
Beritamu.co.id – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melakukan sosialisasi Warehouse Management System (WMS) sebagai sistem informasi Cold Storage. Langkah ini sebagai bentuk upaya mendeteksi sebaran ikan di Indonesia.
WMS menjadi salah satu pendukung program hilirisasi, makan bergizi gratis (MBG), hingga swasembada pangan.
“WMS menjadi basis data ketika kita bicara stok ikan secara realtime yang dibutuhkan bukan hanya bagi konsumen tapi juga industri,” kata Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Budi Sulistiyo, dalam keterangan tertulisnya, Minggu (26/1).
Budi menyampaikan, gudang beku merupakan hal krusial untuk menjaga ketersediaan dan memastikan mutu produk. Pasalnya, ikan merupakan perishable food atau pangan mudah rusak memerlukan penangananan khusus.
Budi juga mendorong pengelola gudang beku untuk mengurus Sertifikat Kelayakan Pengolahan (SKP).
“Jadi bisa dibilang gudang beku ikan adalah gudang protein karena bisa mempertahankan mutu ikan,” ujarnya.
Selain itu, WMS juga telah diintegrasikan dengan perangkat internet of think (IoT) dan aplikasi. Direktur Logistik Ditjen PDSPKP, Berny A Subki mengatakan, gudang beku yang menerapkan WMS bisa dipantau keterisiannya secara real time sekaligus dilihat turn over ikan yang keluar-masuk baik harian, bulanan hingga tahunan.
Disebutkan Benny, WMS juga menjadi bagian dari sistem ketertelusuran dan logistik ikan nasional (STELINA).
“Ini yang kami kembangkan untuk memperluas trading ikan dan meningkatkan efisiensi operasional,” ujar Berny.
Dalam forum sosialisasi, Berny menjabarkan ada 2.110 gudang beku, khususnya untuk produk perikanan yang tersebar di seluruh Indonesia dengan total kapasitas mencapai 813.966 ton. Dari jumlah tersebut, saat ini baru terdata 113 gudang beku yang telah menerapkan WMS.
“Tentu melalui forum ini kami mengajak pengelola gudang beku untuk menerapkan WMS dalam rangka pemanfaatan pangan biru mendukung program prioritas Presiden RI,” tukas Berny.
Ketua Koperasi Nelayan Saruma Pesisir Jaya, Ibnu M Soleman mengapresiasi sistem informasi pengelolaan cold storage (SIP-CS) berbasis WMS yang diinisasi KKP. Sebagai salah satu koperasi pengelola gudang beku, Ibnu memastikan anggotanya telah menerapkan sistem tersebut.
“Alhamdulillah WMS membantu kelancaran usaha koperasi, khususnya dalam proses penanganan hasil produksi yang diperoleh,” kata Ibnu.
Sementara Wading Riana, penerap SIP-CS berbasis WMS lainnya, menuturkan Koperasi Mina Muara Sejahtera telah melayani 716 anggota aktif, serta mengelola cold storage berkapasitas 10 ton untuk memenuhi pasar lokal dan Unit Pengolah Ikan (UPI) kapasitas 120 ton yang ditargetkan untuk pasar internasional.
Ekspansi ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan, memperluas pasar, serta memperkuat ketahanan dalam menghadapi tantangan ekonomi ke depan.
Sebagai informasi, Sosialisasi Pelaporan Stok Ikan di Cold Storage berlangsung di Raiser, Cibinong, Bogor, Selasa, 21 Januari lalu yang dihadiri para pelaku usaha gudang beku secara hybrid.
https://pasardana.id/news/2025/1/27/strategi-kkp-amankan-pasokan-ikan-di-tanah-air/