Beritamu.co.id – Riset harian fixed income BNI Sekuritas menyebutkan, pada sesi perdagangan kemarin, harga Surat Utang Negara (SUN) tercatat mengalami penguatan.
Berdasarkan data dari PHEI, yield SUN Benchmark 5-tahun (FR0101) turun sebesar 4 basis poin ke level 6,77%, dan yield SUN Benchmark 10-tahun (FR0100) turun sebesar 5 basis poin ke level 6,88%.
Data Bloomberg menunjukkan yield curve SUN 10-tahun (GIDN10YR) turun sebesar 1 basis poin menjadi 6,92%.
Level yield curve SUN 10-tahun saat ini masih in line dengan estimated range di minggu ini, yaitu di kisaran 6,77%-7,05%.
Sedangkan volume transaksi SBN secara outright tercatat sebesar Rp11,1 triliun kemarin, lebih rendah dari volume transaksi di hari Selasa yang tercatat sebesar Rp28,7 triliun.
FR0103 dan FR0081 menjadi dua seri teraktif di pasar sekunder, dengan volume transaksi masing – masing sebesar Rp3,0 triliun dan Rp1,4 triliun.
Sementara itu, volume transaksi obligasi korporasi secara outright tercatat sebesar Rp1,8 triliun.
Data Bloomberg menunjukkan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS menguat 0,4%, bergerak dari level Rp15.935/US$ di hari Rabu menjadi Rp15.872/US$.
Dari eksternal, Bursa AS libur pada tanggal 28 November untuk memperingati hari Thanksgiving.
Per posisi Rabu, yield curve US Treasury (UST) 5-tahun berada di level 4,11%, dan yield curve UST 10-tahun berada di level 4,25%.
Sedangkan Credit Default Swap (CDS) 5-tahun Indonesia masih bertahan di 75bp.
“Dengan mempertimbangkan kondisi pasar yang didiskusikan di atas, BNI Sekuritas melihat adanya potensi peningkatan volatilitas harga dan yield instrumen SBN berdenominasi Rupiah. Berdasarkan valuasi yield curve, BNI Sekuritas memperkirakan bahwa obligasi berikut akan menarik bagi para investor: FR0086, FR0090, FR0059, FR0073, FR0068, FR0080, FR0098,” sebut Head of Fixed Income Research BNI Sekuritas, Amir Dalimunthe dalam riset Jumat (29/11).
https://pasardana.id/news/2024/11/29/analis-market-29112024-ada-potensi-peningkatan-volatilitas-harga-dan-yield-sbn-berdenominasi-rupiah/