
Beritamu.co.id – Riset harian fixed income BNI Sekuritas menyebutkan, harga Surat Utang Negara (SUN) mengalami penguatan pada sesi perdagangan akhir pekan lalu.
Berdasarkan data dari PHEI, yield SUN Benchmark 5-tahun (FR0104) turun sebesar 8 basis poin (bp) ke level 6,51%, dan yield SUN Benchmark 10-tahun (FR0103) turun sebesar 5 bp ke level 6,87%.
Data Bloomberg menunjukkan yield curve SUN 10-tahun (GIDN10YR) turun sebesar 3 bp ke level 6,88%.
Volume transaksi SBN secara outright tercatat sebesar Rp20,1 triliun di hari Jumat, lebih rendah dari volume transaksi di hari sebelumnya yang tercatat sebesar Rp22,9 triliun.
FR0103 dan FR0104 menjadi dua seri teraktif di pasar sekunder, dengan volume transaksi masing – masing sebesar Rp6,1 triliun dan Rp2,9 triliun.
Sementara itu, volume transaksi obligasi korporasi secara outright tercatat sebesar Rp2,0 triliun.
Laporan Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah oleh Bank Indonesia (BI) menunjukkan beli neto oleh investor asing sebesar Rp4,14 triliun berdasarkan data transaksi untuk periode 14 – 15 Mei 2025.
Flow tersebut terdiri dari beli neto sebesar Rp4,52 triliun di pasar saham, beli neto sebesar Rp1,14 triliun di pasar SRBI (Sertifikat Rupiah Bank Indonesia), serta jual neto sebesar Rp1,52 triliun di pasar SBN.
Berdasarkan data setelmen per 15 Mei 2025, selama tahun 2025 nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp52,53 triliun di pasar saham dan sebesar Rp20,54 triliun di SRBI, serta beli neto sebesar Rp29,1 triliun di pasar SBN.
Data Bloomberg menunjukkan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS menguat 0,51%, bergerak dari level Rp16.529/US$ di hari Kamis menjadi Rp16.445/US$ di hari Jumat.
Dari eksternal, Indikator global per posisi Jumat menunjukkan sentimen yang cenderung sedikit positif bagi pasar obligasi, terlihat dari penurunan yield US Treasury (UST) dan level Credit Default Swap (CDS) Indonesia.
Yield curve UST 5-tahun turun tipis sebesar 1bp menjadi 4,06%, dan yield curve UST 10-tahun turun sebesar 2bp menjadi 4,43%.
Sementara itu, CDS 5-tahun Indonesia turun sebesar 1bp menjadi 83bp.
Secara week-over-week, yield curve UST 10-tahun meningkat sebesar 8bp. Namun, CDS 5-tahun Indonesia turun sebesar 8bp dibandingkan level minggu sebelumnya dan Rupiah juga menguat sebesar 0,45% terhadap US$.
Dengan sentimen yang cenderung mixed di atas, yield curve SUN 10-tahun (GIDN10YR) mencatatkan peningkatan mingguan sebesar 2bp menjadi 6,88%.
Faktor lain yang dapat berpengaruh terhadap sentimen pasar adalah rating action Moody’s terhadap Amerika Serikat (AS).
Moody’s menurunkan sovereign credit rating AS dari Aaa menjadi Aa1 pada 16 Mei 2025, dengan alasan memburuknya indikator fiskal secara berkelanjutan dan meningkatnya beban pembayaran utang.
Moody’s menyoroti bahwa tanpa reformasi yang signifikan, defisit anggaran federal AS diperkirakan akan mencapai hampir 9% dari PDB pada tahun 2035, sementara rasio utang terhadap PDB dapat melonjak hingga 134%.
Moody’s juga mencatat bahwa pembayaran bunga bisa menyerap hingga 30% dari penerimaan federal pada saat itu, yang mempengaruhi keterjangkauan utang pemerintah AS dibandingkan dengan peers yang masih memegang credit rating tertinggi.
Meskipun demikian, prospek peringkat direvisi menjadi stabil, mencerminkan kekuatan kelembagaan AS yang tetap kokoh serta dominasi global Dolar AS.
Penurunan rating AS tersebut menandai hilangnya peringkat AAA terakhir yang masih dimiliki oleh Amerika Serikat di antara tiga lembaga pemeringkat utama.
S&P lebih dulu menurunkan peringkat AS menjadi AA+ pada tahun 2011 setelah ketegangan terkait debt ceiling, diikuti oleh Fitch pada tahun 2023.
Dengan langkah dari Moody’s ini, ketiga lembaga kini secara bersamaan menempatkan AS di bawah kategori peringkat tertinggi untuk pertama kalinya dalam sejarah modern.
“Dengan mempertimbangkan kondisi pasar di atas, BNI Sekuritas melihat adanya potensi pergerakan sideways pada harga dan yield instrumen SBN berdenominasi Rupiah. BNI Sekuritas memperkirakan weekly range untuk yield SUN 10-tahun pada periode 19 – 23 Mei di kisaran 6.79-6.99%. Berdasarkan valuasi yield curve, BNI Sekuritas memperkirakan bahwa obligasi berikut akan menarik bagi para investor: FR0094, FR0052, FR0065, FR0100, FR0103,” sebut Head of Fixed Income Research BNI Sekuritas, Amir Dalimunthe dalam riset Senin (19/5).
https://pasardana.id/news/2025/5/19/analis-market-1952025-ada-potensi-pergerakan-sideways-pada-harga-dan-yield-sbn-berdenominasi-rupiah/