Siapakah pelatih yang pernah berhasil membawa timnya juara Serie A
Italia, Liga Primer Inggris, Ligue 1 Perancis, dan Bundesliga Jerman? Ya,
jawabannya bukan Josep Guardiola atau Jose Mourinho. Guardiola baru pernah
menjuarai La Liga Spanyol, Bundesliga Jerman, dan Liga Primer Inggris.
Sedangkan Mourinho baru pernah menjuarai Liga Primer Inggris, La Liga Spanyol,
dan Serie A Italia. Masing-masing baru di tiga liga top Eropa. Pelatih yang
pernah empat kali itu adalah Carlo Ancelotti, atau yang kerap disebut Don
Carletto.
Don Carletto juga hanya satu dari tiga pelatih saja yang pernah
menjuarai Liga Champions Eropa sebanyak tiga kali (dua kali bersama AC Milan
dan sekali bersama Real Madrid). Ia juga hanyalah satu dari dua pelatih yang
pernah membawa timnya lolos hingga babak final Liga Champions sebanyak empat
kali. Rekor lainnya, ia telah memenangkan Piala Dunia Antarklub sebanyak dua
kali, juga bersama AC Milan dan Real Madrid. Ia juga satu dari hanya sembilan
orang saja yang pernah menjuarai Liga Champions sebagai pemain dan pelatih.
Oleh karena itu, pelatih yang kini menukangi Napoli ini disebut sebagai salah
satu pelatih paling sukses dalam sejarah sepakbola.
Sebagai pelatih, pria asal Reggiolo, Italia ini, sudah memegang sembilan
klub berbeda, mulai dari Reggina, Parma, Juventus, AC Milan, Chelsea, Paris
Saint-Germain, Real Madrid, Bayern Munchen, dan Napoli. Secara total ia telah
mempersembahkan 20 trofi untuk seluruh klub yang pernah ditanganinya tersebut,
mulai dari juara Piala Intertoto bersama Juventus tahun 2000 hingga menjuarai
Piala Super Jerman bersama Bayern Munchen tahun 2017. Sementara untuk
penghargaan pribadi ia telah mendapatkan 17 prestasi, mulai dari pelatih terbaik
Serie A pada tahun 2001 hingga menjadi pelatih terbaik dunia versi Globe Soccer
pada tahun 2014.
Don Carletto disebut sebagai murid terbaik pelatih legendaris
Italia Arrigo Sacchi. Don Carletto menjadi asisten Sacchi di tim nasional
Italia sejak tahun 1992 hingga 1995. Prestasi terbaik mereka adalah membawa
Italia menjadi runner up Piala Dunia
tahun 1994. Karena itu, sebagai pelatih, Don Carletto terinspirasi untuk
memakai formasi 4-4-2 ala Sacchi ketika melatih. Ketika mengambil kursus
pelatihan di Coverciano, Don Carletto pernah menulis artikel berjudul Il Futuro del Calcio: Piu Dinamicita atau
Masa Depan Sepakbola: Semakin Dinamis. Hal
itu menunjukkan orientasi Don Carletto yang tidak lagi memainkan pola 4-4-2
dengan kaku.
Oleh karena itu, Don Carletto tak ragu untuk mengubah posisi asli
pemainnya untuk membuat permainan timnya lebih cair. Pada saat melatih Parma,
misalnya, ia menggeser Gianfranco Zola dari posisi aslinya sebagai penyerang
tengah menjadi sayap kiri. Dinamisnya pola 4-4-2 tersebut juga membuat Don
Carletto mengubahnya menjadi 4-3-1-2 ketika menukangi Juventus, dengan tujuan
untuk mengakomodir Zinedine Zidane sebagai pemain di belakang penyerang. Pola
tersebut dipertahankannya ketika mulai menukangi AC Milan sejak tahun 2001.
Di AC Milan, ia pernah memiliki Rui Costa dan Rivaldo yang bisa
memainkan peran tersebut. Bentuk dinamis yang ditunjukkan Don Carletto lainnya
adalah ketika ia berani memindahkan posisi Andrea Pirlo dari gelandang serang
menjadi gelandang bertahan. Belakangan Andrea Pirlo menjelma menjadi gelandang
bertipikal deep-lying playmaker terbaik
di dunia.
Mulai tahun 2006, Don Carletto kembali mengubah formasi andalannya
menjadi 4-3-2-1, yang dijuluki sebagai formasi “Pohon Natal”. Ia mengubahnya
karena kehilangan Andriy Shevchenko sebagai penyerang sehingga meninggalkan
Filippo Inzaghi sebagai penyerang andalannya. Di belakang Inzaghi ia
menempatkan Clarence Seedorf dan Ricardo Kaka sebagai gelandang serang. Formasi
ini menjadi salah satu formasi paling menakutkan pada tahun-tahun berikutnya.
Dengan puncaknya adalah ketika AC Milan menjuarai Liga Champions pada tahun
2007.
Kejeniusan Don Carletto berlanjut ketika ia pindah ke Chelsea.
Tahun 2010 ia berhasil memberi gelar juara Liga Primer dengan raihan gol
mencapai 103. Ini menjadikannya pelatih pertama di Liga Inggris yang membawa
timnya meraih lebih dari 100 gol dalam semusim. Salah satu yang paling
fenomenal adalah di pekan terakhir musim tersebut dimana Chelsea menggulung
Wigan Athletic dengan skor 8-0, skor yang sangat jarang terjadi di level Liga
Primer.
Kelebihan Don Carletto sebagai pelatih adalah versatilitasnya
dalam menggunakan formasi apapun untuk timnya. Ia pun dapat menggunakan formasi
4-2-3-1 di Real Madrid dan 4-3-3 di Bayern Munchen dengan sangat baik. Ia telah
berhasil membuktikan artikelnya tentang masa depan sepakbola yang dinamis
tersebut. Hal itu membuat pelatih dengan tiga anak ini sebagai pelatih yang
paling berpengalaman di dunia saat ini.
Sumber : https://Beritamu.co.id/carlo-ancelotti-pelatih-kaya-pengalaman/7327/