Beritamu.co.id – Riset harian fixed income BNI Sekuritas menyebutkan, harga Surat Utang Negara (SUN) ditutup menguat pada sesi perdagangan kemarin (26/3).
Berdasarkan data dari PHEI, yield SUN Benchmark 5-tahun (FR0104) turun sebesar 13 basis poin (bp) menjadi 6,84%, dan yield SUN Benchmark 10-tahun (FR0103) turun sebesar 6bp menjadi 7,14%.
Data Bloomberg menunjukkan yield curve SUN 10-tahun (GIDN10YR) turun sebesar 8bp menjadi 7,13%.
Level yield curve SUN 10-tahun saat ini masih in line dengan estimated range di minggu ini, yaitu di kisaran 6,97-7,26%.
Sedangkan volume transaksi SBN secara outright traded tercatat sebesar Rp19,1 triliun kemarin, lebih rendah dari volume transaksi di hari sebelumnya yang tercatat sebesar Rp26,1 triliun.
FR0104 dan FR0103 menjadi dua seri teraktif di pasar sekunder, dengan volume transaksi masing – masing sebesar Rp5,3 triliun dan Rp3,0 triliun.
Sementara itu, volume transaksi obligasi korporasi secara outright tercatat sebesar Rp6,4 triliun.
Di sisi lain, data Bloomberg menunjukkan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS menguat 0,14%, bergerak dari level Rp16.612/US$ di hari Selasa menjadi Rp16.588/US$ di hari Rabu.
Dari eksternal, Indikator global per Kamis (27/3) pagi ini menunjukkan sentimen yang cenderung negatif, tergambar dari sedikit peningkatan pada yield US Treasury (UST).
Yield curve UST 5-tahun meningkat tipis sebesar 1bp menjadi 4,08%, dan yield curve UST 10-tahun meningkat sebesar 4bp menjadi 4,35%.
Di sisi lain, Credit Default Swap (CDS) 5-tahun Indonesia turun tipis sebesar 1bp menjadi 92bp.
“Dengan mempertimbangkan kondisi pasar yang didiskusikan di atas, BNI Sekuritas melihat adanya potensi peningkatan volatilitas harga dan yield dari instrumen SBN berdenominasi Rupiah. Berdasarkan valuasi yield curve, BNI Sekuritas memperkirakan bahwa obligasi berikut akan menarik bagi para investor: FR0086, FR0094, FR0087, FR0091,” sebut Head of Fixed Income Research BNI Sekuritas, Amir Dalimunthe dalam riset Kamis (27/3).
https://pasardana.id/news/2025/3/27/analis-market-2732025-ada-potensi-peningkatan-volatilitas-harga-dan-yield-sbn-berdenominasi-rupiah/
