ANALIS MARKET (19/8/2025): Demand terhadap SBN Berdenominasi Rupiah Diproyeksi Stabil

Beritamu.co.id – Riset harian fixed income BNI Sekuritas menyebutkan, harga Surat Utang Negara (SUN) ditutup melemah pada sesi perdagangan terakhir di pekan lalu.

Berdasarkan data dari PHEI, yield SUN Benchmark 5-tahun (FR0104) naik sebesar 4 basis poin (bps) menjadi 5,86%, dan yield SUN Benchmark 10-tahun (FR0103) naik sebesar 6 bp menjadi 6,38%.

Data Bloomberg menunjukkan yield curve SUN 10-tahun (GIDN10YR) naik sebesar 1 bp menjadi 6,39%.

Volume transaksi SBN secara outright tercatat sebesar Rp20,8 triliun di hari Jumat, lebih rendah dari volume transaksi di hari sebelumnya yang tercatat sebesar Rp28,9 triliun.

FR0104 dan FR0103 menjadi dua seri teraktif di pasar sekunder, dengan volume transaksi masing – masing sebesar Rp3,8 triliun dan Rp2,1 triliun.

Sementara itu, volume transaksi obligasi korporasi secara outright tercatat sebesar Rp3,7 triliun.

Berdasarkan Laporan Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah Bank Indonesia (BI), investor asing mencatat beli neto sebesar Rp15,31 triliun pada periode transaksi 11-14 Agustus 2025.

Flow tersebut terdiri dari beli neto Rp7,88 triliun di pasar SBN, Rp5,37 triliun di pasar saham, dan Rp2,05 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

Secara year-to-date hingga 14 Agustus 2025 (data setelmen), nonresiden membukukan beli neto Rp71,83 triliun di pasar SBN, disertai jual neto Rp94,52 triliun di pasar SRBI dan Rp57,48 triliun di pasar saham.

Data Bloomberg menunjukkan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS melemah sebesar 0,33%, bergerak dari level Rp16.115/US$ di hari Kamis menjadi Rp16.169/US$ di hari Jumat.

Indikator global per posisi Jumat menunjukkan sentimen yang cenderung negatif, terlihat dari peningkatan yield US Treasury (UST).

Yield curve UST 5-tahun meningkat sebesar 3bp menjadi 3,85%, dan yield curve UST 10-tahun meningkat sebesar 4bp menjadi 4,33%.

Di sisi lain, Credit Default Swap (CDS) 5-tahun Indonesia turun sebesar 1bp menjadi 68bp.

Dibandingkan minggu sebelumnya, yield curve UST 10-tahun meningkat sebesar 6bp.

Pada periode yang sama, CDS 5-tahun Indonesia mencatatkan penurunan sebesar 7bp dan Rupiah menguat terhadap US$ sebesar 0,76%.

Walau kondisi indikator mixed, yield curve SUN 10-tahun masih mencatatkan penurunan mingguan sebesar 2bp menjadi 6,39%.

Dari eksternal, per hari Senin (18/8), yield curve UST kembali melanjutkan peningkatan.

Yield curve UST 5-tahun dan 10-tahun masing-masing meningkat sebesar 1bp dari posisinya di hari Jumat menjadi 3,86% dan 4,34%.

Sementara itu, CDS 5-tahun Indonesia melanjutkan penurunan sebesar 2bp menjadi 66bp.

Berdasarkan data Bloomberg, Rupiah melemah 0,18% terhadap US$ menjadi Rp16.198/US$ di hari Senin (18/8).

Para market participant menanti hasil RDG BI yang dijadwalkan pada tanggal 19-20 Agustus 2025.

“Dengan mempertimbangkan kondisi pasar di atas, BNI Sekuritas melihat demand terhadap instrumen SBN berdenominasi Rupiah akan stabil. BNI Sekuritas memperkirakan weekly range untuk yield SUN 10-tahun pada periode 18 – 22 Agustus di kisaran 6,33-6,52%. Berdasarkan valuasi yield curve, BNI Sekuritas memperkirakan bahwa obligasi berikut akan menarik bagi para investor: FR0085, FR0096, FR0065, FR0068,” sebut Head of Fixed Income Research BNI Sekuritas, Amir Dalimunthe dalam riset Selasa (19/8).