Beritamu.co.id – Pasar saham bersifat dinamis dan dapat mengalami fluktuasi sewaktu-waktu.
Ketika Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah, banyak investor mungkin merasa khawatir.
Namun, momen ini justru bisa dimanfaatkan untuk mengevaluasi strategi investasi dan memperkuat portofolio melalui diversifikasi.
Demikian disampaikan Direktur Retail Markets & Technology BNI Sekuritas, Teddy Wishadi, dalam keterangan tertulis, Rabu (24/9).
“Kami menekankan pentingnya melakukan diversifikasi dalam berinvestasi,” ujar Teddy.
Dijelaskan, dengan menyebar alokasi dana ke berbagai instrumen, investor dapat mengelola risiko secara lebih efektif serta menjaga stabilitas dan kinerja portofolio dalam jangka panjang.
Selanjutnya disebutkan beberapa instrumen investasi yang patut dipertimbangkan saat IHSG mengalami tekanan:
1.Obligasi Pemerintah
Obligasi pemerintah merupakan surat utang yang diterbitkan oleh negara sebagai salah satu cara untuk memperoleh dana pembiayaan APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara). Produk seperti Obligasi Negara Ritel (ORI) dan Sukuk Ritel menjadi pilihan menarik karena dijamin sepenuhnya oleh pemerintah, sehingga memberikan tingkat keamanan yang tinggi bagi investor.
“Investasi di obligasi pemerintah memungkinkan investor memperoleh penghasilan tetap dari imbal hasil dalam bentuk kupon sambil menunggu kondisi pasar saham kembali stabil,” ujar Teddy.
2.Obligasi Korporasi
Obligasi korporasi adalah surat utang yang diterbitkan oleh perusahaan sebagai sarana untuk menghimpun dana. Meski tingkat risikonya lebih tinggi dibanding obligasi pemerintah, obligasi korporasi umumnya menawarkan kupon yang lebih besar. Instrumen ini cocok bagi investor yang ingin memperoleh pendapatan tetap dengan potensi keuntungan lebih tinggi, namun tetap berada dalam koridor risiko yang terkendali.
3.Reksa Dana Pasar Uang & Pendapatan Tetap
Reksa dana pasar uang dan reksa dana pendapatan tetap dikelola oleh manajer investasi profesional dan terdiri dari instrumen seperti deposito, surat utang jangka pendek, dan obligasi.
Keduanya cocok bagi investor yang menginginkan kestabilan nilai investasi dan kemudahan likuiditas.
Selain tiga instrumen utama di atas, Teddy juga merekomendasikan untuk mempertimbangkan diversifikasi ke aset lain, seperti emas, deposito berjangka, mata uang asing (valas), serta properti.
Masing-masing memiliki karakteristik dan potensi imbal hasil yang berbeda, sehingga dapat melengkapi portofolio sesuai profil risiko investor.
Menurut Teddy, ketika pasar sedang tidak bersahabat, pilihan instrumen yang tepat dan strategi diversifikasi yang matang bisa menjadi kunci menjaga ketahanan portofolio.
Jangan melihat penurunan sebagai ancaman semata, tetapi juga sebagai peluang untuk membangun fondasi investasi yang lebih kuat.
“Diversifikasi portofolio kini menjadi lebih praktis berkat dukungan platform digital seperti New BIONS by BNI Sekuritas. Melalui satu aplikasi, investor dapat mengakses berbagai instrumen investasi mulai dari saham, obligasi, hingga reksa dana, lengkap dengan informasi pasar dan analisis dari tim riset terbaik BNI Sekuritas,” tutup Teddy.
https://pasardana.id/news/2025/9/24/ihsg-anjlok-jangan-panik-begini-cara-cerdas-investor-tetap-raup-cuan/
Beritamu.co.id - Dalam perjalanannya mewujudkan ekosistem keuangan digital yang inklusif, DANA berhasil masuk dalam…
Beritamu.co.id - Noel Aelyo Laras Kusuma Negara selaku Komisaris PT Dharma Polimetal Tbk (IDX:…
Beritamu.co.id - PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) kembali memperluas jangkauan internasionalnya. Kali ini,…
Beritamu.co.id - Pada penutupan perdagangan sesi I, Rabu (24/9/2025) siang ini, Indeks Harga Saham Gabungan…
Beritamu.co.id - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mengumumkan bahwa penghentian sementara (suspensi) atas perdagangan Saham…
Beritamu.co.id – PT Asahimas Flat Glass Tbk (IDX: AMFG) menyampaikan Laporan Informasi atau Fakta…