Kontribusi PT Vale Terhadap Kearifan Lokal dan Masyarakat Adat di Luwu Timur Dinilai Signifikan

Beritamu.co.id – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Luwu Timur (Lutim) menilai kontribusi PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale) (IDX: INCO) besar dalam merawat keberadaan kelestarian kearifan lokal dan masyarakat adat.

Selain itu, kolaborasi anak usaha dari Mining Industri (MIND ID), PT Vale dengan pemerintah daerah Luwu Timur diharapkan bisa mewujudkan Geopark Matano dan Sistem Danau Malili sebagai geopark nasional. 

Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Parmudora) Luwu Timur, Andi Tabacina Akhmad, S.STP, M.Si, mengatakan, bahwa Pemkab Luwu Timur sangat peduli pada isu kearifan lokal yang erat kaitannya dengan masyarakat adat.

Salah satu contoh kepedulian itu adalah pada tahun 2022, Pemkab Luwu Timur melalui Dinas Lingkungan Hidup telah menginventarisasi semua komunitas/masyarakat adat di Kabupaten Luwu Timur.

Tercatat 14 komunitas/masyarakat adat, yang selanjutnya diberi pendampingan dalam melengkapi persyaratan untuk mendapatkan Pengakuan dan Perlindungan Masyarakat Hukum Adat (PPMHA) dari Pemkab Luwu Timur, sebagaimana diatur oleh Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 52 Tahun 2014.

Permendagri ini menjadi dasar bagi pemerintah daerah dalam mengeluarkan peraturan dan kebijakan untuk mengakui serta melindungi hak-hak masyarakat hukum adat di wilayah mereka.

“Impian kami dari perspektif wisata budaya, Luwu Timur yang berjuluk Bumi Batara Guru ini, suatu hari nanti akan memiliki taman budaya seperti Taman Mini Indonesia Indah, dimana semua rumah adat beserta hal-hal yang ingin diketahui wisatawan atau pemerhati budaya, terkonsentrasi di satu tempat. Selain menarik dari sisi atraksi, edukasi, yang tidak kalah pentingnya adalah kemudahan aksesibilitas. Gagasan ini juga sangat sejalan dengan Geopark Matano yang saat ini sedang kami kawal pengusulannya sebagai Geopark Nasional. Dimana salah satu hal yang akan diangkat dalam Geopark Matano ini adalah Cultural Diversity yang ada di Luwu Timur,” kata Andi dalam keterangan tertulis, Jumat (17/10/2025).

Disinggung mengenai sinergitas program antara Pemkab Luwu Timur dengan PT Vale, menurut Andi Tabacina, kolaborasi pentahelix sangat diperlukan, baik dalam mengangkat wisata budaya yang ada di Lutim (secara khusus), maupun wisata secara umum.

Menurut dia, perusahaan dapat membantu mengangkat wisata dengan berinvestasi dalam pengembangan produk wisata yang unik, mendukung pelestarian dan promosi warisan budaya, serta menciptakan peluang ekonomi bagi masyarakat lokal.

Ia juga menyoroti peran perusahaan ini dalam menciptakan acara dan festival budaya, menyediakan infrastruktur yang mendukung, membina pelaku usaha mikro dan kecil (UMKM), serta memanfaatkan pemasaran digital untuk menjangkau pasar global, juga sangat urgent.

“Sejauh ini, saya melihat PT Vale sangat berperan. Ini terlihat melalui support pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Dinas Parmudora, Dinas Dagkop, dan UKMP, atau langsung ke Pemerintah Desa, melalui berbagai kegiatan, misalnya roadshow kebudayaan, pembinaan terhadap sanggar seni sekaligus pelibatan sanggar seni tersebut dalam kegiatan-kegiatan, membantu promosi souvenir kriya berbasis kearifan lokal seperti anyaman teduhu, anyaman enau, batik lokal, hingga membantu desa mengangkat potensinya seperti perkebunan nanas di Desa Tabarano, serta sarpras objek wisata,” tuturnya.

Melalui kegiatan rehabilitasi di Desa Wisata Matano misalnya, praktek pertanian agroforestri dan ramah lingkungan pada beberapa area diharapkan dapat menjamin keberlanjutan dari keindahan sungai Laa Waa sebagai salah satu mata air Danau Matano, sehingga berdampak sangat baik terhadap keberlanjutan wisata di Laa Waa River Park.

Pendampingan dan praktek pertanian polikultur dengan menanam tanaman sela, dan praktek pertanian ramah lingkungan dalam kegiatan agroforestri yang PT Vale lakukan pada program Matano Iniaku di desa tersebut, selain untuk memperbaiki kualitas tanah dan mencegah erosi kegiatan ini juga memberikan pendapatan tambahan serta nilai ekonomi bagi pengelola wisata bahkan masyarakat setempat.

Andi juga menilai, PT Vale rutin menggelar peringatan Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) setiap tahunnya, dimana kegiatan yang melibatkan siswa/siswi SLTA se-Kabupaten Luwu Timur ini bertujuan untuk memperkenalkan tempat-tempat dan sumber daya alam yang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai objek wisata dengan konsep konservasi sumber daya alam.

Saat Lutim mengikuti kompetisi Anugerah Desa Wisata Indonesia tahun 2022, dimana Desa Wisata Matano berhasil menembus 50 besar dari sekitar 3.000 desa peserta se-Indonesia, PT Vale pun turut mengambil peran penting, khususnya dalam penyiapan sarana prasarana (amenitas) di desa wisata tersebut.

Dalam pandangan Andi, hal-hal di atas tentunya sangat membantu upaya Lutim untuk menjadi destinasi wisata yang diunggulkan.

Upaya tersebut juga menciptakan 3 unsur dalam konsep wisata yang disebut 3S, yakni something to see (sesuatu untuk dilihat/daya tarik wisata), something to do (sesuatu untuk dilakukan/kegiatan yang dinikmati wisatawan), dan something to buy (sesuatu untuk dibeli/cinderamata khas daerah). 

Ke depan, Andi berharap, PT Vale juga dapat mendukung komitmen Pemkab Lutim melalui program “One Village One Destination, One Destination One Attraction (OVIODI-ODIOA)” dapat segera terwujud.

Program dengan aspirasi satu desa/kelurahan memiliki satu objek/tujuan wisata, satu tujuan wisata memiliki minimal satu atraksi.