
Beritamu.co.id – Riset harian Kiwoom Sekuritas menyebutkan, Saham global jatuh pada hari Rabu (16 April 2025) menyusul larangan ekspor baru AS atas penjualan chip AI ke China dan ketidakpastian tarif yang sedang berlangsung, menyeret turun saham Teknologi.
Sementara itu, Emas diperdagangkan pada rekor tertinggi dan Dolar AS melemah lebih lanjut. Washington memberlakukan persyaratan lisensi ekspor baru untuk chip AI Nvidia H20 dan AMD MI308 ke China.
Nvidia memperingatkan langkah itu akan merugikan mereka $5,5 miliar, membuat sahamnya turun hampir 7%. MSCI World Index turun sekitar 1,5%.
Dari perspektif data makro, Penjualan Ritel AS melonjak pada bulan Maret, didorong oleh peningkatan pembelian mobil menjelang penegakan tarif.
Namun, belanja konsumen untuk barang-barang diskresioner melemah, mencerminkan kekhawatiran ekonomi yang lebih luas.
SENTIMEN PASAR: Pasar terguncang setelah Gedung Putih merilis lembar fakta yang menunjukkan tarif impor China dapat mencapai hingga 245%—jauh lebih tinggi dari asumsi pasar sebesar 145%. Gedung Putih kemudian mengklarifikasi bahwa tarif 245% bukanlah hal baru, melainkan rincian tarif yang ada termasuk: tarif timbal balik 125%, tarif terkait fentanil 20%, tarif Bagian 301 berkisar antara 7,5% hingga 100%. Kebingungan tersebut menyoroti kompleksitas kebijakan tarif AS terbaru terhadap Tiongkok. Sentimen semakin terpukul oleh pernyataan agresif dari Ketua Fed Jerome Powell, yang menyatakan inflasi masih “terlalu tinggi” dan bahwa Fed tidak akan terburu-buru memangkas suku bunga. Harapan untuk pemangkasan suku bunga pada bulan Juni memudar, menghidupkan kembali prospek suku bunga “lebih tinggi untuk jangka panjang”. Selain itu, mantan Presiden Donald Trump pada hari Selasa memerintahkan penyelidikan terhadap potensi tarif baru pada impor mineral penting, serta peninjauan tarif yang ada pada farmasi dan chip. Sebagai tanggapan, Tiongkok memerintahkan maskapai penerbangannya untuk menghentikan pengiriman pesawat Boeing, yang menandakan sikap negosiasi yang alot.
PENDAPATAN TETAP DAN MATA UANG: Komentar Powell mendorong imbal hasil Treasury AS 10 tahun mendekati 4,7%, yang mencerminkan ekspektasi pasar akan suku bunga tinggi yang berkepanjangan.Dolar AS menguat terhadap mata uang utama, memperkuat perannya sebagai aset safe haven di tengah meningkatnya ketidakpastian geopolitik dan kekhawatiran ekonomi. Mata uang pasar berkembang mengalami tekanan akibat arus keluar modal dan memburuknya sentimen risiko.
PASAR EROPA & ASIA: Saham-saham Eropa jatuh, dengan Indeks STOXX 600 turun 0,2%, terseret oleh penurunan saham-saham teknologi. Inflasi Inggris mencapai 2,6% YoY pada bulan Maret, sedikit di bawah ekspektasi 2,7%, sementara CPI Zona Euro tercatat 2,2% YoY, sesuai dengan perkiraan tetapi melanjutkan tren penurunannya. Indeks MSCI Asia-Pasifik ex-Jepang turun 0,8%, mengakhiri kenaikan empat hari berturut-turut. Saham-saham unggulan Tiongkok naik tipis 0,3% karena investor mencerna angka PDB Q1 yang solid sebesar 5,4% YoY, mengalahkan konsensus 5,2%. Namun, Indeks Hang Seng Hong Kong anjlok 1,9%. Gedung Putih menyatakan bahwa Trump terbuka terhadap kesepakatan perdagangan dengan Tiongkok, tetapi menekankan Beijing harus mengambil langkah pertama.
KOMODITAS: Emas melonjak ke rekor tertinggi baru, dengan harga spot mencapai $3.283,63/oz dan harga berjangka Juni mencapai $3.299,52/oz, karena modal mengalir ke aset safe-haven. Harga minyak naik hampir 2% ke level tertinggi dua minggu di tengah kekhawatiran pasokan global setelah AS memberlakukan sanksi baru pada importir Tiongkok minyak Iran. Brent ditutup naik 1,8% pada $65,85/bbl. WTI naik 1,9% menjadi $62,47/bbl. OPEC mengumumkan bahwa negara-negara seperti Irak dan Kazakhstan akan melakukan pemotongan produksi lebih lanjut untuk mengimbangi kelebihan pasokan sebelumnya. Meningkatnya ketegangan perdagangan AS-Tiongkok meningkatkan risiko perlambatan ekonomi, yang melemahkan prospek permintaan minyak. Sementara itu, IEA memperkirakan pertumbuhan permintaan minyak global pada tahun 2025 akan menjadi yang terendah sejak pandemi 2020. AS juga menargetkan kilang minyak kecil buatan China dalam sanksi baru, menuduhnya membeli minyak Iran senilai $1 miliar, sebagai bagian dari dorongan Trump untuk mengurangi ekspor minyak Iran menjadi nol.
Data Ekonomi Utama yang Dinantikan Hari Ini:
1.Keputusan Suku Bunga ECB: Pasar mengharapkan penurunan menjadi 2,4% dari 2,65%
2.Data Perumahan AS: Izin Bangunan & Pembangunan Perumahan (Mar), dan Klaim Pengangguran Awal Mingguan
Di sisi lain, diperdagangan kemarin (16/4), Indeks Harga Saham Gabungan turun 41,6 poin / -0,65% menjadi 6.400, tepat berada di garis tren support dari saluran tren turun yang baru-baru ini ditembus.
Menyikapi beragam kondisi tersebut, analis Kiwoom Sekuritas menganggap kemunduran ini wajar selama indeks bertahan di atas 6.350–6.300.
Adapun Penjualan Bersih Asing tercatat sebesar Rp 386 miliar (Pasar Reguler). Rupiah tetap berada di sekitar Rp 16.800 / USD.
“Dengan pasar tutup besok untuk liburan Paskah, kami sarankan untuk bersikap Wait and See,” sebut analis Kiwoom Sekuritas dalam riset Kamis (17/4).
https://pasardana.id/news/2025/4/17/analis-market-1742025-wait-and-see/