Jakarta, BeritaMu.co.id – Pertemuan Jackson Hole yang akan digelar di Amerika Serikat (AS) hari ini membuat rupiah bergerak liar melawan dolar Amerika Serikat (AS) di pasar spot, sebelum berakhir stagnan. Tetapi di di kurs tengah Bank Indonesia (BI) atau Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) juga membukukan pelemahan 3 hari beruntun.
Melansir data Refinitiv, rupiah membuka perdagangan dengan melemah 0,03% ke Rp 14.420/US$. Setelahnya sempat terdepresiasi hingga 0,14% di Rp 14.435/US$ yang menjadi level terlemah hari ini, sebelum berbalik menguat 0,07% ke Rp 14.405/US$, sebelum berakhir stagnan di Rp 14.415/US$ di pasar spot.
Sementara itu di kurs Jisdor rupiah melemah tipis 0,06% di Rp 14.431/US$.
Di pasar spot, meski rupiah stagnan, tetapi jika dibandingkan mata uang utama Asia lainnya terbilang mengecewakan. Sebab, mayoritas mata uang utama Asia menguat melawan dolar AS.
Berikut pergerakan dolar AS melawan mata uang utama Asia hingga pukul 15:15 WIB.
Pertemuan Jackson Hole kini menjadi perhatian pelaku pasar sebab ketua bank sentral AS (The Fed) Jerome Powell, diperkirakan akan memberikan detail kapan dan bagaimana tapering akan dilakukan.
Jika tapering dilakukan dalam waktu dekat, maka ada risiko aliran modal akan keluar dari negara emerging market seperti Indonesia, yang pada akhirnya menekan rupiah. Jika capital outflow tersebut terjadi secara masif di berbagai negara, maka berisiko memicu taper tantrum seperti tahun 2013, yang memicu gejolak di pasar finansial global.
Nilai tukar rupiah diperkirakan akan tertekan hingga ke Rp 15.000/US$ jika tapering dilakukan, tetapi tidak akan separah tahun 2013.
Hal ini diungkapkan Chatib Basri, Ekonom Senior yang juga merupakan Mantan Menteri Keuangan saat berbincang dengan BeritaMu.co.id, Jumat (27/8/2021).
“Perkiraan saya karena tapering kalau toh rupiah melemah, itu tidak akan setajam 2013, 2015 atau 2018. Tapi kalau ada kasus lain seperti covid yang melonjak mungkin bisa di atas 15.000,” jelasnya.
Tahun 2013 menjadi situasi yang suram bagi perekonomian Indonesia. Rupiah menjadi salah satu korban keganasan taper tantrum kala itu. Sejak The Fed mengumumkan tapering Juni 2013 nilai tukar rupiah terus merosot hingga puncak pelemahan pada September 2015.
Di akhir Mei 2013, kurs rupiah berada di level Rp 9.790/US$ sementara pada 29 September 2015 menyentuh level terlemah Rp 14.730/US$, artinya terjadi pelemahan lebih dari 50%.
Dibandingkan 2013, kondisi sekarang tentu berbeda. Perbedaan paling mencolok adalah porsi asing di pasar obligasi dalam negeri. Pada 2013 lalu porsi asing mencapai 40%, sehingga ketika ada pergerakan keluar masuk mempengaruhi nilai tukar hingga suku bunga acuan. Sementara sekarang porsi asing hanya sekitar 23%.
“Satu hal, outflow tahun lalu sudah besar, itu belum sepenuhnya capital-nya balik. Itu kelihatan dulu foregin holder di bond turun 32% ke 23%. Jadi ini berita bagus, kalau porsi asing makin kecil, efek ke rupiah juga terbatas,” imbuhnya.
Selain itu, meski isu tapering menguat, sentimen terhadap rupiah justru membaik. Hal tersebut tercermin dari survei 2 mingguan Reuters, dimana posisi jual (short) yang semakin rendah. Dari 9 mata uang Asia yang disurvei, rupiah menjadi yang terbaik kedua.
Survei tersebut menggunakan skala -3 sampai 3, angka negatif berarti pelaku pasar mengambil posisi beli (long) mata uang Asia dan jual (short) dolar AS. Semakin mendekati -3 artinya posisi long yang diambil semakin besar.
Sementara angka positif berarti short mata uang Asia dan long dolar AS, dan semakin mendekati angka 3, semakin besar posisi short mata uang Asia.
Survei terbaru yang dirilis hari ini, Kamis (26/8/2021) menunjukkan angka untuk rupiah di 0,18, membaik dibandingkan 2 pekan lalu 0,20.
Dari 9 mata uang, hanya rupee India yang posisinya sudah berbalik, dari short menjadi long. Data terbaru menunjukkan angka -0,08, jauh lebih baik dari sebelumnya 0,37.
Rupiah berada di urutan kedua terbaik, sementara mata uang lainnya posisi short-nya masih cukup besar, bahkan ada yang mengalami peningkatan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[]
(pap/pap)
Demikian berita mengenai Jackson Hole Bikin Rupiah 3 Hari Melemah di Kurs Jisdor, ikuti terus update berita dari kami
Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20210827152036-17-271797/jackson-hole-bikin-rupiah-3-hari-melemah-di-kurs-jisdor
Beritamu.co.id - Indeks Kospi di Bursa Efek Korea, Seoul, Korea Selatan, turun 2 poin,…
Beritamu.co.id - Riset harian Kiwoom Sekuritas menyebutkan, diperdagangan kemarin (14/11), IHSG ditutup turun -1,29%…
Beritamu.co.id - Riset harian fixed income BNI Sekuritas menyebutkan, tren pelemahan harga Surat Utang…
Beritamu.co.id - Riset harian NH Korindo Sekuritas menyebutkan, Indeks berjangka S&P 500 hampir datar…
Beritamu.co.id - Riset harian FAC Sekuritas menyebutkan, pada perdagangan kemarin (14/11), IHSG ditutup melemah…
Beritamu.co.id - Hadi Suhermin selaku Direktur Utama dan juga Pengendali PT Sarana Mitra Luas…