Home Bisnis MARKET ANALIS MARKET (14/4/2025): Ada Potensi Meningkatnya Volatilitas SBN Berdenominasi Rupiah

ANALIS MARKET (14/4/2025): Ada Potensi Meningkatnya Volatilitas SBN Berdenominasi Rupiah

4
0

Beritamu.co.id – Riset harian fixed income BNI Sekuritas menyebutkan, harga Surat Utang Negara (SUN) ditutup melemah pada sesi perdagangan sebelumnya (11/4).

Berdasarkan data dari PHEI, yield SUN Benchmark 5-tahun (FR0104) meningkat tipis sebesar 1 basis poin (bp) menjadi 6,85%, dan yield SUN Benchmark 10-tahun (FR0103) meningkat sebesar 3bp menjadi 7,04%.

Data Bloomberg menunjukkan yield curve SUN 10-tahun (GIDN10YR) meningkat sebesar 3bp menjadi 7,07%.

Sedangkan volume transaksi SBN secara outright tercatat sebesar Rp11,9 triliun di hari Jumat, lebih rendah dari volume transaksi di hari sebelumnya yang tercatat sebesar Rp17,0 triliun.

FR0079 dan FR0103 menjadi dua seri teraktif di pasar sekunder, dengan volume transaksi masing – masing sebesar Rp1,3 triliun dan Rp1,1 triliun.

Sementara itu, volume transaksi obligasi korporasi secara outright tercatat sebesar Rp2,9 triliun.

Laporan Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah oleh Bank Indonesia (BI) menunjukkan jual neto oleh investor asing sebesar Rp24,04 triliun berdasarkan data transaksi untuk periode 8-10 April 2025.

Flow tersebut terdiri dari jual neto sebesar Rp7,84 triliun di pasar SBN, Rp5,73 triliun di pasar saham, dan Rp10,47 triliun di pasar Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

Berdasarkan data setelmen per 10 April 2025, selama tahun 2025 nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp32,48 triliun di pasar saham, beli neto Rp13,05 triliun di pasar SBN dan beli neto Rp7,11 triliun di SRBI.

Data Bloomberg menunjukkan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS menguat 0,16%, bergerak dari level Rp16.823/US$ pada hari Kamis menjadi Rp16.796/US$ kemarin.

Baca Juga :  TBIG Tetapkan Rasio Pembayaran Dividen Tahun Buku 2022 Sentuh 48,9 Persen

Dari eksternal, indikator global menunjukkan sentimen yang cenderung negatif per hari Jumat, tercermin dari peningkatan yield US Treasury (UST).

Yield curve UST 5-tahun meningkat sebesar 11bp menjadi 4,15% dan yield curve UST 10-tahun meningkat sebesar 8bp menjadi 4,48%.

Sementara itu, Credit Default Swap (CDS) 5-tahun Indonesia turun sebesar 3bp menjadi 112bp.

Secara week-over-week, yield curve UST 10-tahun meningkat sebesar 47bp, dan CDS 5-tahun Indonesia meningkat 6bp.

Sementara Rupiah melemah sebesar 0,86% terhadap US$.

Pada lelang SRBI tanggal 11 April 2025, BI menetapkan rata-rata tertimbang untuk tenor 12-bulan sebesar 6,74%, 31bp lebih tinggi dibandingkan lelang sebelumnya tanggal 21 Maret sebesar 6,43%.

Walau indikator-indikator tersebut menunjukkan sentimen yang negatif, yield curve SUN 10-tahun (GIDN10YR) mencatatkan peningkatan yang relatif lebih terbatas, hanya sebesar 7bp menjadi 7,07%.

“Dengan mempertimbangkan kondisi pasar yang didiskusikan di atas, BNI Sekuritas melihat adanya potensi meningkatnya volatilitas pada yield instrumen SBN berdenominasi Rupiah. BNI Sekuritas memperkirakan weekly range untuk yield SUN 10-tahun pada periode 14-18 April di kisaran 7,00-7,28%. Berdasarkan valuasi yield curve, BNI Sekuritas memperkirakan bahwa obligasi berikut akan menarik bagi para investor: FR0094, FR0096, FR0100, FR0088,” sebut Head of Fixed Income Research BNI Sekuritas, Amir Dalimunthe dalam riset Senin (14/4).


https://pasardana.id/news/2025/4/14/analis-market-1442025-ada-potensi-meningkatnya-volatilitas-sbn-berdenominasi-rupiah/

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here