona dilahirkan dari keluarga miskin dengan memiliki tujuh
saudara-saudari. Perkenalannya dengan sepakbola dimulai sejak usianya tiga
tahun dan dengan cepat ia menyukai olahraga ini. Pada usia 10 tahun, Maradona
sudah bergabung dengan Los Cebollitas, klub junior Argentinos Juniors, salah
satu klub besar di Argentina. Ia berhasil membawa tim tersebut berjaya dengan
tidak terkalahkan dalam 136 pertandingan!

Keberhasilannya tersebut membuat ia dengan cepat dipromosikan ke
tim senior dan diberi kontrak saat usianya masih 14 tahun. Ia telah memulai
debutnya sebelum ulang tahunnya yang ke 16. Ketika itu ia menjadi pemain
termuda yang pernah bermain di Liga Argentina. Empat bulan kemudian ia
menjalani debutnya bersama tim nasional Argentina, menjadikannya pemain termuda
yang pernah memperkuat Argentina. Tetapi ia sempat tidak masuk dalam skuat
Argentina untuk Piala Dunia 1978 karena masih sangat muda. Lantas kemudian ia
berhasil membawa Argentina menjuarai Piala Dunia U-20 setahun berikutnya.

Maradona pindah ke Boca Juniors, salah satu klub tersukses di
Argentina, pada tahun 1981 dan langsung meraih gelar demi gelar. Ia kemudian
pindah ke Eropa bersama Barcelona pada tahun 1982 dan memenangkan Copa del Rey
pada tahun 1983. Tahun 1984 ia pindah ke Napoli dan menjadi legenda di klub
berjuluk Partenopei itu. Ia membawa klub asal kota Naples tersebut dari sebuah
klub lemah menjadi salah satu klub top di Negeri Pizza tersebut.

Maradona berkarakter sebagai pemain tengah yang bertubuh pendek
tetapi tak takut untuk berduel dengan pemain lawan. Meski berposisi sebagai
gelandang, ia memiliki kemampuan luar biasa dalam mencetak peluang dan mencetak
gol. Puncak karirnya adalah saat ia membawa negaranya menjuarai Piala Dunia
tahun 1986. Ia menjadi pemain yang paling dominan pada saat itu.

Baca Juga :  Rashford Diragukan Tampil Lawan Liverpool

Salah satu momen tak terlupakan dalam karir Maradona adalah dua
golnya ke gawan Inggris di babak perempat final. Gol pertama ia cetak secara
kontroversial dengan menggunakan tangan sehingga gol tersebut kemudian disebut
sebagai “gol tangan Tuhan”. Sementara gol kedua ia cetak setelah melakukan
akselerasi dan melewati delapan pemain dari tengah lapangan. Secara total untuk
tim nasional Argentina ia mencetak 34 gol dari 91 caps. Untuk level klub, ia
berhasil mencetak 259 gol dalam 490 pertandingan selama 21 tahun karirnya. Ia
sempat diharapkan menjadi tulang punggung Argentina di Piala Dunia tahun 1994.
Tetapi ia terbukti positif mengonsumsi efedrin sehingga terpaksa diskorsing.

Terlepas dari kemampuannya dalam mengolah si kulit bundar,
Maradona dikenal sebagai pemain yang emosional dan kontroversial. Ia terbukti
kecanduan kokain saat bermain di Spanyol pada tahun 1980-an dan menerima
penangguhan selama 15 bulan pada tahun 1991. Karena itu pula Napoli memutuskan
untuk tidak mengontraknya lagi. Ia kemudian pindah ke Sevilla, Newell’s Old
Boys dan kembali ke Boca Juniors. Akibat obat-obatan tersebut, penampilan
Maradona di lapangan jauh menurun. Keterampilan fisiknya tidak sebaik masa-masa
keemasaannya. Alhasil karirnya berakhir tidak baik ketika ia mengumumkan
pensiunnya dari sepakbola pada malam ulang tahunnya di 1997. Ia memainkan
pertandingan terakhirnya pada 25 Oktober 1997.

Pasca pensiun, Maradona masih dibelit sejumlah masalah dalam hal
kesehatan. Pada tahun 2000 dan 2004, ia terpaksa mendapatkan perawatan di rumah
sakit karena masalah jantung. Saat itu ia terpaksa menggunakan respirator untuk
membantu pernafasan. Ia juga sempat dioperasi untuk mengatasi obesitas yang
menderitanya.

Tahun 2008 ia dipercaya menjadi pelatih timnas Argentina dan
berhasil membawa Tim Tango mencapai babak perempat final Piala Dunia 2010. Pada
tahun 2011 ia juga sempat menjadi pelatih klub asal UEA, Al Wasl.

Kendati menjadi pemain kontroversial dan tidak memiliki akhir
karir yang baik, Maradona tetap dicintai oleh publik Argentina. Ia menjadi
simbol putra lokal Argentina yang bangkit dari kesederhanaannya menjadi pemain
top internasional. Bahkan ia masih dianggap lebih hebat dibanding megabintang
Lionel Messi, hanya karena Messi belum pernah memberi gelar internasional untuk
Argentina.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here