Jakarta, CNBC Indonesia – Harga mayoritas obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) kembali ditutup melemah pada perdagangan Rabu (7/9/2021), di tengah melemahnya imbal hasil obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS) jelang rilis data lowongan pekerjaan.
Mayoritas investor kembali melepas SBN pada hari ini, ditandai dengan menguatnya imbal hasil (yield) di hampir seluruh tenor. Hanya SBN bertenor 3 tahun yang masih ramai diburu oleh investor dan mengalami pelemahan yield-nya.
Yield SBN berjatuh tempo 3 tahun terpantau melemah sebesar 1 basis poin (bp) ke level 3,934% pada perdagangan hari ini. Sementara itu, yield SBN bertenor 10 tahun yang merupakan yield SBN acuan negara kembali menguat 3,5 bp ke level 6,151% pada hari ini.
Yield berlawanan arah dari harga, sehingga naiknya yield menunjukkan harga obligasi yang sedang melemah, demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%.
Investor di pasar obligasi pemerintah RI cenderung menghiraukan data indeks keyakinan konsumen (IKK) periode Agustus 2021 yang dilaporkan kembali menurun.
Bank Indonesia (BI) mengumumkan IKK periode Agustus tahun ini berada di 77,3. Turun dibandingkan bulan sebelumnya yakni Juli 2021 sebesar 80,2.
“Survei Konsumen Bank Indonesia pada Agustus 2021 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi masih tertahan, seiring dengan berlanjutnya kebijakan pembatasan mobilitas pada periode survei untuk mengatasi penyebaran varian Delta Covid-19,” sebut keterangan tertulis BI yang dirilis Rabu (8/9/2021).
IKK menggunakan angka 100 sebagai ambang batas. Jika di bawah 100, maka artinya konsumen pesimistis memandang prospek perekonomian saat ini hingga enam bulan mendatang.
Akan tetapi, lanjut keterangan BI, ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi ke depan mulai membaik, terutama pada ekspektasi konsumen yang menguat baik dari aspek penghasilan maupun kegiatan usaha ke depan. Ini didorong oleh perbaikan mobilitas sejalan dengan relaksasi pembatasan aktivitas masyarakat.
Di lain sisi, pergerakan Di lain sisi, pergerakan yield SBN pada hari ini cenderung berbanding terbalik dengan pergerakan yield obligasi acuan pemerintah AS (Treasury) yang terpantau melemah pada perdagangan pagi hari ini waktu AS.
Dilansir data dari CNBC International, yield Treasury benchmark bertenor 10 tahun terpantau melemah sebesar 1,8 bp ke level 1,353% pada pukul 07:07 pagi waktu AS, dari sebelumnya pada penutupan Selasa (7/9/2021) kemarin di level 1,371%.
Yield Treasury kembali turun setelah kekhawatiran pelaku pasar tentang prospek pertumbuhan ekonomi yang menghantam pasar saham Negeri Paman Sam pada Selasa kemarin, dengan Dow Jones Industrial Average turun lebih dari 200 poin atau tergelincir 0,76%.
Pada hari ini waktu AS, Departemen Tenaga Kerja AS akan merilis data penyerapan tenaga kerja dan survei keluar-masuk orang dari pasar kerja. Data ini bakal diperhatikan setelah kemarin data slip gaji ternyata mengecewakan dengan hanya ada 235.000 slip gaji baru yang dicetak, jauh dari ekspektasi pasar sebanyak 720.000.
Bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) akan terus memantau data pekerjaan sebagai salah satu faktor untuk memutuskan kapan akan memulai mengetatkan kebijakan moneternya.
Update Terus berita terkini di BertaiMU.co.id
[]
(chd/chd)
Demikian berita mengenai Investor Kembali Lepas SBN, Harga Obligasi Lanjut Melemah, ikuti terus update berita dari kami
Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20210908182346-17-274762/investor-kembali-lepas-sbn-harga-obligasi-lanjut-melemah
Beritamu.co.id - Indeks Kospi di Bursa Efek Korea, Seoul, Korea Selatan, turun 2 poin,…
Beritamu.co.id - Riset harian Kiwoom Sekuritas menyebutkan, diperdagangan kemarin (14/11), IHSG ditutup turun -1,29%…
Beritamu.co.id - Riset harian fixed income BNI Sekuritas menyebutkan, tren pelemahan harga Surat Utang…
Beritamu.co.id - Riset harian NH Korindo Sekuritas menyebutkan, Indeks berjangka S&P 500 hampir datar…
Beritamu.co.id - Riset harian FAC Sekuritas menyebutkan, pada perdagangan kemarin (14/11), IHSG ditutup melemah…
Beritamu.co.id - Hadi Suhermin selaku Direktur Utama dan juga Pengendali PT Sarana Mitra Luas…