Beritamu.co.id – Riset harian fixed income BNI Sekuritas menyebutkan, Harga Surat Utang Negara (SUN) ditutup melemah pada sesi perdagangan Selasa (26/11) kemarin.
Berdasarkan data dari PHEI, yield SUN Benchmark 5-tahun (FR0101) naik sebesar 6 basis poin ke level 6,81%, dan yield SUN Benchmark 10-tahun (FR0100) naik sebesar 5 basis poin ke level 6,93%.
Selain itu, data Bloomberg menunjukkan yield curve SUN 10-tahun (GIDN10YR) naik sebesar 2 basis poin menjadi 6,93%.
Level yield curve SUN 10-tahun saat ini masih in line dengan estimated range kami minggu ini, yaitu di kisaran 6,77%-7,05%.
Sedangkan volume transaksi SBN secara outright tercatat sebesar Rp28,7 triliun kemarin, lebih tinggi dari volume transaksi di hari sebelumnya yang tercatat sebesar Rp11,5 triliun.
FR0103 dan FR0059 menjadi dua seri teraktif di pasar sekunder, dengan volume transaksi masing – masing sebesar Rp7,9 triliun dan Rp2,9 triliun.
Sementara itu, volume transaksi obligasi korporasi secara outright tercatat sebesar Rp5,1 triliun.
Data DJPPR menunjukkan total incoming bid pada lelang SUN Selasa lalu mencapai Rp29,1 triliun, lebih rendah dibandingkan lelang SUN sebelumnya yang mencapai Rp37,4 triliun.
Dari kedelapan seri yang ditawarkan, Pemerintah menetapkan total amount awarded sebesar Rp20,3 triliun, sedikit di bawah target indikatif Rp22 triliun.
Di sisi lain, data Bloomberg menunjukkan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS melemah 0,34%, bergerak dari level Rp15.881/US$ di hari Senin menjadi Rp15.935/US$.
Dari eksternal, US Bureau of Economic Analysis melaporkan bahwa pada bulan Oktober 2024 personal consumption expenditures price index (PCE Price Index) meningkat sebesar 0,2%.
Secara year-on-year, laju peningkatan PCE Price Index tercatat sebesar 2,3%, lebih cepat dibandingkan laju 2,1% pada September sebelumnya.
Indikator global per pagi ini menunjukkan sentimen yang cenderung positif bagi pasar obligasi.
Yield curve US Treasury (UST) 5-tahun turun sebesar 6bp menjadi 4,11%, dan yield curve UST 10-tahun turun sebesar 5bp menjadi 4,25%.
Sementara itu, Credit Default Swap (CDS) 5-tahun Indonesia meningkat sebesar 1bp menjadi 75bp.
“Dengan mempertimbangkan kondisi pasar yang didiskusikan di atas, BNI Sekuritas melihat adanya potensi peningkatan volatilitas harga dan yield instrumen SBN berdenominasi Rupiah. Berdasarkan valuasi yield curve, BNI Sekuritas memperkirakan bahwa obligasi berikut akan menarik bagi para investor: FR0073, FR0074, FR0068, FR0080, FR0103, FR0098,” sebut Amir Dalimunthe selaku Head of Fixed Income Research BNI Sekuritas, dalam riset Kamis (28/11).
https://pasardana.id/news/2024/11/28/analis-market-28112024-ada-potensi-peningkatan-volatilitas-harga-dan-yield-sbn-berdenominasi-rupiah/
Beritamu.co.id - PT Bank Syariah Indonesia, Tbk (BSI) (IDX: BRIS) terus mendorong peningkatan penjualan…
Beritamu.co.id - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah menerbitkan Keputusan Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan…
Beritamu.co.id - Harga Bitcoin mencatat lonjakan yang signifikan pada November 2024, dengan kenaikan lebih…
Beritamu.co.id - Indeks Nikkei 225 di Bursa Efek Tokyo, Jepang, naik 214,09 poin, atau…
Beritamu.co.id - Riset harian FAC Sekuritas menyebutkan, pada perdagangan kemarin (26/11), IHSG ditutup melemah…
Beritamu.co.id - Riset harian Kiwoom Sekuritas menyebutkan, di perdagangan sebelumnya, IHSG ditutup melemah -0,93%…