Beritamu.co.id – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan, hingga posisi September 2024, penyaluran kredit UMKM perbankan tercatat sebesar Rp1.495,94 triliun.
Angka ini tumbuh positif yaitu sebesar 5,04% (yoy), meningkat dibandingkan posisi Agustus 2024 yang sebesar 4,42% (yoy).
Meski demikian, pertumbuhan tersebut lebih rendah dibandingkan September 2023 yang sebesar 8,34% (yoy).
Adapun NPL (non performing loan) relatif terjaga, yakni sebesar 4,00%.
Sementara itu, pertumbuhan kredit UMKM pada Himbara di posisi September 2024 tercatat sebesar 4,24% (yoy), meningkat dibandingkan posisi Agustus 2024 yang sebesar 3,08% (yoy).
Menanggapi hal ini, Dian Ediana Rae selaku Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan (KEPP) OJK menyebutkan, pertumbuhan kredit termasuk sektor UMKM saat ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti kondisi makro-ekonomi, antara lain; tingkat pertumbuhan ekonomi dan daya beli masyarakat, serta dinamika global termasuk situasi geopolitik yang berpengaruh pada berbagai aspek perekonomian domestik.
“Tren pertumbuhan UMKM memang cenderung melambat, sejalan dengan risiko kredit UMKM yang meningkat ditandai dengan NPL yang lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya (Sep-23: 3,88% dan Sep-24: 4%). Kondisi tersebut menyebabkan perbankan lebih berhati-hati (prudent) ketika akan menyalurkan kredit kepada pelaku UMKM,” ungkapnya, seperti dilansir dalam keterangan tertulis, baru-baru ini.
Dijelaskan, berdasarkan segmen, pertumbuhan kredit UMKM yang melambat utamanya pada segmen mikro yang tumbuh 4,77% (yoy) dari 25,69% (yoy) pada Sep-23, namun secara porsi masih stabil di kisaran 44% dari total kredit UMKM.
Meskipun pertumbuhannya melambat, risiko kredit pada segmen mikro justru lebih baik dengan rasio NPL yang lebih rendah dibandingkan segmen kecil dan menengah (mikro: 3,25%, kecil: 4,22%, dan menengah: 5,17%).
Adapun risiko kredit UMKM saat ini masih cukup tinggi dibandingkan kredit non-UMKM mengingat pelaku UMKM didominasi oleh masyarakat kelas menengah ke bawah serta kecenderungan perekonomian saat ini mengarah pada capital intensive seiring dengan pemanfaatan teknologi informasi pada berbagai aspek bisnis.
“Selain itu, masuknya produk impor ilegal yang biasanya menawarkan harga lebih murah juga memberikan tekanan terhadap bisnis UMKM,” ujar Dian.
Menurut Dian, meskipun hingga September 2024 masih terdapat tantangan dalam penyaluran kredit kepada UMKM, Himbara dan Perbankan lainnya tetap optimis dan mendukung upaya Pemerintah untuk dapat meningkatkan penyaluran kredit kepada pelaku UMKM secara sehat dan berkesinambungan, sebagaimana secara historis telah secara konsisten dilakukan.
Hal tersebut antara lain dilakukan melalui dorongan inklusi keuangan dengan perluasan jaringan Laku Pandai serta konsistensi pelaksanaan program Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang merupakan insentif aktivitas pembiayaan terhadap debitur UMKM untuk mendorong pertumbuhan usaha.
“Dengan proyeksi ekonomi Indonesia yang akan semakin membaik ke depannya, disertai dengan kondisi politik yang stabil, tentunya diharapkan dapat membawa dampak positif pada aktivitas bisnis UMKM dan pergerakan ekonomi masyarakat, sehingga pada gilirannya kredit UMKM juga akan mampu tumbuh secara berkelanjutan,” jelas Dian.
Selanjutnya pada tahun mendatang, lanjut Dian, dukungan Industri Perbankan terhadap pertumbuhan UMKM dinilai tetap akan optimis yang tercermin dari proyeksi rencana bisnis yang meningkat setiap tahunnya.
Lebih lanjut disampaikan, perlambatan pertumbuhan kredit UMKM saat ini juga tidak terlepas kondisi dunia usaha yang masih dalam tahap recovery pasca era Covid-19.
Selain itu, angka pertumbuhan kredit UMKM yang lebih rendah dari tahun sebelumnya juga turut dipengaruhi adanya pelunasan fasilitas oleh pelaku UMKM dan hapus buku yang dilakukan oleh Bank penyalur kredit UMKM.
Menurutnya, berbagai pihak, termasuk Pemerintah, OJK, perbankan, maupun stakeholders lainnya, juga terus memberikan berbagai dukungan dalam mendorong pertumbuhan UMKM yang merupakan salah satu aspek penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
“OJK akan terus mendukung upaya Pemerintah untuk dapat mengembangkan serta menguatkan sektor UMKM. OJK juga akan mendorong Perbankan untuk dapat menyalurkan kredit UMKM yang merupakan pilar pemerataan pembangunan, dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian dan tata kelola yang baik,” tandasnya.
https://pasardana.id/news/2024/11/16/tren-pertumbuhan-kredit-umkm-cenderung-melambat-ojk-dipengaruhi-banyak-faktor/
Beritamu.co.id – Sinar Mas Land melalui Digital Hub dan Living Lab Ventures (LLV) sukses…
Beritamu.co.id – Harga Bitcoin terus melambung melewati level USD 93,000, dengan kapitalisasi pasar menembus…
Beritamu.co.id - PT Digital Mediatama Maxima Tbk (IDX: DMMX) dengan bangga memperkenalkan solusi ritel…
Beritamu.co.id – Hingga Jumat (15/11/2024) sejumlah bandara dan penerbangan di sekitar wilayah erupsi Gunung…
Beritamu.co.id – Menteri Perdagangan (Mendag), Budi Santoso melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Keberlanjutan dan…
Beritamu.co.id – Sebagai upaya meningkatkan pertumbuhan investor saham syariah serta memberikan apresiasi kepada stakeholders…